Bintang S

08 November 2024 03:25

Iklan

Bintang S

08 November 2024 03:25

Pertanyaan

Seorang wanita berkulit normal tetapi ibunya albino dan penglihatan nya normal mempunyai ayah buta warna, menikah dengan laki-laki normal yang ayahnya albino. Tentukan keturunan anak wanitanya yang mengalami albino dan buta warna!

Seorang wanita berkulit normal tetapi ibunya albino dan penglihatan nya normal mempunyai ayah buta warna, menikah dengan laki-laki normal yang ayahnya albino. Tentukan keturunan anak wanitanya yang mengalami albino dan buta warna! 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

17

:

25

:

31

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Dea K

Community

08 November 2024 15:22

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Albino</strong>: Albino adalah sifat resesif, dilambangkan dengan aa, sedangkan kulit normal dominan dilambangkan dengan <strong>AA</strong> atau <strong>A</strong>a.</p><ul><li>Wanita memiliki <strong>kulit normal</strong>, tetapi ibunya <strong>albino</strong>, jadi genotipe-nya adalah <strong>A</strong>a.</li><li>Laki-laki yang merupakan suami wanita tadi juga berkulit <strong>normal</strong>, tetapi ayahnya <strong>albino</strong>, jadi genotipe-nya juga Aa.</li></ul><p>&nbsp;</p><p><strong>Buta Warna</strong>: Buta warna adalah sifat yang terpaut pada kromosom X (resesif), di mana <strong>X<sup>c</sup></strong> adalah alel <strong>buta warna</strong> dan X adalah alel normal.</p><ul><li>kromosom XX (wanita), kromosom XY (Pria)</li><li>Wanita memiliki penglihatan normal, tetapi ayahnya buta warna. Karena sifat buta warna terpaut pada kromosom X, maka wanita tersebut pasti pembawa (carrier) untuk sifat buta warna dengan genotipe X<sup>c</sup>X.</li><li>Laki-laki adalah normal dan tidak buta warna, jadi genotipe-nya adalah XY.</li></ul><p>&nbsp;</p><p>keturunan anak wanitanya yang mengalami albino dan buta warna?</p><p><strong>1. Sifat Albino</strong></p><p>Pasangan ini memiliki genotipe Aa × Aa, jadi kita bisa menggunakan diagram Punnett untuk mendapatkan perbandingan:</p><p>Aa × Aa = <strong>AA</strong> (normal),<strong> Aa</strong> (normal, namun membawa gen albino yg tersembunyi), <strong>Aa</strong> (normal, namun membawa gen albino yg tersembunyi), <strong>aa</strong> (albino)</p><p>Dari hasil ini:</p><ul><li><strong>3 anak dengan kulit normal</strong> (genotipe AA atau Aa) dan <strong>1 anak albino</strong> (genotipe aa).</li><li>Perbandingan anak berkulit normal : albino adalah <strong>3 : 1 </strong>atau <strong>25%</strong></li></ul><p>&nbsp;</p><p><strong>2. Sifat Buta Warna</strong></p><p>Untuk sifat buta warna, pasangan ini memiliki genotipe&nbsp;</p><p>X<sup>c</sup>X <strong>×</strong> XY = <strong>X<sup>c</sup>X</strong> (wanita mata normal, namun membawa gen buta warna tersembunyi), <strong>XX</strong> (wanita mata normal), <strong>X<sup>c</sup>Y </strong>(pria buta warna), <strong>XY </strong>(pria mata normal).<br><br><i><strong>tidak ada wanita yg buta warna</strong></i></p><p>&nbsp;</p><h2>Mengapa Pria Langsung Buta Warna Sementara Wanita Hanya Carrier (Pembawa)?</h2><p><strong>Pada Pria </strong>dengan hanya satu kromosom X, tidak ada alel lain yang bisa menutupi efek alel buta warna, sehingga pria dengan genotipe &nbsp;<strong>X<sup>c</sup>Y</strong> akan langsung menunjukkan buta warna. Dengan kata lain, seorang pria dengan genotipe <strong>X<sup>c</sup>Y </strong>akan langsung menunjukkan sifat buta warna karena tidak ada alel dominan <strong>X</strong> yang bisa menutupi alel <strong>X<sup>c </sup></strong>pada kromosom Y.</p><p><strong>Pada Wanita </strong>karena memiliki dua kromosom X, seorang wanita dengan satu alel buta warna <strong>X<sup>c</sup></strong> dan satu alel normal <strong>X</strong> tidak akan menunjukkan gejala buta warna. Alel normal X dominan ini menutupi sifat buta warna, sehingga wanita tersebut hanya menjadi pembawa sifat (carrier) tanpa mengalami buta warna. Untuk menjadi buta warna, wanita harus memiliki genotipe <strong>X<sup>c</sup>X<sup>c</sup></strong> .</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><h2>FAKTA</h2><p><strong>Wanita memang jauh lebih jarang mengalami buta warna</strong> dibandingkan pria, dan ini terkait dengan cara pewarisan sifat buta warna yang terpaut pada kromosom X. Pria hanya membutuhkan satu alel buta warna <strong>X<sup>c </sup></strong>untuk menunjukkan sifat ini karena mereka memiliki genotipe XY. Dengan satu alel buta warna pada kromosom <strong>X</strong>, maka dapat langsung menyebabkan buta warna karena tidak ada kromosom <strong>X </strong>kedua yang membawa alel normal untuk menutupi sifat buta warna ini.</p><p>&nbsp;</p><p>Akibat dari mekanisme pewarisan ini, buta warna memang <strong>jauh lebih sering terjadi pada pria</strong> daripada wanita. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 8% pria mengalami buta warna, sedangkan pada wanita, angkanya jauh lebih rendah, sekitar 0,5% atau kurang, tergantung pada populasi.</p><p>&nbsp;</p><p>Jadi, meskipun tidak "mustahil" bagi wanita untuk buta warna, <strong>kasusnya jauh lebih jarang</strong> karena membutuhkan kombinasi genetik yang spesifik dari kedua orang tuanya.</p>

Albino: Albino adalah sifat resesif, dilambangkan dengan aa, sedangkan kulit normal dominan dilambangkan dengan AA atau Aa.

  • Wanita memiliki kulit normal, tetapi ibunya albino, jadi genotipe-nya adalah Aa.
  • Laki-laki yang merupakan suami wanita tadi juga berkulit normal, tetapi ayahnya albino, jadi genotipe-nya juga Aa.

 

Buta Warna: Buta warna adalah sifat yang terpaut pada kromosom X (resesif), di mana Xc adalah alel buta warna dan X adalah alel normal.

  • kromosom XX (wanita), kromosom XY (Pria)
  • Wanita memiliki penglihatan normal, tetapi ayahnya buta warna. Karena sifat buta warna terpaut pada kromosom X, maka wanita tersebut pasti pembawa (carrier) untuk sifat buta warna dengan genotipe XcX.
  • Laki-laki adalah normal dan tidak buta warna, jadi genotipe-nya adalah XY.

 

keturunan anak wanitanya yang mengalami albino dan buta warna?

1. Sifat Albino

Pasangan ini memiliki genotipe Aa × Aa, jadi kita bisa menggunakan diagram Punnett untuk mendapatkan perbandingan:

Aa × Aa = AA (normal), Aa (normal, namun membawa gen albino yg tersembunyi), Aa (normal, namun membawa gen albino yg tersembunyi), aa (albino)

Dari hasil ini:

  • 3 anak dengan kulit normal (genotipe AA atau Aa) dan 1 anak albino (genotipe aa).
  • Perbandingan anak berkulit normal : albino adalah 3 : 1 atau 25%

 

2. Sifat Buta Warna

Untuk sifat buta warna, pasangan ini memiliki genotipe 

XcX × XY = XcX (wanita mata normal, namun membawa gen buta warna tersembunyi), XX (wanita mata normal), XcY (pria buta warna), XY (pria mata normal).

tidak ada wanita yg buta warna

 

Mengapa Pria Langsung Buta Warna Sementara Wanita Hanya Carrier (Pembawa)?

Pada Pria dengan hanya satu kromosom X, tidak ada alel lain yang bisa menutupi efek alel buta warna, sehingga pria dengan genotipe  XcY akan langsung menunjukkan buta warna. Dengan kata lain, seorang pria dengan genotipe XcY akan langsung menunjukkan sifat buta warna karena tidak ada alel dominan X yang bisa menutupi alel Xc pada kromosom Y.

Pada Wanita karena memiliki dua kromosom X, seorang wanita dengan satu alel buta warna Xc dan satu alel normal X tidak akan menunjukkan gejala buta warna. Alel normal X dominan ini menutupi sifat buta warna, sehingga wanita tersebut hanya menjadi pembawa sifat (carrier) tanpa mengalami buta warna. Untuk menjadi buta warna, wanita harus memiliki genotipe XcXc .

 

 

FAKTA

Wanita memang jauh lebih jarang mengalami buta warna dibandingkan pria, dan ini terkait dengan cara pewarisan sifat buta warna yang terpaut pada kromosom X. Pria hanya membutuhkan satu alel buta warna Xc untuk menunjukkan sifat ini karena mereka memiliki genotipe XY. Dengan satu alel buta warna pada kromosom X, maka dapat langsung menyebabkan buta warna karena tidak ada kromosom X kedua yang membawa alel normal untuk menutupi sifat buta warna ini.

 

Akibat dari mekanisme pewarisan ini, buta warna memang jauh lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 8% pria mengalami buta warna, sedangkan pada wanita, angkanya jauh lebih rendah, sekitar 0,5% atau kurang, tergantung pada populasi.

 

Jadi, meskipun tidak "mustahil" bagi wanita untuk buta warna, kasusnya jauh lebih jarang karena membutuhkan kombinasi genetik yang spesifik dari kedua orang tuanya.


Bintang S

17 November 2024 04:28

terimakasih untuk jawabannya kak😁😁

Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Jenderal Sudirman lahir pada 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas. Ibunya Siyem adalah keturunan Wedana Rembang. Sejak umur 8 bulan Sudirman diangkat menjadi anak oleh Toeridowati dan Raden Tjokrosoenaryo. Raden Tjokrosoenaryo adalah seorang Asisten Wedana Rembang yang masih saudara dari ibunya. Sudirman seorang anak yang pandai dan sangat menyukai organisasi. Ia mendapatkan pendidikan formal di sekolah Taman Siswa. Ia melanjutkan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta, tetapi tidak sampai tamat hanya 1 tahun bersekolah. Pada saat itu, Sudirman giat berorganisasi Pramuka Hizbul Wathan. Sudirman juga pernah mengikuti pendidikan tentara PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor. Selanjutnya, Sudirman mengajar di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Penggunaan konjungsi subordinatif dalam teks biografi tersebut adalah. a. Ia mendapatkan pendidikan formal di Sekolah Taman Siswa. b. Sudirman seorang anak yang pandai dan sangat menyukai organisasi. c. Selanjutnya, Sudirman mengajar di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. d. Sejak umur 8 bulan Sudirman diangkat menjadi anak oleh Toeridowati dan Raden Tjokrosoenaryo. e. Ia melanjutkan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta, tetapi tidak sampai tamat hanya 1 tahun bersekolah.

5

5.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

30

0.0

Jawaban terverifikasi