Reaksi redoks terdiri dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Pada reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Zat yang mengalami oksidasi itu disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.
Terdapat beberapa aturan yang harus diketahui dalam menentukan biloks suatu atom, antara lain:
- Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
- Bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
- Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
- Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Setelah biloksnya diketahui, dapat ditentukan spesi mana yang berperan sebagai reduktor dan oksidator.
Atom pada mengalami oksidasi, oleh karena itu dapat dianggap sebagai reduktor. Sementara itu, atom pada mengalami reduksi, oleh karena itu dapat dianggap sebagai oksidator.
Jadi, reduktornya adalah dan oksidatornya adalah .