Reaksi disproporsionasi adalah reaksi yang reduktor dan oksidatornya sama; sedangkan reaksi komproporsionasi adalah reaksi yang hasil oksidasi dan hasil reduksinya sama. Untuk menentukan jenis reaksi, tentukan perubahan bilangan oksidasinya dahulu.
Pada soal, kemungkinan unsur I mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus karena:
- ada molekul diatomik I2
- unsur S selalu berada dalam bentuk sulfat
- unsur K selalu memiliki bilangan oksidasi +1, kecuali pada unsur bebas
- unsur O selalu memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali pada O2, peroksida, dan superoksida.
- unsur H selalu memiliki bilangan oksidasi +1, kecuali pada H2 dan hidrida.
Penentuan bilangan oksidasi:
Unsur I:
Ruas kiri:
(1×biloks K)+(1×biloks I)(1×+1)+biloks Ibiloks I+1biloks Ibiloks I=====biloks total000−1−1
Untuk mempermudah, buat reaksi ionisasinya.
KIO3→K++IO3−
Maka, bilangan oksidasi I dalam ion IO3− adalah:
(1×biloks I)+(3×biloks O)biloks I+(3×−2)biloks I−6biloks Ibiloks I=====biloks total−1−1−1+6+5
Ruas kanan:
Merupakan molekul diatomik sehingga bilangan oksidasi I = 0.
Maka, dapat ditentukan:
5KI−1+KI+5O3+3H2SO4→3K2SO4+3I02+3H2O
- Oksidator = zat pereaksi yang mengalammi reduksi. Pada reaksi, KIO3 merupakan oksidator.
- Reduktor = zat pereaksi yang mengalami oksidasi. Pada reaksi, KI merupakan reduktor.
- Hasil oksidasi = I2
- Hasil reduksi = I2
Karena hasil oksidasi dan hasil reduksinya sama, berarti reaksi ini tergolong reaksi komproporsionasi.
Jadi, reaksi ini tergolong reaksi konproporsionasi.