Iklan

Pertanyaan

Cermatilah teks berikut.


Kain Tenun Sumber Perlawanan dari Mama Aleta

    Aleta Baun dikenal sebagai pejuang lingkungan. Mama Aleta, sapaan akrabnya, lahir di Desa Lelobatan, Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 16 April 1963. Mama Aleta adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara yang sejak kecil begitu dekat dan menyatu dengan alam. Sejak kecil, Mama Aleta diajarkan untuk menghormati lingkungan hidup sebagai bagian dari kehidupan.
    Sebagian besar masyarakat Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur percaya bahwa leluhur mereka berasal dari kayu, air, dan batu. Hutan dan air menjadi simbol marga dan martabat bagi warga setempat. Oleh karena itu, mereka terusik ketika wilayahnya terancam akibat penambangan. Salah satu masyarakat Mollo yang berdiri di garda terdepan adalah Aleta Baun atau sering dipanggil Mama Aleta. 
    Sejak kecil, Aleta diajarkan leluhurnya bahwa alam mengandung nyawa seperti manusia sehingga harus dilindungi. Masyarakat NTT percaya leluhur mereka berasal dari batu, kayu, dan air di sekitar desa mereka. Keyakinan filosofis Oel fani on na, nasi fani on nafus, afu fani on mesa, fatu fani on nuif mengandung arti bahwa air merupakan darah, hutan adalah pembuluh darah, serta rambut dan tanah merupakan daging, batu merupakan tulang. Oleh karena itu, Aleta marah ketika alam sekitarnya terancam.
    Perlawanan Mama Aleta berawal saat pemerintah daerah memberikan izin tambang kepada PT So'e lndah Marmer dan PT Karya Asta Alam pada tahun 1995. Mama Aleta bersama salah satu tetua adat mendatangi kampung-kampung untuk menggalang penolakan. Mama Aleta menggunakan pendekatan nonkekerasan untuk membangkitkan kesadaran warga terhadap kelestarian alamnya. Dia mengajak puluhan kaum ibu di tiga suku melakukan aksi protes dengan menenun di celah gunung batu yang akan ditambang. Aksi tersebut berlangsung selama setahun dan berhasil membuat dua perusahaan tambang, yakni PT So'e l ndah Marmer dan PT Karya Asta Alam berhenti beroperasi. 
    Perjuangannya dalam menjaga dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan alam pun berbuah manis. Aleta Baun memperoleh berbagai penghargaan. Salah satunya adalah Yap Thiam Hien Award 2016.
    Usai menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award 2016, Aleta Baun, seorang perempuan pejuang lingkungan sempat memberikan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada tiga orang pejabat pemerintahan yang hadir pada Rabu (25/1/2017) malam. Aleta memberikan kain tenun berwarna merah kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, yang mewakili Presiden. Kain tenun juga diberikan kepada Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, dan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Bagi perempuan yang akrab disapa Mama Aleta itu, kain tenun tersebut merupakan sebuah simbol perlawanan masyarakat di Desa Lelobatan, Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT terhadap serbuan eksploitasi alam. 
    Kain tenun dari Mama Aleta dibuat oleh ibu-ibu yang pernah melakukan aksi protes dengan cara menenun di celah bebatuan bekas tambang marmer. Bahan baku kain tenun seluruhnya diambil dari alam sekitar di Desa Mollo. Dengan memberikan kain tenun, Mama Aleta ingin menegaskan kepada pemerintah bahwa alam merupakan bagian dari kehidupan masyarakat NTT yang harus dijaga kelestariannya dari pertambangan yang merusak. "Saya memberikan kain tenun itu agar pemerintah ingat bahwa alam akan selalu menjadi bagian dari diri manusia. Manusia selalu menjadi bagian yang terpisahkan dengan alam" ujar Aleta saat berbincang usai acara penganugerahan di Museum Nasional, Jakarta Pusat. 
    Salah seorang juri dari yayasan Yap Thiam Hien, Yosep Adi Prasetyo, mengatakan bahwa Aleta Baun merupakan sosok pejuang yang berhasil membebaskan orang-orang di kampungnya dari rasa takut akan serbuan eksploitasi lingkungan. "Dewan juri menetapkan lbu Aleta Baun karena kegigihannya sebagai pejuang lingkungan tanpa rasa takut. Aleta adalah simbol keteguhan dari serbuan ketamakan industrialisasi" ujar Yosep. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Yayasan Yap Thiam Hien, Todung Mulya Lubis. Menurut Todung, Mama Aleta telah menjadi lambang perlawanan masyarakat terhadap penguasa dan pengusaha yang semena-mena. Kegigihan Mama Aleta menyelamatkan hutan dan gunung di desa Mollo. Dia berhasil memimpin kaum perempuan melawan ketakutan hingga perusahaan tambang tidak jadi beroperasi. "Dia telah menjadi simbol perlawanan masyarakat dari serbuan komersialisasi dan industrialisasi serta ketamakan dunia industri" kata Todung. 


Sumber: nasional.kompas.com space 

Setelah membaca teks yang berjudul "Kain Tenun Sumber Perlawanan dari Mama Aleta" di atas, identifikasilah informasi teks tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. 2. Bagaimana karakter Mama Aleta?

Setelah membaca teks yang berjudul "Kain Tenun Sumber Perlawanan dari Mama Aleta" di atas, identifikasilah informasi teks tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.


2. Bagaimana karakter Mama Aleta? space 

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

01

:

26

:

00

Klaim

Iklan

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

karakter Mama Aleta adalah berani, sabar, dan peduli lingkungan.

karakter Mama Aleta adalah berani, sabar, dan peduli lingkungan. space 

Pembahasan

Teks cerita inspirasi adalah bahan tertulis yang digunakan sebagai media untuk mendapatkan ilham, ide, atau gagasan yang dapat menambah semangat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan definisi tadi, tujuan teks inspirasi adalah untuk menambah dan menggugah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri untuk menghadapi semua tantangan yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan yang diharapkan secara positif. Karakter adalah suatu pembawaan individu berupa sifat, kepribadian, watak serta tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari tokoh dalam teks. Teks cerita inspiratif tersebut berisi tentang kisah Mama Aleta yang berjuang untuk mengehntikan penambangan di daerah Mollo dengan cara non kekerasan. Cara yang dilakukan Mama Aleta adalah dengan mengajak ibu-ibumenenun di celah bebatuan bekas tambang marmer. Bahan baku kain tenun seluruhnya diambil dari alam sekitar di Desa Mollo. Berkat kegigihannya, penambangan berhasil berhenti dan Mama Aleta mendapatkan beberapa penghargaan. Karakter Mama Aleta yang digambarkan dalam teks tersebut adalah berani. Hal tersebut dibuktikan dengan mengajak ibu-ibu menenun di celah bebatuan bekas tambang marmer selama satu tahun dengan berbagai risiko hingga akhirnya PT So'e Indah Mar,er dan PT Karya Asta Alam berhenti beroperasi. Selain berani, Mama Aleta juga merupakan sosok yang sabar, dibuktikan dengan pendekatan yang dilakukan Mama Aaleta untuk membangkitkan kesadaran warga terhadap penambangan yang dapat mengakibatkan banyak bahaya. Pendekatan yang digunakan Mama Aleta adalah pendekatan non kekerasan/non violet. Terakhir, yang jelas terlihat karakter Mama Aleta adalah peduli lingkungan karena sejak awal Mama Aleta menolak adanya penambangan adalah alasan kelstarian lingkungan. Selain alasan itu, juga terdapat alasan lain yang diyakini oleh masyarakat NTT bahwa leluhur mereka berasal dari batu, kayu, dan air. Dengan demikian, karakter Mama Aleta adalah berani, sabar, dan peduli lingkungan.

Teks cerita inspirasi adalah bahan tertulis yang digunakan sebagai media untuk mendapatkan ilham, ide, atau gagasan yang dapat menambah semangat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan definisi tadi, tujuan teks inspirasi adalah untuk menambah dan menggugah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri untuk menghadapi semua tantangan yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan yang diharapkan secara positif.

Karakter adalah suatu pembawaan individu berupa sifat, kepribadian, watak serta tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari tokoh dalam teks.

  • Teks cerita inspiratif tersebut berisi tentang kisah Mama Aleta yang berjuang untuk mengehntikan penambangan di daerah Mollo dengan cara non kekerasan. Cara yang dilakukan Mama  Aleta adalah dengan mengajak ibu-ibu menenun di celah bebatuan bekas tambang marmer. Bahan baku kain tenun seluruhnya diambil dari alam sekitar di Desa Mollo. Berkat kegigihannya, penambangan berhasil berhenti dan Mama Aleta mendapatkan beberapa penghargaan.

Karakter Mama Aleta yang digambarkan dalam teks tersebut adalah berani. Hal tersebut dibuktikan dengan mengajak ibu-ibu menenun di celah bebatuan bekas tambang marmer selama satu tahun dengan berbagai risiko hingga akhirnya PT So'e Indah Mar,er dan PT Karya Asta Alam berhenti beroperasi. Selain berani, Mama Aleta juga merupakan sosok yang sabar, dibuktikan dengan pendekatan yang dilakukan Mama Aaleta untuk membangkitkan kesadaran warga terhadap penambangan yang dapat mengakibatkan banyak bahaya. Pendekatan yang digunakan Mama Aleta adalah pendekatan non kekerasan/non violet. Terakhir, yang jelas terlihat karakter Mama Aleta adalah peduli lingkungan karena sejak awal Mama Aleta menolak adanya penambangan adalah alasan kelstarian lingkungan. Selain alasan itu, juga terdapat alasan lain yang diyakini oleh masyarakat NTT bahwa leluhur mereka berasal dari batu, kayu, dan air.

Dengan demikian, karakter Mama Aleta adalah berani, sabar, dan peduli lingkungan. space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Gambaran fisik tokoh Pakde dalam kutipan cerita tersebut adalah sebagai berikut, kecuali ....

9

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia