Iklan

Iklan

Pertanyaan

Bacalah cerita fabel berikut dengan cermat!


Buaya yang Serakah

    Pada suatu hari di sebuah sungai, seekor buaya yang sedang mencari-cari mangsa. Sudah tiga hari ia tidak mencari mangsa. Sebelumnya ia mendapatkan seekor babi yang besar dan gemuk. Lalu tertidur pulas selama tiga hari karena kekenyangan.
    Moncong buaya sudah dibuka lebar di sungai menanti kalau ada ikan yang lewat. Tetapi sudah lama ia menunggu mangsanya tak kunjung datang. Tidak berapa lama muncul seekor ikan gurame di dekat moncongnya. “Hai buaya! Kelihatannya kau lapar sekali!” sapa ikan gurame persis di depan mulutnya yang ternganga.
    “Kebetulan sekali kamu datang. Perutku lapar sekali karena belum diisi.” ucap buaya dengan gembira. “Wahai buaya, kalau kau makan aku, pasti kau cepat lapar lagi. Bukankah dagingku tidak seberapa besar? Tetapi kalau kau ingin mendapat mangsa yang lebih besar lagi, diujung sana ada seekor itik yang sedang berenang. Tentu daging itik itu lebih besar dan lebih lezat daripada dagingku?” ujar ikan gurame memberi saran.
    Buaya diam sejenak dan berpikir. Terbayanglah seekor itik yang besar dibandingkan dengan seekor ikan gurame. Buaya akhirnya mengikuti saran ikan gurame. Setibanya di dekat itik berada, ia langsung memburunya. Itik berlari ke darat untuk menghindari serangan buaya. Buaya terus mengejar, dan itik terdesak di sudut sebuah pohon. “Hati itik! Mau lari ke mana kamu?” gertak buaya.
    “Jangan buaya! Janganlah kau mangsa aku, dagingku tidaklah seberapa besar. Kalau kau makan dagingku, pasti kau akan cepat lapar.” seru itik memohon. “Tetapi kalau kau ingin mangsa yang lebih besar dari aku, aku dapat menunjukkan di mana tempatnya.” “Tidak, aku sudah lapar sekali. Dagingmu kurasa cukup lumayan untuk mengisi perutku yang kosong ini.” ujar buaya yang sudah merasa lapar sekali. “Tunggu, tunggu dulu! Kalau kau ingin mangsa yang besar, di hutan sebelah sana ada seekor kambing yang besar dan gemuk. Bukankah daging kambing lebih lezat jika dibandingkan dengan dagingku?” usul itik.
    “Baiklah, kalau begitu tunjukkan aku di mana kambing itu berada sekarang. Sebab aku sudah tak kuat lagi menahan lapar.” Buaya menyetujui usul itik, karena ingin mendapatkan mangsa yang lebih besar lagi. Itik berjalan menuju hutan dan buaya mengikuti dari belakang. Sampailah di hutan yang dimaksud. Di sana terlihat seekor kambing yang memakan rumput dan daun-daunan. Tubuh kambing itu lumayan besar dan kelihatan sehat dan segar. Perlahan-lahan ia mendekati kambing, sedangkan itik kembali ke sungai.
    “Hai kambing! Sedang apa kau?” tanya buaya membuat kambing terkejut. “Aku sedang makan, memangnya ada apa?” jawab kambing sambil berhenti mengunyah rumput. “Aku juga mau makan.” ucap buaya sambil membuka moncongnya lebar-lebar. “Kalau begitu mari kita makan bersama. Rumputnya masih banyak jangan khawatir. Ayo kita makan!” ajak kambing itu. “Hai! Aku tidak suka makan rumput!” sahut buaya geram. “Lantas, kamu biasanya memakan apa?” tanya kambing lagi. “Aku suka makan daging. Mungkin dagingmu juga enak kalau kusantap. Alangkah lezatnya dagingmu.” kata buaya sambil membuka mulutnya.
    “Tunggu dulu! Kalau kau ingin mangsa yang lebih besar dan lebih lezat, aku dapat menunjukkannya. Di hutan sebelah sana ada seekor gajah yang besar sekali. Bila kau dapat memangsangnya, kau pasti akan tahan beberapa hari tidak makan. Konon kabarnya daging gajah itu empuk dan sangat lezat rasanya.” bujuk kambing.
    Buaya menyetujui bujukan kambing, karena terbayang akan mendapat mangsa yang lebih besar serta dagingnya empuk dan lezat. “Baiklah, sekarang tunjukkan aku di mana tempatnya?” seru buaya. “Baik, akan aku tunjukkan tempatnya, tapi aku tidak dapat mengantarkanmu karena aku belum selesai makan.” ucap kambing berdalih. “Ya, cepat tunjukkan saja arahnya.”
    “Di sebelah barat sana di sana ada telaga. Disitulah tempat gajah-gajah berkumpul.” seru kambing. Buaya berlalu meninggalkan kambing untuk mencari gajah. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seekor kerbau. Lantas bertanya pada kerbau yang sedang berkubang itu. “Hai kerbau! Tahukah kau di mana tempatnya gajah berada? Kalau kau tahu tolong tunjukkan kepadaku,” sapa buaya pada kerbau. “Ada apa kau mencarinya?” tanya kerbau.
    “Aku ingin sekali memakan dagingnya. Kata kambing, daging gajah itu empuk dan lezat rasanya.” Jawab buaya. “Baiklah kalau begitu, mari aku antarkan ke tempat gajah itu berada.” Ajak kerbau. Tibalah mereka di dekat telaga. Ada beberapa ekor anak gajah yang sedang minum air telaga. Kerbau pergi setelah menunjukkan tempatnya.
    “Benar kata kambing. Gajah itu memang besar-besar. Aku pasti akan kenyang apabila dapat memakan seekor saja. Aku dapat tidur beberapa hari kemudian.” Seru buaya dengan perasaan gembira melihat mangsanya yang cukup besar-besar. Lalu didekatinya seekor anak gajah yang sedang minum itu.
    “Hai gajah! cepat minumnya, karena aku akan segera memangsamu. Perutku sudah tak kuat lagi menahan lapar.” ucap buaya kepada anak gajah. Anak gajah itu kaget mendengar ancaman buaya, lalu berteriak memanggil induknya. Tidak lama kemudian beberapa ekor gajah besar datang ke tempat itu. “Ada apa anakku?” Adakah yang mengganggumu?” tanya salah satu gajah yang paling besar. “Ya, aku diganggu oleh buaya itu. Katanya dia akan memangsaku.” Seru anak gajah sambil menangis. “Apa? Kau ingin memangsa anakku?” kata gajah besar dengan marah. “Oh, rupanya ada yang lebih besar lagi. Kalau begitu kau saja yang kumangsa, supaya perutku kenyang!” seru buaya yang serakah itu. “Cobalah kalau dapat, wahai buaya serakah!”
    Buaya lalu menyerang gajah besar. Moncongnya yang panjang dengan gigi-giginya yang tajam menyerang gajah besar. Gajah besar melompat dan menginjak perut buaya. Dengan belalainya yang panjang ia melilit moncong buaya itu. Ketika ekor buaya ingin menyambar tubuh gajah besar, kaki gajah besar menghadangnya lalu menginjaknya. Buaya jadi tak dapat berkutik, karena moncong dan ekornya tidak dapat bergerak. Sedang kaki-kaki gajah besar terus menginjak-injak tubuh buaya hingga tak bernapas lagi.

