Aprilia R

09 Februari 2024 05:34

Iklan

Aprilia R

09 Februari 2024 05:34

Pertanyaan

seorang wirausaha bubur ayam menjual 100 porsi bubur ayam dengan harga per porsi adalah rp12.000 jika biaya tetap yang dikeluarkan dalam produksi bubur ayam adalah rp200.000 dan biaya variabel 700.000 apakah wirausaha tersebut memperoleh laba dari usahanya?

seorang wirausaha bubur ayam menjual 100 porsi bubur ayam dengan harga per porsi adalah rp12.000 jika biaya tetap yang dikeluarkan dalam produksi bubur ayam adalah rp200.000 dan biaya variabel 700.000 apakah wirausaha tersebut memperoleh laba dari usahanya?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

17

:

40

:

40

Klaim

9

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Erwin A

Community

18 Februari 2024 09:03

Jawaban terverifikasi

<p>Untuk mengetahui apakah wirausaha bubur ayam tersebut memperoleh laba, kita perlu menghitung total pendapatan, total biaya, dan laba atau rugi.</p><p><strong>Total pendapatan:</strong></p><p>100 porsi x Rp12.000/porsi = Rp1.200.000</p><p><strong>Total biaya:</strong></p><p>Biaya tetap + Biaya variabel = Rp200.000 + Rp700.000 = Rp900.000</p><p><strong>Laba atau rugi:</strong></p><p>Total pendapatan - Total biaya = Rp1.200.000 - Rp900.000 = Rp300.000</p><p><strong>Kesimpulan:</strong></p><p>Karena total pendapatan (Rp1.200.000) lebih besar daripada total biaya (Rp900.000), maka wirausaha bubur ayam tersebut <strong>memperoleh laba sebesar Rp300.000</strong>.</p><p><strong>Analisis:</strong></p><p>Wirausaha bubur ayam tersebut memperoleh laba karena ia berhasil menjual 100 porsi bubur ayam dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya produksinya. Laba ini dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, seperti membeli peralatan baru, meningkatkan kualitas bahan baku, atau membuka cabang baru.</p><p><strong>Tips untuk meningkatkan laba:</strong></p><ul><li>Meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan kualitas bubur ayam, memberikan pelayanan yang baik, dan melakukan promosi.</li><li>Menekan biaya produksi dengan cara mencari bahan baku yang lebih murah, melakukan pembelian dalam jumlah besar, dan menghemat penggunaan energi.</li></ul><p>&nbsp;</p>

Untuk mengetahui apakah wirausaha bubur ayam tersebut memperoleh laba, kita perlu menghitung total pendapatan, total biaya, dan laba atau rugi.

Total pendapatan:

100 porsi x Rp12.000/porsi = Rp1.200.000

Total biaya:

Biaya tetap + Biaya variabel = Rp200.000 + Rp700.000 = Rp900.000

Laba atau rugi:

Total pendapatan - Total biaya = Rp1.200.000 - Rp900.000 = Rp300.000

Kesimpulan:

Karena total pendapatan (Rp1.200.000) lebih besar daripada total biaya (Rp900.000), maka wirausaha bubur ayam tersebut memperoleh laba sebesar Rp300.000.

Analisis:

Wirausaha bubur ayam tersebut memperoleh laba karena ia berhasil menjual 100 porsi bubur ayam dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya produksinya. Laba ini dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, seperti membeli peralatan baru, meningkatkan kualitas bahan baku, atau membuka cabang baru.

Tips untuk meningkatkan laba:

  • Meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan kualitas bubur ayam, memberikan pelayanan yang baik, dan melakukan promosi.
  • Menekan biaya produksi dengan cara mencari bahan baku yang lebih murah, melakukan pembelian dalam jumlah besar, dan menghemat penggunaan energi.

 


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Jika anda sebagai seorang wirausaha muda, bagaimana cara mewujudkan cita-cita atau mimpi tersebut. Jelaskan

4

0.0

Jawaban terverifikasi

Budi memulai suatu usaha dagang (UD) dengan nama "Maju Jaya". Usaha yang Budi jalankan merupakan usaha dagang yang menjual satu produk saja dan diproduksi oleh Budi sendiri bersama karyawannya. Selama satu bulan Budi sudah menjalankan usahanya tersebut, akan tetapi Budi masih bingung apakah usahanya sudah mendapatkan laba atau rugi. UD Maju Jaya Budi mempunyai data sebagai berikut: 1.Biaya-biaya yang terjadi selama satu bulan meliputi: โ€ข Biaya penyusutan mobil Pick-up sebesar Rp 15.000.000,- โ€ข Biaya gaji mandor sebesar Rp 10.000.000,- โ€ข Biaya asuransi kesehatan untuk semua karyawannya sebesar Rp 10.000.000,- โ€ข Biaya bahan baku per-unit nya sebesar Rp 35.000,- dan biaya bahan penolong nya sebesar Rp 10.000 per-unit nya. โ€ข Biaya listrik &amp; air sebesar Rp 15.000.000,- โ€ข Biaya gaji buruh pabrik (tenaga kerja langsung) sebesar Rp 15.000,- untuk tiap unit yang bisa diselesaikan. โ€ข Biaya gaji pegawai kantor sebesar Rp 5.000.000,- โ€ข Biaya sewa pabrik yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar Rp 30.000.000,- 2. Harga jual produknya adalah Rp 100.000 untuk tiap unit nya. 3. Produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan tersebut adalah 1.000 unit Pertanyaannya: 1) Bagaimana cara menghitung unit yang harus dijual dan omset rupiah yang harus dihasilkan agar Budi bisa tahu pada angka berapa UD Maju Jaya dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi? 2) Dan jika Budi sebagai pemilik menginginkan untung sebesar Rp 50.000.000,- berapa unit kah produk yang harus dijual? minta tolong yaa kak๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป

8

5.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

13

0.0

Jawaban terverifikasi

1) Apa saja bahan dan uang modal untuk membuat nasi goreng? Bandingkan antara modal dan keuntungan "nasi goreng"! 2) Pemimpin negara muda mengajak 15 mahasiswa untuk pergi ke mall. Mereka menaiki study tour dengan harga Rp 450.000/orang. Setelah sampai, pemimpin mengajak mereka makan siang. Ia pun membeli nasi goreng untuk 15 mahasiswa yang ingin makan disini. Harga nasi goreng sebesar Rp 15.000/orang. Setelah itu pemimpin negara dan mahasiswa pergi ke tempat belanja makanan dan barang. Setelah belanja, total harga beli dari semua mahasiswa mencapai (Rp 3.200.000). Mereka pulang membawa study tour yang sama. Jika Pemimpin negara memiliki penyimpanan kartu bank sebesar (Rp 20.000.000). Berapa sisa uang beliau sekarang? Jelaskan cerita pengalaman pemimpin negara dan mahasiswa saat ke mall! (jika ada) 3) Untuk bisa jadi negara maju, usaha harus mencapai Rp 8.000.000/bulan. Sebagai contoh usaha nasi goreng dengan harga Rp 15.000/orang, maka dalam sehari mereka hanya datang 18 orang dalam sehari dan dalam sebulan bisa mencapai Rp 8.100.000/bulan. Namun ternyata kita tidak memiliki industri bersih untuk produksi bahan baku. Sehingga harus memiliki modal besar untuk membeli bahan baku. Kita bayangkan saja, dalam sehari ada sekitar 200 pelanggan datang untuk makan nasi goreng. Maka duit yang dikumpulkan mencapai Rp 3.000.000/hari dan Rp 90.000.000/bulan. Jika mengira mereka sudah maju, ternyata belum. Karena dunia menggunakan energi listrik dengan biaya yang besar. Belum lagi usaha memiliki keluarga yang besar. Sehingga mereka harus mengeluarkan modal yang besar juga. Terakhir adalah tidak semua 200 pelanggan datang yang sama. Bisa jadi karena reputasi buruk atau kondisi lingkungan. Kalau kita pikir, apa jadinya kalau semua pendapatan usaha nasi goreng bisa bersaing sama perusahaan besar lainnya? jelaskan kesimpulan! โ€‹

1

5.0

Jawaban terverifikasi