Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks.
Reaksi redoks terdiri atas reaksi reduksi (penurunan bilangan oksidasi) dan reaksi oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi). Untuk mengetahui apakah suatu reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, tentukan terlebih dahulu bilangan oksidasi masing-masing unsur.
Atom H:
Bilangan oksidasi H umumnya +1, kecuali pada hidrida dan unsur bebas. Pada persamaan reaksi, tidak ada keduanya sehingga bilangan oksidasi H = +1 dan tidak mengalami perubahan.
Atom O:
Bilangan oksidasi O umumnya -2, kecuali pada peroksida dan superoksida. Pada persamaan reaksi, tidak ada keduanya sehingga bilangan oksidasi O = -2 dan tidak mengalami perubahan.
Atom S:
Atom S pada ruas kanan dan kiri berada dalam keadaan sulfatnya sehingga bilangan oksidasi S tidak mengalami perubahan.
Atom Pb:
- Ruas kiri: Pb ada di PbO2 dan Pb.
PbO2: jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa netral adalah nol. Maka, bilangan oksidasi Pb pada PbO2:
(1×bo Pb)+(2×bo O)bo Pb+(2×−2)bo Pb−4bo Pb====000+4
Pb: bilangan oksidasi pada unsur bebas adalah 0. Maka, bilangan oksidasi Pb = 0.
- Ruas kanan: jika ada lebih dari 2 unsur, buat reaksi ionisasi agar lebih mudah dalam penentuan bilangan oksidasinya.
PbSO4→Pb2++SO42−
Bilangan oksidasi ion tunggal, sama dengan muatannya. Maka, bilangan oksidasi Pb pada ion Pb2+ adalah +2.
Atom Pb mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +4 menjadi +2 atau terjadi reaksi reduksi serta mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 atau terjadi reaksi oksidasi.
Dengan demikian, pada reaksi tersebut terjadi perubahan biloks turun (reaksi reduksi) dan perubahan biloks naik (reaksi oksidasi), reaksi tersebut merupakan reaksi redoks.