Iklan
Pertanyaan
Bacalah teks di bawah ini dengan cermat!
Malu Bertanya, Tersesat di Selokan
Aku punya pengalaman memalukan. Setiap mengingat pengalaman ini rasanya kesal sendiri. Pengalaman memalukan itu kualami beberapa bulan yang lalu. Ceritanya seperti ini.
Pada suatu hari, aku bertemu dengan teman lamaku di sekolah dasar. Pertemuan itu terjadi di kompleks Candi Prambanan. Setelah saling menanyakan kabar dan mengobrol sebentar, kami harus berpisah karena temanku akan meninggalkan tempat wisata Candi Prambanan. Sebelum berpisah, kami sepakat untuk bertemu lagi pada hari Minggu berikutnya. Ia memintaku untuk berkunjung ke rumahnya.
Hari Minggu telah tiba. Aku berangkat ke rumah temanku dengan mengendarai sepeda. Aku naik sepeda supaya bisa sekaligus olahraga. Hobiku memang bersepeda. Pergi ke sekolah pun aku naik sepeda. Berbekal ingatanku yang samar-samar, aku menuju perumahan tempat temanku itu tinggal. Ternyata kompleks perumahan temanku telah banyak berubah. Rasanya aku sudah tidak mengenali tempat itu lagi. Aku pun kebingungan. Ada sekumpulan remaja yang sedang kerja bakti di lingkungan perumahan tersebut. Sebenarnya aku bisa saja bertanya kepada mereka, tetapi aku enggan dan malu. "Ah, kucari sendiri saja, nanti pasti ketemu," kataku dalam hati.
Setelah berkeliling di kompleks perumahan itu, aku tetap tidak menemukan rumah temanku. Seingatku rumahnya bercat biru, tetapi aku tidak menemukan rumah bercat biru. Beberapa kali berkeliling membuat para remaja yang sedang kerja bakti memerhatikanku. Mungkin mereka heran melihatku berputar-putar saja di perumahan itu. Aku mulai merasa jengah. Dengan terburu-buru aku menggenjot sepedaku untuk keluar dari kompleks perumahan itu. Akan tetapi, ketika sampai di tikungan.....brukkk...aku bersama sepedaku terjerebab masuk selokan. Ternyata ada lubang selokan yang baru diperbaiki di tikungan itu. Aku tidak melihatnya karena terburu-buru. Aku malu sekali karena warga yang sedang kerja bakti melihat ke arahku semua. Untunglah ada seorang ibu-ibu yang rumahnya di depan tikungan itu datang menolongku. Setelah dekat, aku mengenali kalau ibu itu adalah ibu temanku. Aku pun dituntunnya masuk ke rumah. Akhirnya, selesai pencarianku.
Kejadian itu membuatku malu sekali. Seandainya aku mau bertanya, mungkin tidak akan begitu kejadiannya. Kuharap cukup sekali saja aku mengalaminya. Prinsipku sekarang, lebih baik bertanya daripada tersesat di selokan.
Bagaimana watak tokoh si "aku" dalam cerita di atas?
8 dari 10 siswa nilainya naik
dengan paket belajar pilihan
Habis dalam
01
:
01
:
30
:
39
Iklan
E. Iga
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma
30
5.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia