Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel disebut peristiwa osmosis.
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
π=M×R×T×i
Keterangan:
π = Tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (M)
R = Tetapan gas (0,082 atm L/mol K)
T = Suhu (K)
i = Faktor van't hoff (untuk larutan elektrolit)
Nilai faktor van't hoff bergantung pada jumlah ion yang terlarut, ditulis dalam persamaan berikut:
i=1+(n−1)α
Dimana α adalah derajat ionisasi dan n adalah jumlah ion dari zat elektrolit.
Karena suhu dan molaritas sama, maka tekanan osmotik larutan-larutan tersebut hanya bergantung faktor van't hoff. Larutan KOH dan Al2(SO4)3 merupakan larutan elektrolit sedangakan urea non elektrolit. Larutan KOH dan Al2(SO4)3merupakan larutan elektrolit kuat, sehingga derajat ionisasinya sama yaitu 1. Nilai faktor van't hoff kedua larutan elektrolit tersebut hanya dipengaruhi jumlah ionnya. Jumlah ion Al2(SO4)3 ada 5, yaitu 2 ion Al3+ dan 3 ion SO42−, sedangkan jumlah ion Larutan KOH ada 2 yaitu 1 ion H+ dan 1 OH−. Sehingga urutan tekanan osmotik terbesar yaitu Al2(SO4)3, kedua larutan KOH, dan yang terakhir adalah urea.
Jadi, urutkan kenaikan tekanan osmotik larutan tersebut dari yang terendah adalah urea, KOH, dan Al2(SO4)3