Sistem pendidikan Barat di Indonesia digarap Belanda sejak abad XVIII. Pada akhir abad XIX, sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia semakin banyak. Sistem pendidikan diselenggarakan oleh berbagai elemen, ada yang diselenggarakan oleh kelompok keagamaan dan ada pula yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda sendiri. Sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh kelompok keagamaan lebih menitikberatkan pada pendidikan agama, seperti agama Islam dengan pendidikannya diselenggarakan melalui pesantren. Sementara itu, pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda menekankan pada sistem pendidikan Barat dengan acuan kurikulum.
Sistem persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif, yaitu adanya pemisahan antara sekolah khusus Belanda dan Eropa, seperti Europesche Lagere School (ELS), ada sekolah khusus untuk orang-orang keturunan Tionghoa seperti Hollandsche Chineesche School, dan ada sekolah khusus untuk pribumi, seperti lndlandsche School. Perhatian pada pendidikan semakin tegas tatkala politik etis diberlakukan pada tahun 1911 melalui tokoh liberalnya, Th. van Deventer.
Sebelum politik etis, tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Kebutuhan tenaga terdidik dimaksudkan untuk mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya. Kebijakan politik etis mereorganisasikan serta mengembangkan sekolah-sekolah baru pada semua jenjang pendidikan.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.