(Sumber:365ceritarakyatindonesia.blogspot.com)space 

Carilah intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas!Isikan dalam model tabel seperti di bawah ini! Diskusikan hasilnya dengan guru dan teman-temanmu!

Carilah intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas! Isikan dalam model tabel seperti di bawah ini! Diskusikan hasilnya dengan guru dan teman-temanmu!

space 

 

Iklan

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Iklan

Pembahasan

Fabel merupakan jenis cerita pendek dengan tokoh binatang yang diberi watak dan budi pekerti manusia. Karakter-karakter yang terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter manusia dan diceritakan mampu berbicara dan bertindak seperti halnya manusia. Struktur teks fabel terdiri dari orientasi, komplikasi, klimaks dan resolusi. Sesuai dengan struktur fabel, cerita tentang "Buaya yang Serakah" tersebut juga terdiri atas bagian orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi. Gagasan utama/intisari pada strukturfabel "Buaya yang Serakah" dapat dijelaskan sebagai berikut: Orientasi Bagian awal dari suatu cerita. Orientasi terdiri atas pengenalan tokoh, latar tempat, latar waktu, dan deskripsi awal mula konflik. Bagian orientasi pada fabel "Buaya yang Serakah" ditunjukkan pada paragraf 1. Intisari bagian orientasi tersebut adalah seekor buaya yang sedang mencari mangsa. Komplikasi Bagian konflik atau permasalahan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya.Dalam teks fabel, biasanya konflik muncul dari kepribadian tokoh. Bagian komplikasi pada fabel di atas ditunjukkan pada paragraf 2 sampai paragraf 12. Intisari bagian orientasi tersebut adalah selama perjalanan mencari mangsa, buaya bertemu dengan ikan gurame, seekor itik,dan kambing, yang sebenarnya dapat dengan mudah dijadikan mangsa. Namun karena sifat keserakahannya, ia terpengaruh dengan ucapan mangsanya itu agar bisa mendapatkan mangsa yang lebih besar. Klimaks Bagian puncak konflik atau puncak permasalahan pada sebuah cerita. Klimaks ditunjukkan pada paragraf 13 dan 14. Intisari bagian klimaks adalah buaya berhasil menemukan mangsa yang lebih besar dari sebelumnya, yaitu seekor anak gajah. Namun,anak gajah itu memanggil induknya. Resolusi Bagian penyelesaian dari konflik atau permasalahan yang sebelumnya terjadi di bagian komplikasi. Bagian ini ditandai pada paragraf 15 atau paragraf terakhir. Intisari bagian resolusi pada fabel di atas adalah buaya menyerang dan berusaha memangsa induk gajah. Namun, buaya justru dikalahkan oleh induk gajah tersebut karenatubuh induk gajah jauh lebih besar dibanding buaya. Dengan demikian, intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Orientasi Seekor buaya yang sedang mencari mangsa. Komplikasi Selama perjalanan mencari mangsa, buaya bertemu dengan ikan gurame, seekor itik,dan kambing, yang sebenarnya dapat dengan mudah dijadikan mangsa. Namun karena sifat keserakahannya, ia terpengaruh dengan ucapan mangsanya itu agar bisa mendapatkan mangsa yang lebih besar. Klimaks Buaya berhasil menemukan mangsa yang lebih besar dari sebelumnya, yaitu seekor anak gajah. Namun,anak gajah itu memanggil induknya. Resolusi Bagian ini ditandai pada paragraf 15 atau paragraf terakhir. Intisari bagian resolusi pada fabel di atas adalah buaya menyerang dan berusaha memangsa induk gajah. Namun, buaya justru dikalahkan oleh induk gajah tersebut karenatubuh induk gajah jauh lebih besar dibanding buaya.

Fabel merupakan jenis cerita pendek dengan tokoh binatang yang diberi watak dan budi pekerti manusia. Karakter-karakter yang terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter manusia dan diceritakan mampu berbicara dan bertindak seperti halnya manusia. Struktur teks fabel terdiri dari orientasi, komplikasi, klimaks dan resolusi.

Sesuai dengan struktur fabel, cerita tentang "Buaya yang Serakah" tersebut juga terdiri atas bagian orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi. Gagasan utama/intisari pada struktur fabel "Buaya yang Serakah" dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Orientasi
    Bagian awal dari suatu cerita. Orientasi terdiri atas pengenalan tokoh, latar tempat, latar waktu, dan deskripsi awal mula konflik.
    Bagian orientasi pada fabel "Buaya yang Serakah" ditunjukkan pada paragraf 1. Intisari bagian orientasi tersebut adalah seekor buaya yang sedang mencari mangsa.
  2. Komplikasi
    Bagian konflik atau permasalahan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Dalam teks fabel, biasanya konflik muncul dari kepribadian tokoh.
    Bagian komplikasi pada fabel di atas ditunjukkan pada paragraf 2 sampai paragraf 12. Intisari bagian orientasi tersebut adalah selama perjalanan mencari mangsa, buaya bertemu dengan ikan gurame, seekor itik, dan kambing, yang sebenarnya dapat dengan mudah dijadikan mangsa. Namun karena sifat keserakahannya, ia terpengaruh dengan ucapan mangsanya itu agar bisa mendapatkan mangsa yang lebih besar.
  3. Klimaks
    Bagian puncak konflik atau puncak permasalahan pada sebuah cerita.
    Klimaks ditunjukkan pada paragraf 13 dan 14. Intisari bagian klimaks adalah buaya berhasil menemukan mangsa yang lebih besar dari sebelumnya, yaitu seekor anak gajah. Namun, anak gajah itu memanggil induknya.
  4. Resolusi
    Bagian penyelesaian dari konflik atau permasalahan yang sebelumnya terjadi di bagian komplikasi.
    Bagian ini ditandai pada paragraf 15 atau paragraf terakhir. Intisari bagian resolusi pada fabel di atas adalah buaya menyerang dan berusaha memangsa induk gajah. Namun, buaya justru dikalahkan oleh induk gajah tersebut karena tubuh induk gajah jauh lebih besar dibanding buaya.

Dengan demikian, intisari/gagasan utama tiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi) dari cerita fabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Orientasi
    Seekor buaya yang sedang mencari mangsa.
  2. Komplikasi
    Selama perjalanan mencari mangsa, buaya bertemu dengan ikan gurame, seekor itik, dan kambing, yang sebenarnya dapat dengan mudah dijadikan mangsa. Namun karena sifat keserakahannya, ia terpengaruh dengan ucapan mangsanya itu agar bisa mendapatkan mangsa yang lebih besar.
  3. Klimaks
    Buaya berhasil menemukan mangsa yang lebih besar dari sebelumnya, yaitu seekor anak gajah. Namun, anak gajah itu memanggil induknya.
  4. Resolusi
    Bagian ini ditandai pada paragraf 15 atau paragraf terakhir. Intisari bagian resolusi pada fabel di atas adalah buaya menyerang dan berusaha memangsa induk gajah. Namun, buaya justru dikalahkan oleh induk gajah tersebut karena tubuh induk gajah jauh lebih besar dibanding buaya.
    space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Makna tersurat dalam kutipan fabel tersebut adalah ...

3

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia