Iklan

Iklan

Pertanyaan

Ubahlah teks cerita ulang biografi di bawah ini menjadi sebuah teks narasi! Chairil Anwar. Penyair ini dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922, meninggal 28 April 1949 di Jakarta. Berpendidikan HIS dan MULO (tidak tamat). Chairil Anwar bersama Asrul Sani, Rivai Apin, dan seniman lain ikut mendirikan Gelanggang Seniman Merdeka (1946). Ia menjadi redaktur Gelanggang (ruang budaya Siasat, 1948–1949) dan redaktur Gema Suasana (1949). Kumpulan sajaknya: Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus (1949), Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak, bersama Asrul Sani dan RivalApin, 1950), Aku Ini Binatang Jalang (1986), dan Derai-Derai Cemara (1999). Sajak-sajaknya yang lain serta sejumlah tulisannya yang lain dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956). Selain menulis sajak, Chairil Anwar juga banyak menerjemahkan karya-karya asing, di antaranya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948) dan Kena Gempur (novel terjemahan, 1950). Oleh H.B. Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.

Ubahlah teks cerita ulang biografi di bawah ini menjadi sebuah teks narasi!

    Chairil Anwar. Penyair ini dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922, meninggal 28 April 1949 di Jakarta. Berpendidikan HIS dan MULO (tidak tamat). Chairil Anwar bersama Asrul Sani, Rivai Apin, dan seniman lain ikut mendirikan Gelanggang Seniman Merdeka (1946).
    Ia menjadi redaktur Gelanggang (ruang budaya Siasat, 1948–1949) dan redaktur Gema Suasana (1949). Kumpulan sajaknya: Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus (1949), Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak, bersama Asrul Sani dan Rival Apin, 1950), Aku Ini Binatang Jalang (1986), dan Derai-Derai Cemara (1999). Sajak-sajaknya yang lain serta sejumlah tulisannya yang lain dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956).  Selain menulis sajak, Chairil Anwar juga banyak menerjemahkan karya-karya asing, di antaranya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948) dan Kena Gempur (novel terjemahan, 1950). Oleh H.B. Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45. 

  1. ....

  2. ....undefined

Iklan

N. Faizah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Suryakancana

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan terlahirlah seorang putra yang diberi nama Chairil Anwar, dia tumbuh dengan hiruk pikuk kondisi negara yang kacau. setelah dewasa dia menempuh pendidikan tinggi meskipun tidak sampai mendapat gelar sarjana diHIS dan MULO. Tetapi semangatnya untuk terus maju tidak sampai di situ.Ia bersama teman-temannya yaitu Asrul Sani, Rivai Apin, dan seniman lain ikut mendirikan Gelanggang Seniman Merdeka pada tahun 1946. Setelah dua tahun mendirikan GSM dia pun menjadi direktur di sana selama satu tahun yaitu dengan masa jabat (ruang budaya Siasat, 1948–1949), tetapi tidak hanya itu, kesuksesannya pun terlihat saat ia dipercaya menjadi direktur di Gema Suasana pada tahun 1949. meninggal 28 April 1949 di Jakarta. Semasa hidupnya dia terus berkarya. Banyak karya yang ia ciptakan seperti kumpulan sajaknya: Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus (1949), Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak, bersama Asrul Sani dan RivalApin, 1950), Aku Ini Binatang Jalang (1986), dan Derai-Derai Cemara (1999). Sajak-sajaknya yang lain serta sejumlah tulisannya yang lain dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956). Selain menulis sajak, Chairil Anwar juga banyak menerjemahkan karya-karya asing, di antaranya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948) dan Kena Gempur (novel terjemahan, 1950). Oleh H.B. Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.

   Pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan terlahirlah seorang putra yang diberi nama Chairil Anwar, dia tumbuh dengan hiruk pikuk kondisi negara yang kacau. setelah dewasa dia menempuh pendidikan tinggi meskipun tidak sampai mendapat gelar sarjana di HIS dan MULO. Tetapi semangatnya untuk terus maju tidak sampai di situ. Ia bersama teman-temannya yaitu Asrul Sani, Rivai Apin, dan seniman lain ikut mendirikan Gelanggang Seniman Merdeka pada tahun 1946.
    Setelah dua tahun mendirikan GSM dia pun menjadi direktur di sana selama satu tahun yaitu dengan masa jabat (ruang budaya Siasat, 1948–1949), tetapi tidak hanya itu, kesuksesannya pun terlihat saat ia dipercaya menjadi direktur di Gema Suasana pada tahun 1949. meninggal 28 April 1949 di Jakarta.
    Semasa hidupnya dia terus berkarya. Banyak karya yang ia ciptakan seperti kumpulan sajaknya: Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus (1949), Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak, bersama Asrul Sani dan Rival Apin, 1950), Aku Ini Binatang Jalang (1986), dan Derai-Derai Cemara (1999). Sajak-sajaknya yang lain serta sejumlah tulisannya yang lain dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956).
    Selain menulis sajak, Chairil Anwar juga banyak menerjemahkan karya-karya asing, di antaranya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948) dan Kena Gempur (novel terjemahan, 1950). Oleh H.B. Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45. 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

9

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Dari biodata di atas, buatlah teks cerita ulang biografi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia