Ingat bahwa Dilatasi adalah proses perbesaran dengan pusat tertentu dan yang diperbesar adalah jarak antara titik pusat dilatasi dengan titik yang dimaksud.
Misal : Dilatasi [O,k] memiliki arti Dilatasi sebesar k satuan dari titik pusat O(0,0).
Sehingga jika Diketahui △ABC dengan titik A(2,2), B(5,2), dan C(2,−2). dengan Dilatasi [O,3] maka koordinat A’,B’ , dan C’ dapat kita temukan dengan cara menggambar sebagai berikut.
Sehingga didapat koordinat A′(6,6), B′(15,6), dan C′(6,−6).
Jika kita hitung dengan menggunakan rumus dilatasi.
misal: (x,y) di Dilatasi oleh [O,k] maka (x′,y′)=(k.x,k.y).
Sehingga A(2,2) menjadi A′((2)(3),(2)(3))=(6,6)
B(5,2) menjadi B’((5)(3),(2)(3))=(15,6)
C(−2,2) menjadi C′((−2)(3),(2)(3))=(−6,6)
Dengan demikian, didapat A′(6,6), B′(15,6), dan C′(−6,6)
b) Untuk menentukan Luas △ABC dan Luas △A’B’C’. Jika kita perhatikan keduanya merupakan segitiga siku - siku, dengan siku - siku di A dan di A’ . Sehingga
L△ABCL△A’B’C’======2∣AB∣⋅∣AC∣2(3)⋅(4)6 satuan luas2∣A’B’∣⋅∣A’C’∣2(9)⋅(12)54 satuan luas
Dengan demikian, didapat Luas △ABC=9 satuan luas, dan Luas △A’B’C′=54 satuan luas
c) Sehingga hubungan luas △ABC dan luas △A’B’C’ bahwa Dilatasi mempengaruhi luas, dengan proses membesar sebesar k2 dengan k adalah faktor dilatasi. Seperti pada △ABC karena masing - masing di Dilatasi sebesar k=3, maka dapat dilihat Luas △A’B’C’ membesar sebesar 9 kali dari Luas △ABC.
Dengan demikian, didapat bahwa hubungan Luas bangun yang di dilatasi akan mengalami perbesaran sebesar k2, dengan k adalah faktor dilatasi.