Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan novel sejarah berikut!
Saat di Makassar dia memang sudah mendengar kisah-kisah ketidakadilan seperti ini. Tapi, dia tidak tahu keadaannya akan semencolok ini. Sepulang dari gedung pengadilan dengan semangat membara, Supratman segera mengetik laporannya. Dia membuat judul: "Bumiputra Dapat Setahun. Belanda Hanya Dua Minggu".
Saat Kang Amir-salah satu wartawan yang lebih senior-membaca laporannya, dia hanya bisa menggeleng-geleng kepala.
"Kau terlalu terbawa perasaan."
Supratman hanya diam, tak mengelak.
"Kau harus menahan diri. Semua tahu, pengadilan memang hanya alat bagi pemerintah."
"Hakim, jaksa, dan polisi yang·mengetahui pasal-pasal itu, maka mereka bisa memilih pasal-pasal itu sesuka hati. Bila untuk bumiputra, mereka akan memakai pasal yang berat. Tapi, bila untuk orang-orang Belanda, mereka memilih pasal yang ringan."
Kang Amir hanya mengangguk-angguk. "Maka itu, kalau kau tahu tentang itu, apa kau tak berpikir kalau tulisanmu ini bisa membahayakan kita semua di sini?"
Supratman terhenyak. Kang Amir kemudian tersenyum. "Coba kau perhalus lagi," ujarnya sambil menyodorkan kembali tulisan Supratman.
Supratman hanya bisa mengangguk.
Dikutip dari: Yudhi Herwibowo, Sang Penggesek Biola: Sebuah Roman Wage Rudolf Supratman, Tangerang Selatan, Imania, 2018
Penyebab konflik dalam kutipan novel sejarah tersebut adalah ....
Tokoh Supratman ingin menegakkan keadilan.
Tokoh Supratman menulis laporan yang kontroversial.
Tokoh Supratman membahayakan keamanan rekannya.
Tokoh Supratman terlalu terbawa perasaan di pengadilan.
Tokoh Supratman tidak dapat menahan diri di pengadilan
Iklan
N. Puspita
Master Teacher
1
4.6 (5 rating)
RAHMAN KODJA
Ini yang aku cari!
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia