Peni E

29 Oktober 2024 09:10

Iklan

Peni E

29 Oktober 2024 09:10

Pertanyaan

Budi memulai suatu usaha dagang (UD) dengan nama "Maju Jaya". Usaha yang Budi jalankan merupakan usaha dagang yang menjual satu produk saja dan diproduksi oleh Budi sendiri bersama karyawannya. Selama satu bulan Budi sudah menjalankan usahanya tersebut, akan tetapi Budi masih bingung apakah usahanya sudah mendapatkan laba atau rugi. UD Maju Jaya Budi mempunyai data sebagai berikut: 1.Biaya-biaya yang terjadi selama satu bulan meliputi: • Biaya penyusutan mobil Pick-up sebesar Rp 15.000.000,- • Biaya gaji mandor sebesar Rp 10.000.000,- • Biaya asuransi kesehatan untuk semua karyawannya sebesar Rp 10.000.000,- • Biaya bahan baku per-unit nya sebesar Rp 35.000,- dan biaya bahan penolong nya sebesar Rp 10.000 per-unit nya. • Biaya listrik & air sebesar Rp 15.000.000,- • Biaya gaji buruh pabrik (tenaga kerja langsung) sebesar Rp 15.000,- untuk tiap unit yang bisa diselesaikan. • Biaya gaji pegawai kantor sebesar Rp 5.000.000,- • Biaya sewa pabrik yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar Rp 30.000.000,- 2. Harga jual produknya adalah Rp 100.000 untuk tiap unit nya. 3. Produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan tersebut adalah 1.000 unit Pertanyaannya: 1) Bagaimana cara menghitung unit yang harus dijual dan omset rupiah yang harus dihasilkan agar Budi bisa tahu pada angka berapa UD Maju Jaya dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi? 2) Dan jika Budi sebagai pemilik menginginkan untung sebesar Rp 50.000.000,- berapa unit kah produk yang harus dijual? minta tolong yaa kak🙏🏻🙏🏻

Budi memulai suatu usaha dagang (UD) dengan nama "Maju Jaya". Usaha yang Budi jalankan merupakan usaha dagang yang menjual satu produk saja dan diproduksi oleh Budi sendiri bersama karyawannya. Selama satu bulan Budi sudah menjalankan usahanya tersebut, akan tetapi Budi masih bingung apakah usahanya sudah mendapatkan laba atau rugi. UD Maju Jaya Budi mempunyai data sebagai berikut:

1.Biaya-biaya yang terjadi selama satu bulan meliputi:
• Biaya penyusutan mobil Pick-up sebesar Rp 15.000.000,-
• Biaya gaji mandor sebesar Rp 10.000.000,-
• Biaya asuransi kesehatan untuk semua karyawannya sebesar Rp 10.000.000,-
• Biaya bahan baku per-unit nya sebesar Rp 35.000,- dan biaya bahan penolong nya sebesar Rp 10.000 per-unit nya.
• Biaya listrik & air sebesar Rp 15.000.000,-
• Biaya gaji buruh pabrik (tenaga kerja langsung) sebesar Rp 15.000,- untuk tiap unit yang bisa diselesaikan.
• Biaya gaji pegawai kantor sebesar Rp 5.000.000,-
• Biaya sewa pabrik yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar Rp 30.000.000,-
2. Harga jual produknya adalah Rp 100.000 untuk tiap unit nya.
3. Produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan tersebut adalah 1.000 unit

Pertanyaannya:
1) Bagaimana cara menghitung unit yang harus dijual dan omset rupiah yang harus dihasilkan agar Budi bisa tahu pada angka berapa UD Maju Jaya dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi? 
2) Dan jika Budi sebagai pemilik menginginkan untung sebesar Rp 50.000.000,- berapa unit kah produk yang harus dijual?

 

minta tolong yaa kak🙏🏻🙏🏻

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

06

:

35

:

25

Klaim

27

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

S. Agita

Mahasiswa/Alumni Politeknik Negeri Jember

29 Oktober 2024 10:46

Jawaban terverifikasi

Jawaban yang benar terlampir pada gambar.

alt

Peni E

29 Oktober 2024 10:57

terimakasih banyak kak🙏🏻🙏🏻🤩

Iklan

Rendi R

Community

03 November 2024 23:59

Jawaban terverifikasi

<p>Pertanyaan 1: Break Even Point (BEP) dalam Unit dan Rupiah</p><p>Langkah-langkah Menghitung BEP</p><p><strong>Biaya Tetap (Fixed Costs):</strong> Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan, yaitu:</p><ul><li>Penyusutan mobil: 15 juta</li><li>Gaji mandor: 10 juta</li><li>Asuransi kesehatan: 10 juta</li><li>Biaya listrik dan air: 15 juta</li><li>Gaji pegawai kantor: 5 juta</li><li>Sewa pabrik: 30 juta</li></ul><p><strong>Biaya Variabel per Unit (Variable Costs):</strong> Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada jumlah unit yang dihasilkan. Biaya variabel per unit terdiri dari:</p><ul><li>Biaya bahan baku per unit: 35 ribu</li><li>Biaya bahan penolong per unit: 10 ribu</li><li>Biaya gaji buruh per unit: 15 ribu</li></ul><p><strong>Menghitung BEP dalam Unit:</strong> Untuk mencapai titik impas, Budi perlu menjual unit dengan total pendapatan yang bisa menutupi seluruh biaya tetap setelah dikurangi biaya variabel per unit. Menghitungnya dengan membagi total biaya tetap 85 juta dengan hasil pengurangan harga jual per unit (100 ribu) dan biaya variabel per unit (60 ribu). Hasilnya adalah 2.125 unit.</p><p>Jadi, Budi perlu menjual 2.125 unit agar usahanya tidak mengalami untung maupun rugi.</p><p><strong>Menghitung BEP dalam Rupiah:</strong> Untuk BEP dalam rupiah, kita kalikan BEP dalam unit (2.125 unit) dengan harga jual per unit (100 ribu). Hasilnya adalah 212,5 juta rupiah.</p><p>Jadi, agar impas, Budi membutuhkan omset sebesar 212,5 juta rupiah.</p><p>Pertanyaan 2: Target Keuntungan 50 Juta</p><p>Jika Budi menginginkan keuntungan sebesar 50 juta, maka:</p><ol><li>Kita tambahkan target laba 50 juta ke total biaya tetap (85 juta), sehingga hasilnya 135 juta.</li><li>Selanjutnya, kita bagi jumlah tersebut dengan selisih harga jual per unit (100 ribu) dan biaya variabel per unit (60 ribu).</li></ol><p>Hasilnya menunjukkan bahwa Budi harus menjual 3.375 unit untuk mendapatkan laba 50 juta.</p><p>Ringkasan Jawaban:</p><ol><li>Untuk mencapai <strong>BEP</strong>, Budi harus menjual <strong>2.125 unit</strong> atau menghasilkan omset <strong>212,5 juta rupiah</strong>.</li><li>Jika ingin memperoleh <strong>laba 50 juta</strong>, Budi harus menjual <strong>3.375 unit</strong>.</li></ol><p>Semoga ini membantu!</p>

Pertanyaan 1: Break Even Point (BEP) dalam Unit dan Rupiah

Langkah-langkah Menghitung BEP

Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan, yaitu:

  • Penyusutan mobil: 15 juta
  • Gaji mandor: 10 juta
  • Asuransi kesehatan: 10 juta
  • Biaya listrik dan air: 15 juta
  • Gaji pegawai kantor: 5 juta
  • Sewa pabrik: 30 juta

Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada jumlah unit yang dihasilkan. Biaya variabel per unit terdiri dari:

  • Biaya bahan baku per unit: 35 ribu
  • Biaya bahan penolong per unit: 10 ribu
  • Biaya gaji buruh per unit: 15 ribu

Menghitung BEP dalam Unit: Untuk mencapai titik impas, Budi perlu menjual unit dengan total pendapatan yang bisa menutupi seluruh biaya tetap setelah dikurangi biaya variabel per unit. Menghitungnya dengan membagi total biaya tetap 85 juta dengan hasil pengurangan harga jual per unit (100 ribu) dan biaya variabel per unit (60 ribu). Hasilnya adalah 2.125 unit.

Jadi, Budi perlu menjual 2.125 unit agar usahanya tidak mengalami untung maupun rugi.

Menghitung BEP dalam Rupiah: Untuk BEP dalam rupiah, kita kalikan BEP dalam unit (2.125 unit) dengan harga jual per unit (100 ribu). Hasilnya adalah 212,5 juta rupiah.

Jadi, agar impas, Budi membutuhkan omset sebesar 212,5 juta rupiah.

Pertanyaan 2: Target Keuntungan 50 Juta

Jika Budi menginginkan keuntungan sebesar 50 juta, maka:

  1. Kita tambahkan target laba 50 juta ke total biaya tetap (85 juta), sehingga hasilnya 135 juta.
  2. Selanjutnya, kita bagi jumlah tersebut dengan selisih harga jual per unit (100 ribu) dan biaya variabel per unit (60 ribu).

Hasilnya menunjukkan bahwa Budi harus menjual 3.375 unit untuk mendapatkan laba 50 juta.

Ringkasan Jawaban:

  1. Untuk mencapai BEP, Budi harus menjual 2.125 unit atau menghasilkan omset 212,5 juta rupiah.
  2. Jika ingin memperoleh laba 50 juta, Budi harus menjual 3.375 unit.

Semoga ini membantu!


Peni E

04 November 2024 14:14

terimakasih banyak kak🙏🏻🙏🏻

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

162

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

30

0.0

Jawaban terverifikasi