Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni hingga membentuk larutan maka titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena molekul molekul pelarut susah berubah menjadi fase cair karena partikel terlarut menghalangi pergerakan partikel pelarut. Misalnya, titik beku normal air adalah 0 ∘C. Namun dengan adanya zat terlarut pada suhu 0 ∘C air belum membeku. Jadi selisih titik beku pelarut (Tf∘) dengan titik beku larutan (Tf) disebut penurunan titik beku (ΔTf).
△Tf=Tf∘−Tf (persamaan 1)
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya.
△Tf=m×Kf×i (persamaan 2)
Keterangan:
Tf∘ = Titik beku pelarut murni
Tf = Titik beku larutan
△Tf = Penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = Tetapan penurunan titik beku
i = Faktor van't hoff ( untuk larutan elektrolit)
Pertama kita menentukan fraksi mol dari pelarut dan zat terlarut untuk menentukan molnya.
P =Xp×P∘28,62=Xp×31,8Xp =0,9
Karena nilai Xt + Xp = 1, maka nilai Xt adalah 0,1. Sehingga kita bisa menentukan mol dari masing-masing komponen.
npnt=XpXtnpnt=0,90,1
Dari persmaan di atas dapat disimpulkan bahwa mol zat terlarut adalah 0,1 mol, sedangkan mol zat pelarut adalah 0,9 mol.
massa pelarut(air)=0,9×18=16,2 gram
Selanjutnya kita menentukan penurunan titik beku larutan dengan persamaan 2. Karena larutan urea non elektrolit maka tidak dipengaruhi faktor van't hoff.
△Tf=m×Kf△Tf=Mrgram terlarut×gram pelarut1000×Kb△Tf=0,1×16,21000×1,86△Tf=11,48
Menentukan titik didih larutan menggunakan persamaan 1.
△Tf =Tf∘−Tf11,48 =0−TfTf =−11,48
Jadi, titik beku larutan tersebut yaitu −11,48 ∘C