NaylaTul M

25 Juli 2024 12:44

Iklan

NaylaTul M

25 Juli 2024 12:44

Pertanyaan

Pendapat mayoritas ulama menyatakan bahwa orang yang sedang salat, lalu ragu/lupa sedang berada di rakaat berapa maka perlu menyakini rakaat yang sedikit, kemudian sujud sahwi di akhir salat. Mazhab yang tidak sepakat pendapat tersebut adalah?

Pendapat mayoritas ulama menyatakan bahwa orang yang sedang salat, lalu ragu/lupa sedang berada di rakaat berapa maka perlu menyakini rakaat yang sedikit, kemudian sujud sahwi di akhir salat. Mazhab yang tidak sepakat pendapat tersebut adalah? 

 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

46

:

06

Klaim

15

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kharisma A

26 Juli 2024 02:26

Jawaban terverifikasi

<p>Mazhab Maliki.&nbsp;</p><p>Mazhab Maliki tidak sepakat dengan pendapat mayoritas yang menyatakan bahwa jika seseorang ragu tentang jumlah rakaat dalam salat, mereka harus menyakini rakaat yang sedikit. Sebaliknya, mazhab Maliki berpendapat bahwa seseorang harus berusaha mengingat rakaat yang benar, dan jika tetap ragu, mereka harus mengikuti keyakinan terakhir mereka sebelum ragu.</p>

Mazhab Maliki. 

Mazhab Maliki tidak sepakat dengan pendapat mayoritas yang menyatakan bahwa jika seseorang ragu tentang jumlah rakaat dalam salat, mereka harus menyakini rakaat yang sedikit. Sebaliknya, mazhab Maliki berpendapat bahwa seseorang harus berusaha mengingat rakaat yang benar, dan jika tetap ragu, mereka harus mengikuti keyakinan terakhir mereka sebelum ragu.


Riski A

28 Juli 2024 16:09

yang melanjutkan nya adalah makmum

Iklan

Nanda R

Community

26 Juli 2024 04:20

Jawaban terverifikasi

<p>Mazhab yang tidak sepakat dengan pendapat mayoritas ulama mengenai keyakinan pada rakaat yang sedikit dan kemudian sujud sahwi di akhir salat adalah Mazhab Maliki. Mazhab Maliki berpendapat bahwa dalam kasus keraguan mengenai jumlah rakaat, seseorang harus mengandalkan dugaan yang lebih kuat (zhan ghalib), bukan sekadar memilih jumlah rakaat yang lebih sedikit. Jika tidak bisa menentukan dengan yakin atau dugaan yang kuat, maka barulah memilih jumlah yang lebih sedikit dan melakukan sujud sahwi.</p>

Mazhab yang tidak sepakat dengan pendapat mayoritas ulama mengenai keyakinan pada rakaat yang sedikit dan kemudian sujud sahwi di akhir salat adalah Mazhab Maliki. Mazhab Maliki berpendapat bahwa dalam kasus keraguan mengenai jumlah rakaat, seseorang harus mengandalkan dugaan yang lebih kuat (zhan ghalib), bukan sekadar memilih jumlah rakaat yang lebih sedikit. Jika tidak bisa menentukan dengan yakin atau dugaan yang kuat, maka barulah memilih jumlah yang lebih sedikit dan melakukan sujud sahwi.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

54

0.0

Jawaban terverifikasi

tolong bantu aku mencari semua kebahasaan pidato yang ada di pidato di bawah ini Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi untuk kita semua. Pertama-tama dan paling utama, marilah kita ucapkan syukur kepada Allah SWT yang sudah memberi limpahan rezeki bagi kita semua. Tak lupa selawat dan salam, mari kita gaungkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, sampai kepada kita selaku umatnya. Hadirin yang berbahagia, Pada kesempatan kali ini izinkan saya berbicara mengenai pentingnya menjaga lingkungan di sekolah. Sebab isu lingkungan sudah menjadi isu di seluruh negara. Maka, menjaganya sudah menjadi tugas bersama. Menjaga lingkungan tak melulu soal menjaga kebersihan. Lebih dari itu, menjaga lingkungan dapat diupayakan lewat menanam tanaman di lingkungan sekolah, menghemat air, dan mengupayakan untuk meminimalkan penggunaan plastik. Lalu, kenapa harus dilakukan di lingkungan sekolah? Sebab, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menjadi tempat pertama untuk memupuk kebiasaan menjaga lingkungan. Hadirin yang berbahagia, Hal-hal yang saya singgung di atas, seperti menanam tanaman, menghemat air, dan meminimalkan penggunaan plastik merupakan hal yang kecil. Namun percayalah, aktivitas kecil punya dampak besar bila dilakukan bersama dan menjadi kebiasaan. Semoga dengan aktivitas positif di sekolah bisa dibawa juga ke rumah, sehingga kegiatan menjaga lingkungan dapat dilakukan terus menerus. Alangkah lebih baik lagi bila kita mampu untuk mempengaruhi saudara, orang tua, dan teman di rumah untuk sama-sama menjaga lingkungan. Demikianlah pidato lingkungan hidup tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang saya sampaikan. Meski singkat, semoga ada manfaatnya. Terima kasih atas atensinya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan