Iklan

Iklan

Pertanyaan

Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini. (1) Sejarah Hari Perempuan Internasional merupakan perjalanan panjang yang tidak terlepas dari perjuangan kaum perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya. (2) Perjuangan perempuan di berbagai belahan dunia telah dimulai sebelum abad ke-20. (3) Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, contohnya, menuntut diakuinya hak-hak sipil, sosial, dan politik bagi perempuan pada tahun 1848. (4) Di Indonesia, R.A. Kartini memperjuangkan hak bagi anak-anak perempuan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan memainkan peranan yang lebih luas daripada hanya peran domestik. (5) Baru pada tahun 1975, saat Tahun Perempuan Internasional, PBB menetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional. (6) Momentum perayaan tahunan ini merupakan hari bagi perempuan di seluruh dunia untuk merayakan pencapaian perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. (7) Selama 45 tahun sejak Hari Perempuan Internasional ditetapkan, banyak perubahan yang terjadi, termasuk adanya afirmasi bahwa bukan hanya pemenuhan hak perempuan yang dianggap penting, tetapi juga hak anak perempuan. (8) Selanjutnya, pada 1994, Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, mencatat sejarah penting, khususnya ketika komunitas global menyatakan dengan tegas bahwa pemenuhan hak perempuan dan anak perempuan merupakan kunci utama pembangunan berkelanjutan. (9) Bahkan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan No. 5 secara khusus berkaitan dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan bagi perempuan dan anak perempuan. (10) Namun, dalam skala global ataupun nasional, kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam sektor pendidikan, politik, ataupun kepemimpinan masih sangat rendah. (11) Menurut The World Economic Forum, sebagian besar negara di dunia akan membutuhkan 100 tahun lagi untuk mencapai kesetaraan gender. (12) Selain itu, khususnya di Indonesia, banyak terjadi ketidaksetaraan berbasis gender, seperti masih melekatnya budaya patriarki di masyarakat. (13) Hal tersebut terjadi, salah satunya, karena sebagian kalangan masih menganggap bahwa anak perempuan harus segera dinikahkan untuk mengurangi beban ekonomi keluarga. (14) Dalam bidang pendidikan, data dari Plan International menyebutkan bahwa1 dari 5 remaja perempuan putus sekolah, terutama di tingkat sekolah menengah. (15) Di jenjang perguruan tinggi, catatannya lebih miris lagi. (16) Menurut BPS RI, hanya 32,53% perempuan Indonesia di atas usia 15 tahun ke atas yang tamat SMA atau jenjang lebih tinggi. (17) Hal itu tentu tidak terlepas dari fakta bahwa terkait pendidikan, masih ada kalangan yang berpendapat bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan tinggi karena mereka hanya akan berujung di dapur. (18) Stereotip tersebut harus diubah karena perempuan harus mendapatkan kesempatan pendidikan setinggi mungkin untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan dapat mendidik generasi penerus masa depan. Widiastuti, Dini. 2021. "Saatnya Anak Perempuan Maju dan Memimpin". mediaindonesia.com . Diakses dan diadaptasi pada 19 Maret 2021 https://mediaindonesia.com/opini/390087/saatnya-anak-perempuan-maju-dan-memimpin Penggunaan konjungsi yang SALAH dalam teks di atas ditemukan pada kalimat nomor ….

Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini.
 

    (1) Sejarah Hari Perempuan Internasional merupakan perjalanan panjang yang tidak terlepas dari perjuangan kaum perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya. (2) Perjuangan perempuan di berbagai belahan dunia telah dimulai sebelum abad ke-20. (3) Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, contohnya, menuntut diakuinya hak-hak sipil, sosial, dan politik bagi perempuan pada tahun 1848. (4) Di Indonesia, R.A. Kartini memperjuangkan hak bagi anak-anak perempuan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan memainkan peranan yang lebih luas daripada hanya peran domestik.

    (5) Baru pada tahun 1975, saat Tahun Perempuan Internasional, PBB menetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional. (6) Momentum perayaan tahunan ini merupakan hari bagi perempuan di seluruh dunia untuk merayakan pencapaian perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. (7) Selama 45 tahun sejak Hari Perempuan Internasional ditetapkan, banyak perubahan yang terjadi, termasuk adanya afirmasi bahwa bukan hanya pemenuhan hak perempuan yang dianggap penting, tetapi juga hak anak perempuan.

    (8) Selanjutnya, pada 1994, Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, mencatat sejarah penting, khususnya ketika komunitas global menyatakan dengan tegas bahwa pemenuhan hak perempuan dan anak perempuan merupakan kunci utama pembangunan berkelanjutan. (9) Bahkan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan No. 5 secara khusus berkaitan dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan bagi perempuan dan anak perempuan. (10) Namun, dalam skala global ataupun nasional, kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam sektor pendidikan, politik, ataupun kepemimpinan masih sangat rendah.

    (11) Menurut The World Economic Forum, sebagian besar negara di dunia akan membutuhkan 100 tahun lagi untuk mencapai kesetaraan gender. (12) Selain itu, khususnya di Indonesia, banyak terjadi ketidaksetaraan berbasis gender, seperti masih melekatnya budaya patriarki di masyarakat. (13) Hal tersebut terjadi, salah satunya, karena sebagian kalangan masih menganggap bahwa anak perempuan harus segera dinikahkan untuk mengurangi beban ekonomi keluarga.

    (14) Dalam bidang pendidikan, data dari Plan International menyebutkan bahwa 1 dari 5 remaja perempuan putus sekolah, terutama di tingkat sekolah menengah. (15) Di jenjang perguruan tinggi, catatannya lebih miris lagi. (16) Menurut BPS RI, hanya 32,53% perempuan Indonesia di atas usia 15 tahun ke atas yang tamat SMA atau jenjang lebih tinggi. (17) Hal itu tentu tidak terlepas dari fakta bahwa terkait pendidikan, masih ada kalangan yang berpendapat bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan tinggi karena mereka hanya akan berujung di dapur. (18) Stereotip tersebut harus diubah karena perempuan harus mendapatkan kesempatan pendidikan setinggi mungkin untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan dapat mendidik generasi penerus masa depan.

Widiastuti, Dini. 2021. "Saatnya Anak Perempuan Maju dan Memimpin". mediaindonesia.com. Diakses dan diadaptasi pada 19 Maret 2021
https://mediaindonesia.com/opini/390087/saatnya-anak-perempuan-maju-dan-memimpin


Penggunaan konjungsi yang SALAH dalam teks di atas ditemukan pada kalimat nomor …. undefined

  1. (3) undefined

  2. (5) undefined

  3. (7) undefined

  4. (10) undefined

  5. (13) undefined

Iklan

R. Trihandayani

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah C.

jawaban yang tepat adalah C. undefined

Iklan

Pembahasan

Pada teks di atas, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi, yaitu pada kalimat (7) yang berbunyi Selama 45 tahun sejak Hari Perempuan Internasional ditetapkan, banyak perubahan yang terjadi, termasuk adanya afirmasi bahwa bukan hanya pemenuhan hak perempuan yang dianggap penting, tetapi juga hak anak perempuan. Dalam kalimat tersebut, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi, yakni bukan hanya yang dipasangkan dengan tetapi juga . Konjungsi tersebut merupakan konjungsi korelatif, yakni konjungsi untuk menghubungkan dua atau lebih unsur kalimat yang setara. Konjungsi korelatif dapat terdiri dari pasangan kata yang harus digunakan secara tepat. Contoh konjungsi korelatif adalah sebagai berikut. tidak (hanya) ..., tetapi (juga) ... bukan (hanya)..., melainkan (juga) ... baik ... maupun ... Berdasarkan penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa ada kesalahan penggunaan konjungsi korelatif pada kalimat (7). Konjungsi bukan hanya seharusnya dipasangkan dengan melainkan juga . Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.

Pada teks di atas, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi, yaitu pada kalimat (7) yang berbunyi Selama 45 tahun sejak Hari Perempuan Internasional ditetapkan, banyak perubahan yang terjadi, termasuk adanya afirmasi bahwa bukan hanya pemenuhan hak perempuan yang dianggap penting, tetapi juga hak anak perempuan.

Dalam kalimat tersebut, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi, yakni bukan hanya yang dipasangkan dengan tetapi juga. Konjungsi tersebut merupakan konjungsi korelatif, yakni konjungsi untuk menghubungkan dua atau lebih unsur kalimat yang setara. Konjungsi korelatif dapat terdiri dari pasangan kata yang harus digunakan secara tepat. Contoh konjungsi korelatif adalah sebagai berikut.
 

  • tidak (hanya) ..., tetapi (juga) ...
  • bukan (hanya) ..., melainkan (juga) ...
  • baik ... maupun ...


Berdasarkan penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa ada kesalahan penggunaan konjungsi korelatif pada kalimat (7). Konjungsi bukan hanya seharusnya dipasangkan dengan melainkan juga.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. undefined

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal di bawah ini! (1) Selain demam, batuk, dan sesak napas, beberapapasien yang terinfeksi Covid-19 di rumah sakit di New Yorktampak sangat bingung sampai-sam...

2

2.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia