Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam ke Nusantara pada umumnya berjalan dengan damai. Oleh karena itu, Islam mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, baik dari kalangan raja, bangsawan, ataupun rakyat biasa. Proses penyebaran awal Islam saat itu yang paling kentara dan merupakan jalur utama penyebaran adalah melalui jalur perdagangan. Menurut Tome Pires, sekitar abad VII sampai abad XVI lalu lintas perdagangan yang melalui Nusantara sangai ramai. Dalam proses ini, pedagang Nusantara dan pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia) bertemu dan saling bertukar pengaruh. Sebagian dari pedagang ini tinggal di wilayah dekat pantai, yang disebut Pekojan. Lama-lama jumlah mereka semakin banyak, demikian juga pengaruh Islam di tempat tinggal mereka. Hal ini juga yang menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara seperti Bone, Banjar, Banten, Demak, Cirebon, Samudra Pasai, Ternate, Tidore, Bacan, dan Deli selalu berawal dari wilayah pesisir. Para pedagang dari luar menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan-lahan masuk ke lingkaran pusat istana.
Ketika raja-raja dan para bangsawan memeluk Islam, rakyatnya dengan mudah mengikuti. Setelah masuk Islam, baik rakyat biasa, pedangan Nusantara maupun anggota keluarga istana, ikut menyebarkan Islam ke kota-kota pelabuhan dan pesisir lain. Sementara itu, karatertistik kultur pesisir yang mudah menerima serta terbuka terhadap hal-hal baru merupakan faktor lain yang memudahkan penyebaran agama dan kebudayaan Islam.
Berdasarkan penjelasan di atas, jalur perdagangan merupakan jalur utama masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia) banyak menetap di wilayah pantai atau wilayah pesisir. Para pedagang dari luar ini menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan-lahan masuk ke lingkaran pusat istana. Ketika raja-raja dan para bangsawan memeluk Islam, rakyatnya dengan mudah mengikuti. Hal ini juga yang menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara selalu berawal dari wilayah pesisir, karena adanya kontak langsung adipati wilayah sekitar dengan para pedagang dari luar yang ternyata berdagang sambil menyebarkan agama Islam juga.