Senyawa biner merupakan senyawa yang terdiri atas dua macam unsur yang berbeda. Senyawa biner digolongkan menjadi dua, yaitu senyawa biner dari unsur logam dan nonlogam serta senyawa biner dari unsur nonlogam dan nonlagam. Tata nama kedua jenis senyawa tersebut sebagai berikut.
Penamaan senyawa biner dari unsur logam dan nonlogam mengikuti aturan berikut.
- Unsur yang berada di depan (unsur logam) sebagai kation diberi nama sesuai dengan nama · unsur tersebut.
- Unsur yang berada di belakang (unsur nonlogam) sebagai anion diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut dengan mengganti akhiran unsur menjadi akhiran -ida.
- Penyebutan senyawa dari unsur logam yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi disertai muatan kationnya dalam angka Romawi, lalu diikuti nama unsur anion. Kation (ion positif) merupakan unsur logam, sedangkan anion (ion negatif) merupakan unsur nonlogam. · Angka Romawi ditulis dalam tanda kurung. ·
a. Tembaga oksida
Tembaga oksida merupakan senyawa biner logam dan nonlogam. Kationnya adalah Tembaga () dan Anionnya adalah oksigen ()
Rumus kimia tembaga oksida adalah CuO
b. Besi (III) sulfat
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom. Senyawa poliatom adalah senyawa yang berasal dari ion-ion poliatom, yaitu ion yang terdiri atas dua atau lebih atorp-atom yang terikat bersama membentuk ion-dengari ikatan kovalen.
Nama umum senyawa ion poliatomik yaitu : Kation + Anion.
Besi (III) sulfat merupakan senyawa ion poliatomik dengan kation besi dengan bilangan oksidasi 3 dan sulfat yaitu ().
Rumus kimia dari Besi (III) Sulfat adalah Fe2(SO4)3.
Jadi, rumus kimia dari tembaga oksida adalah CuO dan Besi (III) Sulfat adalah Fe2(SO4)3.