Iklan

Iklan

Pertanyaan

Mereka Belajar soal Perbedaan Keyakinan dan Kesetaraan Hak

AMBON, KOMPAS.com- Suasana rukun dan penuh keakraban terlihat di antara puluhan pemuda dan pemudi lintas agama yang berkumpul di Kota Ambon, Sabtu (5/11/2016). Pemandangan harmonis itu muncul dalam pelatihan Interfaith New Generation lnttative and Engagement (lngage) yang diselenggarakan oleh Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS), The Lutheran Word Federation (LWF), serta Norwegia Agency for Development Cooperation. Selama mengikuti acara itu, para peserta mendapat pemahaman tentang membangun kesetaraan dan saling menghormati antarumat beragama.

Penanggung jawab kegiatan, Leonard C Eparas, mengatakan bahwa para peserta dibina untuk saling memahami perbedaan iman dengan cara mengeksplorasi melalui teknologi digital secara kreatif dan inovatif.

Pelatihan itu untuk membekali dan memberdayakan kaum muda lintas agama guna menguatkan keragaman agama dan menepis diskriminasi atas dasar iman yang berbeda-beda. Mereka juga belajar tentang memperkuat kesetaraan hak.

"Pelatihan ini memberikan ruang kepada kaum muda untuk turut aktif memperkuat kesetaraan hak dan membangun jembatan lintas agama," kata Leonard kepada Kompas.com, Sabtu.

Kegiatan yang dirancang selama tujuh hari pada 3-9 November 2016. Selain pelatihan, para peserta juga akan mengunjungi rumah-rumah ibadah dan berkomunikasi dengan tokoh agama.

Para peserta juga diminta membuat programlive in di tempat tinggal mereka. Sebagai catatan, para peserta yang diseleksi melalui pendaftaran online itu tinggal di rumah-rumah penduduk secara acak di Desa Waiheru .

"Jadi dalam program live in ini yang non Muslim akan tinggal di keluarga Muslim dan non Kristen akan tinggal di keluarga Kristen," ujar Leonard.

Selama live in, para peserta akan belajar tentang perbedaan dan toleransi beragama. Dengan begitu, mereka akan mampu memahami pentingnya sa ling menghargai perbedaan dan mewujudkan perdamaian.

Kegiatan serupa juga pernah dilakukan di dua kota, yakni Medan dan Manado. Selain menghadirkan peserta dari pemeluk agama yang diakui pemerintah, ada pula penganut agama tradisional.

Direktur Ambon Reconciliation and Mediation Centre (ARMC) lAIN Ambon Abidin Wakano mengatakan, kegiatan tersebut sangat positif untuk membangun pemahaman di antara sesama umat beragama .

" Diharapkan lewat kegiatan ini, para peserta akan menjadi agen perdamaian . Kita ketahui bahwa media sosial selalu dimanfaatkan untuk saling menghujat sehingga diharapkan para peserta ini akan memberikan pencerahan melalui media sosial," kata dia.

Pateki, pemeluk agama tradisional Noaulu di Pulau Seram, merasa sangat senang mengikuti kegiatan tersebut karena banyak pengetahuan yang dia dapat. Selain itu, dia dapat lebih memahami indahnya perbedaan .

"Senang sekali bisa ikut kegiatan ini, saya merasa memahami betul indahnya perbedaan," katanya.

 

Sumber: (http:l/nasional.kompas.com/read/2016/11 /05/13422551/mereka .belajar.soal.perbedaan .keyakinan. dan.kesetaraan.hak.) Diakses pad a 21/12/2016, 15:14

Pernahkah Anda mengikuti kegiatan seperti yang tergambar pada artikel tersebut?

Pernahkah Anda mengikuti kegiatan seperti yang tergambar pada artikel tersebut?space space  

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Soal ini meminta kita untuk menceritakan pengalaman yang serupa dengan kegiatan dalam artikel. Dari artikel, bisa kita ketahui kalau kegiatan dalam artikel ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi peserta dengan membekali mereka pengetahuan dan pengalaman lintas agama yang positif. Sehingga bisa dilihat bahwa kegiatan ini memiliki peserta dengan latar belakang yang beragam, baik itu suku, budaya dan agama, dimana mereka semua berinteraksi satu sama lain selama kegiatan berlangsung. Jika kalian pernah terlibat MOS (Masa Orientasi Sekolah), ini merupakan salah satu kegiatan dimana kalian bisa bertemu teman-teman baru dari beragam latar belakang. Salah satu tujuan MOS adalah agar pesertanya bisa berbaur dan berinteraksi tanpa perlu memandang suku budaya atau agama masing-masing. Sekarang, coba ingat-ingat pengalaman kalian yang mirip dengan deskripsi ini ya. Silahkan tulis pengalaman kalian sebagai jawaban soal ini.

Soal ini meminta kita untuk menceritakan pengalaman yang serupa dengan kegiatan dalam artikel. Dari artikel, bisa kita ketahui kalau kegiatan dalam artikel ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi peserta dengan membekali mereka pengetahuan dan pengalaman lintas agama yang positif. Sehingga bisa dilihat bahwa kegiatan ini memiliki peserta dengan latar belakang yang beragam, baik itu suku, budaya dan agama, dimana mereka semua berinteraksi satu sama lain selama kegiatan berlangsung. 

Jika kalian pernah terlibat MOS (Masa Orientasi Sekolah), ini merupakan salah satu kegiatan dimana kalian bisa bertemu teman-teman baru dari beragam latar belakang. Salah satu tujuan MOS adalah agar pesertanya bisa berbaur dan berinteraksi tanpa perlu memandang suku budaya atau agama masing-masing. Sekarang, coba ingat-ingat pengalaman kalian yang mirip dengan deskripsi ini ya.

Silahkan tulis pengalaman kalian sebagai jawaban soal ini.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

40

Sabar Gulo

😆

Bbygirl

Jawaban tidak sesuai Pembahasan tidak menjawab soal

Sela Tampubolon

Pembahasan tidak menjawab soal

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Negara diperbolehkan untuk menerapkan suatu tindakan afirmatif untuk mencapai kesetaraan. Tindakan afirmatif ini bertujuan untuk ...

7

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia