Urutkan
Vania N
06 Agustus 2024 15:28
1
Celsy K
06 Agustus 2024 14:18
2
Celsy K
06 Agustus 2024 11:50
8
Syaidatun N
05 Agustus 2024 10:56
5
Ramakuyy R
05 Agustus 2024 08:18
4
Gambar rekonstruksi dokumentatif yang dijalin padat tanpa banyak tuturan sejak demonstrasi, penculikan, adegan di ruang pengadilan memang terasa berjejalan dan melelahkan. Akan tetapi, Slamet mampu memancing penonton untuk bertahan di tempat duduk guna megetahui akhir cerita.
Dalam paragraf tersebut, penulis mengemukakan ....
133
4.5
(1) Belum habis katanya, ia sudah menyimpang mendekati kembang setahun itu. (2) Sambil menunjuk membelai-belai bunga yang segar-segar itu, ia berkata, “Bagaimana engkau tersesat di tengah-tengah rimba ini? Siapakah yang menanammu di sini?” (3) Yusuf datang mendekat pula, “Tentulah ada orang membawa kembang setahun kemari, terjatuh atau dibuangkannya di sini setangkai yang sudah tua.” (4) “Bagus benar, bagus benar,” ujar Maria, tiada memperdulikan kata Yusuf, belum puas rupanya mengucapkan kekagumannya melihat kembang itu. (5) “Kalau kita di Jakarta, tentu saya cabut sekaliannya akan ditanam di rumah.” (6) “Tidak usah engkau cabut, ambil saja kembangnya yang tua. Cukuplah itu ditanami!”
Pembuktian latar tempat di hutan dalam kutipan tersebut terdapat pada nomor ....
233
4.8
Doktor Mohammad Hatta yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Koperasi Indonesia adalah seorang pemimpin yang berdisiplinan tinggi, tegas, dan taat beragama. Pembawaannya sederhana walaupun ia keturunan berada dan apa yang dikatakannya selalu sesuai dengan perbuatannya.
Bung Hatta lahir tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Pendidikan yang pernah ditempuhnya adalah ELS, MULO, Prins Hendrik School (Sekolah Dagang Belanda), dan Handels Hogeschool (Sekolah Tinggi Perdagangan) di Negeri Belanda hingga tamat.
Pada tahun 1932 Bung Hatta memimpin partai Pendidikan Nasional Indonesia. Karena kegiatan politiknya, Bung Hatta ditangkap dan pada tahun 1935 beliau dibuang ke Banda Neira dan terakhir ke Sukabumi. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1943 Bung Hatta memimpin kantor Pusat Tenaga Rakyat (putera) bersama Bung Karno, Ki Hajar Dewantara, dan K.H Mas Mansyur.
12
4.4
Bacalah kutipan novel berikut!
Dan ajaib, mulai besok kehidupan kami berubah. Esok pagi selepas subuh, lbu mengatakan beberapa hal kepadaku dan Dede. Salah satunya yang paling kuingat dan seketika membuatku berlonjak gembira, aku akan kembali sekolah. Dede juga akan disekolahkan. lbu tersengal haru saat mengatakan itu. Bahkan menangis. Mendekap kami erat.
"Tetapi siapa yang akan membayarnya?"
Aku tersadarkan dari kegembiraan sesaat. Jangankan sekolah, tiga tahun terakhir ini, makan saja kami susah.
"Om Danar...," lbu berkata pelan sambil menyeka sudut matanya. Tersenyum.
Kepala lbu mendongak ke langit-langit rumah kardus kami. Aku tahu kenapa lbu mendongak. lbu menahan air matanya agar tidak tumpah. Mulut Ibu entah membisikkan apa.
Dia benar-benar menjadi malaikat kami. Demi melihat kebahagiaan di rona muka Ibu, malam itu seketika aku berikrar dalam hati. Bersumpah! Dia akan selalu menjadi orang yang paling kuhormati setelah lbu. Selalu.
Dikutip dari: Tere Liye, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2010
Pesan moral dalam kutipan novel tersebut adalah...
81
4.7
Berikut ini yang tidak termasuk unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan yaitu ....
178
4.2
Jelaskan pentingnya surat lamaran dalam upaya mendapatkan pekerjaan!
6
4.7
Konflik yang terdapat dalam kutipan naskah tersebut adalah ...
46
5.0
Masalah yang dinilai dalam penggalan resensi di atas adalah ....
63
4.2
Kalimat simpulan sesuai isi kutipan tersebut adalah ...
51
4.9
Tujuan penulisan artikel tersebut adalah ...
90
4.8
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia