Iklan

Iklan

Pertanyaan

Masa jabatan Presiden Abdurrahman Wahid di Indonesia tidak berlangsung lama. Mengapa demikian?

Masa jabatan Presiden Abdurrahman Wahid di Indonesia tidak berlangsung lama. Mengapa demikian?

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban dari soal tersebut adalah karena banyak gagasan dari Presiden Abdurrahman Wahid yang kontroverisal serta ketidakharmonisan antara Presiden Abdurrahman Wahid dengan pejabat-pejabat terutama DPR dan MPR.

jawaban dari soal tersebut adalah karena banyak gagasan dari Presiden Abdurrahman Wahid yang kontroverisal serta ketidakharmonisan antara Presiden Abdurrahman Wahid dengan pejabat-pejabat terutama DPR dan MPR.

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Kejatuhan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak terlepas dari akumulasi berbagai gagasan dan keputusannya yang kontroversial dan mendapat tantangan keras dari berbagai organisasi massa dan partai politik Islam yang semula mendukungnya kecuali NU dan PKB. Keduanya merupakan pendukung setia Presiden Abdurrahman Wahid hingga akhir masa pemerintahannya. Selain gagasannya yang kontroversial mengenai pencabutan Tap. MPRS mengenai pelarangan komunisme dan gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel, hubungan Presiden Abdurrahman Wahid dengan DPR dan bahkan dengan beberapa menteri dalam kabinet pemerintahannya terbilang tidak harmonis. Penyebab ketidakharmonisan tersebut berawal dari seringnya presiden memberhentikan dan mengangkat menteri tanpa memberikan keterangan yang dapat diterima oleh DPR. Pemberhentian Laksamana Sukardi sebagai Menteri Negara Penanaman Modal dan Jusuf Kalla sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan bahkan menyebabkan DPR mengajukan hak interpelasinya. Presiden Abdurrahman Wahid berusaha untuk mencegah sidang istimewa MPR dengan membuat dekrit presiden yang berisi tentang: Pembekuan MPR dan DPR RI Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat Mempersiapkan pemilu dalam waktu satu tahun Menyelamatkan gerakan reformasi dari hambatan unsur-unsur Orde Baru sekaligus membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung Namun sayangnya isi Dekret tersebut tidak dapat dijalankan terutama karena TNI dan Polri yang diperintahkan untuk mengamankan langkah-langkah penyelamatan tidak melaksanakan tugasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Panglima TNI Widodo AS, sejak Januari 2001, baik TNI maupun Polri konsisten untuk tidak melibatkan diri dalam politik praktis. Sikap TNI dan Polri tersebut turut memuluskan jalan bagi MPR untuk menggelar Sidang Istimewa dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi atas pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid yang dilanjutkan dengan pemungutan suara untuk menerima atau menolak Rancangan Ketetapan MPR No. II/MPR/2001 tentang pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid dan Rancangan Ketetapan MPR No. III/ MPR/2001 tentang penetapan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik Indonesia. Seluruh anggota MPR yang hadir menerima dua ketetapan tersebut. Presiden dianggap telah melanggar haluan negara karena tidak hadir dan menolak untuk memberikan pertanggungjawaban dalam Sidang Istimewa MPR termasuk penerbitan Maklumat Presiden RI. Akhirnya, MPR memberhentikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan mengangkat Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai presiden kelima Republik Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001. Dengan demikian, jawaban dari soal tersebut adalah karena banyak gagasan dari Presiden Abdurrahman Wahid yang kontroverisal serta ketidakharmonisan antara Presiden Abdurrahman Wahid dengan pejabat-pejabat terutama DPR dan MPR.

Kejatuhan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak terlepas dari akumulasi berbagai gagasan dan keputusannya yang kontroversial dan mendapat tantangan keras dari berbagai organisasi massa dan partai politik Islam yang semula mendukungnya kecuali NU dan PKB.    

 Keduanya merupakan pendukung setia Presiden Abdurrahman Wahid hingga akhir masa pemerintahannya. Selain gagasannya yang kontroversial mengenai pencabutan Tap. MPRS mengenai pelarangan komunisme dan gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel, hubungan Presiden Abdurrahman Wahid dengan DPR dan bahkan dengan beberapa menteri dalam kabinet pemerintahannya terbilang tidak harmonis.

Penyebab ketidakharmonisan tersebut berawal dari seringnya presiden memberhentikan dan mengangkat menteri tanpa memberikan keterangan yang dapat diterima oleh DPR. Pemberhentian Laksamana Sukardi sebagai Menteri Negara Penanaman Modal dan Jusuf Kalla sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan bahkan menyebabkan DPR mengajukan hak interpelasinya.

Presiden Abdurrahman Wahid berusaha untuk mencegah sidang istimewa MPR dengan membuat dekrit presiden  yang berisi tentang:

  • Pembekuan MPR dan DPR RI
  • Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat
  • Mempersiapkan pemilu dalam waktu satu tahun
  • Menyelamatkan gerakan reformasi dari hambatan unsur-unsur Orde Baru sekaligus  membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung

Namun sayangnya isi Dekret tersebut tidak dapat dijalankan terutama karena TNI dan Polri yang diperintahkan untuk mengamankan langkah-langkah penyelamatan tidak melaksanakan tugasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Panglima TNI Widodo AS, sejak Januari 2001, baik TNI maupun Polri konsisten untuk tidak melibatkan diri dalam politik praktis.

Sikap TNI dan Polri tersebut turut memuluskan jalan bagi MPR untuk menggelar Sidang Istimewa dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi atas pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid yang dilanjutkan dengan pemungutan suara untuk menerima atau menolak Rancangan Ketetapan MPR No. II/MPR/2001 tentang pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid dan Rancangan Ketetapan MPR No. III/ MPR/2001 tentang penetapan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik Indonesia.

Seluruh anggota MPR yang hadir menerima dua ketetapan tersebut. Presiden dianggap telah melanggar haluan negara karena tidak hadir dan menolak untuk memberikan pertanggungjawaban dalam Sidang Istimewa MPR termasuk penerbitan Maklumat Presiden RI. Akhirnya, MPR memberhentikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan mengangkat Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai presiden kelima Republik Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001.

Dengan demikian, jawaban dari soal tersebut adalah karena banyak gagasan dari Presiden Abdurrahman Wahid yang kontroverisal serta ketidakharmonisan antara Presiden Abdurrahman Wahid dengan pejabat-pejabat terutama DPR dan MPR.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

258

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan mengapa Gusdur dilengserkan oleh MPR!

62

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia