Baiq N

02 September 2024 12:42

Iklan

Baiq N

02 September 2024 12:42

Pertanyaan

Saat ini muncul berbagai jenis makanan khas negara lain yang dijajakan para pedagang kaki lima di Indonesia. Jenis makanan tersebut antara lain takoyaki, boba, dan kebab. Mengapa tren ini dapat dikatakan sebagai perubahan sosial?

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

00

:

10

:

24

:

37

Klaim

3

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

03 September 2024 04:29

Jawaban terverifikasi

<p>Tren munculnya berbagai jenis makanan khas negara lain yang dijajakan para pedagang kaki lima di Indonesia, seperti takoyaki, boba, dan kebab, dapat dikatakan sebagai perubahan sosial karena mencerminkan beberapa dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Berikut adalah alasan mengapa tren ini dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan sosial:</p><p>&nbsp;</p><p>1. Globalisasi dan Pertukaran Budaya</p><p>• Integrasi Budaya: Munculnya makanan-makanan dari berbagai negara di Indonesia mencerminkan semakin terbukanya masyarakat Indonesia terhadap budaya luar. Proses globalisasi memungkinkan lebih banyak pertukaran budaya, termasuk dalam hal kuliner. Ketika masyarakat mengadopsi makanan dari negara lain, mereka juga terlibat dalam bentuk interaksi budaya yang lebih luas.<br>• Pengaruh Media dan Teknologi: Penyebaran tren makanan dari luar negeri juga dipengaruhi oleh media dan teknologi informasi, seperti media sosial, yang mempopulerkan makanan-makanan ini. Masyarakat lebih mudah mengakses informasi tentang tren global, termasuk dalam kuliner, yang kemudian diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari.</p><p>2. Perubahan Gaya Hidup dan Preferensi Konsumsi</p><p>• Diversifikasi Selera: Adopsi makanan asing menunjukkan perubahan dalam selera dan gaya hidup masyarakat. Masyarakat tidak lagi hanya terpaku pada makanan tradisional lokal, tetapi juga mulai mengeksplorasi dan menikmati makanan dari berbagai belahan dunia. Ini adalah tanda dari masyarakat yang semakin kosmopolitan dan terbuka terhadap pengalaman baru.<br>• Perubahan Konsumsi dan Ekonomi: Perubahan dalam konsumsi makanan ini juga dapat dihubungkan dengan peningkatan daya beli, urbanisasi, dan perubahan pola makan yang lebih cepat dan praktis. Kehadiran makanan asing di pedagang kaki lima menunjukkan bahwa makanan ini telah terjangkau dan diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.</p><p>3. Dinamika Sosial Ekonomi</p><p>• Kesempatan Ekonomi Baru: Bagi para pedagang kaki lima, menjual makanan khas negara lain bisa menjadi peluang bisnis baru. Ini menunjukkan bagaimana perubahan sosial dapat menciptakan dinamika ekonomi baru, di mana pedagang mencari cara untuk menarik lebih banyak pelanggan dengan menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda.<br>• Adaptasi dan Inovasi Lokal: Meskipun makanan seperti takoyaki, boba, dan kebab berasal dari luar negeri, banyak di antaranya yang telah diadaptasi dengan cita rasa lokal atau bahan-bahan yang lebih mudah didapatkan di Indonesia. Adaptasi ini mencerminkan bagaimana masyarakat menggabungkan unsur-unsur baru dengan tradisi yang ada, menciptakan bentuk baru dari produk kuliner yang sesuai dengan konteks lokal.</p><p>4. Perubahan dalam Identitas Sosial</p><p>• Identitas yang Lebih Fleksibel: Dengan mengadopsi makanan dari berbagai negara, masyarakat juga menunjukkan bahwa identitas sosial mereka semakin fleksibel. Mereka tidak hanya mengidentifikasi diri dengan makanan tradisional, tetapi juga dengan produk-produk yang mencerminkan pengaruh global. Ini menandakan adanya perubahan dalam cara masyarakat memandang diri mereka sendiri dan budaya mereka.<br>• Pengaruh Generasi Muda: Tren makanan global sering kali dipopulerkan oleh generasi muda yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan lebih aktif dalam mengikuti tren global. Perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam nilai-nilai dan preferensi yang dapat mempengaruhi seluruh masyarakat dalam jangka panjang.</p><p>5. Interaksi Sosial Baru</p><p>• Pertemuan dan Komunitas Baru: Tren makanan asing juga dapat menciptakan ruang-ruang baru untuk interaksi sosial. Misalnya, kedai-kedai boba atau takoyaki bisa menjadi tempat berkumpulnya komunitas atau tempat bertemunya orang-orang dari berbagai latar belakang, memperkuat interaksi dan kohesi sosial di masyarakat.</p><p><br>Secara keseluruhan, tren makanan asing di Indonesia dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan sosial karena mencerminkan dinamika globalisasi, perubahan gaya hidup, peluang ekonomi, dan perubahan dalam identitas serta interaksi sosial masyarakat. Tren ini menunjukkan bagaimana masyarakat terus berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh global, sambil tetap mempertahankan karakteristik lokalnya.</p>

Tren munculnya berbagai jenis makanan khas negara lain yang dijajakan para pedagang kaki lima di Indonesia, seperti takoyaki, boba, dan kebab, dapat dikatakan sebagai perubahan sosial karena mencerminkan beberapa dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Berikut adalah alasan mengapa tren ini dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan sosial:

 

1. Globalisasi dan Pertukaran Budaya

• Integrasi Budaya: Munculnya makanan-makanan dari berbagai negara di Indonesia mencerminkan semakin terbukanya masyarakat Indonesia terhadap budaya luar. Proses globalisasi memungkinkan lebih banyak pertukaran budaya, termasuk dalam hal kuliner. Ketika masyarakat mengadopsi makanan dari negara lain, mereka juga terlibat dalam bentuk interaksi budaya yang lebih luas.
• Pengaruh Media dan Teknologi: Penyebaran tren makanan dari luar negeri juga dipengaruhi oleh media dan teknologi informasi, seperti media sosial, yang mempopulerkan makanan-makanan ini. Masyarakat lebih mudah mengakses informasi tentang tren global, termasuk dalam kuliner, yang kemudian diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Perubahan Gaya Hidup dan Preferensi Konsumsi

• Diversifikasi Selera: Adopsi makanan asing menunjukkan perubahan dalam selera dan gaya hidup masyarakat. Masyarakat tidak lagi hanya terpaku pada makanan tradisional lokal, tetapi juga mulai mengeksplorasi dan menikmati makanan dari berbagai belahan dunia. Ini adalah tanda dari masyarakat yang semakin kosmopolitan dan terbuka terhadap pengalaman baru.
• Perubahan Konsumsi dan Ekonomi: Perubahan dalam konsumsi makanan ini juga dapat dihubungkan dengan peningkatan daya beli, urbanisasi, dan perubahan pola makan yang lebih cepat dan praktis. Kehadiran makanan asing di pedagang kaki lima menunjukkan bahwa makanan ini telah terjangkau dan diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

3. Dinamika Sosial Ekonomi

• Kesempatan Ekonomi Baru: Bagi para pedagang kaki lima, menjual makanan khas negara lain bisa menjadi peluang bisnis baru. Ini menunjukkan bagaimana perubahan sosial dapat menciptakan dinamika ekonomi baru, di mana pedagang mencari cara untuk menarik lebih banyak pelanggan dengan menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda.
• Adaptasi dan Inovasi Lokal: Meskipun makanan seperti takoyaki, boba, dan kebab berasal dari luar negeri, banyak di antaranya yang telah diadaptasi dengan cita rasa lokal atau bahan-bahan yang lebih mudah didapatkan di Indonesia. Adaptasi ini mencerminkan bagaimana masyarakat menggabungkan unsur-unsur baru dengan tradisi yang ada, menciptakan bentuk baru dari produk kuliner yang sesuai dengan konteks lokal.

4. Perubahan dalam Identitas Sosial

• Identitas yang Lebih Fleksibel: Dengan mengadopsi makanan dari berbagai negara, masyarakat juga menunjukkan bahwa identitas sosial mereka semakin fleksibel. Mereka tidak hanya mengidentifikasi diri dengan makanan tradisional, tetapi juga dengan produk-produk yang mencerminkan pengaruh global. Ini menandakan adanya perubahan dalam cara masyarakat memandang diri mereka sendiri dan budaya mereka.
• Pengaruh Generasi Muda: Tren makanan global sering kali dipopulerkan oleh generasi muda yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan lebih aktif dalam mengikuti tren global. Perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam nilai-nilai dan preferensi yang dapat mempengaruhi seluruh masyarakat dalam jangka panjang.

5. Interaksi Sosial Baru

• Pertemuan dan Komunitas Baru: Tren makanan asing juga dapat menciptakan ruang-ruang baru untuk interaksi sosial. Misalnya, kedai-kedai boba atau takoyaki bisa menjadi tempat berkumpulnya komunitas atau tempat bertemunya orang-orang dari berbagai latar belakang, memperkuat interaksi dan kohesi sosial di masyarakat.


Secara keseluruhan, tren makanan asing di Indonesia dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan sosial karena mencerminkan dinamika globalisasi, perubahan gaya hidup, peluang ekonomi, dan perubahan dalam identitas serta interaksi sosial masyarakat. Tren ini menunjukkan bagaimana masyarakat terus berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh global, sambil tetap mempertahankan karakteristik lokalnya.


Iklan

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan