Iklan

Pertanyaan

AKULAH MEDAN
Teja Purnama

Akulah Medan
Cinta yang menjelma kota
saat Guru dan Putri Brayan menyatu jiwa
di pernikahan alir Deli dan Babura

        Akulah Medan
        Cinta yang membasuh ambisi
        saat Kolok menyilakan Kelik
        menyuburkan harapan di tanah kebaikan

Jangan harap kubuang kenangan yang terus berbinar
di sayap kupu-kupu dan senja itu

        Walau siang malam
        orang-orang berperang
        dengan parang atau uang
        seperti dendam yang tak padam-padam
        aku tetaplah Medan

Walau orang-orang melukis kelamin dengan darah perawan
di setiap zebra cross, traffic light, papan tulis sekolah, kampus, gedung dewan.,
kantor polisi, plaza, koran
aku tetaplah Medan

        Walau kau lahap tanah-tanahku
        walau kau hisap sungai-sungaiku
        aku tetap Medan

Inilah aku
Cinta yang kini memanggul kota ribuan kotak
mendaki gunung sampah abad digital
menyusuri lembah sejarah tak berwajah
terpuruk di batang Trembesi Lapangan Merdeka
merindukan Guru menyembuhkan luka
yang terus berdetak-detak di jantungkuspace 

Tentukanlah unsur intrinsikdari puisi di atas!

Tentukanlah unsur intrinsik dari puisi di atas!space 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

03

:

03

:

26

Klaim

Iklan

A. Dwianto

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

puisi "Akulah Medan" memuat unsur intrinsik berupa tema, rasa, nada, amanat, rima, tipografi, imaji, kata konkret.

puisi "Akulah Medan" memuat unsur intrinsik berupa tema, rasa, nada, amanat, rima, tipografi, imaji, kata konkret.space 

Pembahasan

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi).Unsur intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik. Unsur intrinsiknya yaitu: Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas. Unsur intrinsik puisi "Akulah Medan" yaitu: Tema Puisi di atas menunjukkan cinta tanah kelahirannya yaitu Medan. Jadi, tema puisi di atas adalah cinta tanah air. Rasa Pada bait pertama, kedua, dan ketigapenulis mengungkapkan perasaan cintanya terhadap tanah kelahirannya. Pada bait keempat dan kelimapenulis mengungkapkan rasa bangga dengan tanah kelahirannya dengan berbagai problematikanya. Pada bait keenam dan ketujuh penulis mengungkapkan rasanprihatin dan kesedihannya melihat kondisi tanah kelahirannya saat ini yang berbeda jauh dengan keadaan dulunya. Nada Puisi di atas menggunakan nadakesedihan dan keprihatinan. Seperti pada bait keempat dan kelima yang menggambarkan kondisi tanah kelahirannya dengan berbagai permasalahannya namun masih menyimpan rasa bangga. Amanat Pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh penulislewat puisi "Akulah Medan" yaitu harus memiliki kebanggaan dengan tanah kelahiran sendiri dengan berbagai perubahan baik atau pun tidak. Penulis juga ingin para pembaca bisa membuat perubahan yang baik pada tanah kelahirannya. Rima Pada bait pertama menggunakan rimah patah yaitu a-b-b-b. Pada bait kedua juga menggunakan rima patah yaitu a-b-c-a. Pada bait ketiga menggunakan rima merdeka yaitu a-b. Pada bait keempat menggunakan rima patah yaitu a-b-b-a-c. Pada bait kelima menggunakan rima rangkai yaitu a-a-a-a. Pada bait keenam menggunakan rima patah yaitu a-a-b. Pada bait ketujuh menggunakan rima merdeka. Tipografi Tipografi pada puisi "Akulah Medan" ini terlihat jelas sekali. Penggunaan huruf kecil, tepi kanan-kiri, pengaturan baris dan bait. Hal itu bertujuan untuk membentuk bangun ruang pada fisik puisi, menentukan pemaknaan, serta memberikan nilai estetik tersendiri bagi visual puisi.Penulisan bait pertama, ketiga, kelima, ketujuhrata kiri dan bait kedua, keempat, dan keenam menjorok ke dalam seperti memberikan makna dan kesan tersendiri. Imaji Pada bait pertama, kedua, dan ketiga menggunakan imaji rasa yang memberi efek pada perasasaan. Bait keempat, kelima, dan keenammenggunakan imaji visual yang membuat pembaca seakan melihat jelas. Pada bait ketujuh menggunakan imaji visual dan imaji rasa. Kata Konkret Kata konkret pada puisi "Akulah Medan" yaitu Guru, Putri, tanah, sayap, kupu-kupu, senja, siang, malam, parang, uang, kelamin, darah, zebra cross, traffic light, papan tulis sekolah, kampus, gedung dewan, kantor polisi, plaza, koran, sungai, kota, kotak, memanggul, mendaki, gunung, sampah, lembah, batang. Dengan demikian, puisi "Akulah Medan" memuat unsur intrinsik berupa tema, rasa, nada, amanat, rima, tipografi, imaji, kata konkret .

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik. Unsur intrinsiknya yaitu:

  1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
  2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
  3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
  4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
  5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.
  6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris.
  7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya.
  8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan.
  9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.

Unsur intrinsik puisi "Akulah Medan" yaitu:

  1. Tema
    Puisi di atas menunjukkan cinta tanah kelahirannya yaitu Medan. Jadi, tema puisi di atas adalah cinta tanah air.
  2. Rasa
    Pada bait pertama, kedua, dan ketiga penulis mengungkapkan perasaan cintanya terhadap tanah kelahirannya. Pada bait keempat dan kelima penulis mengungkapkan rasa bangga dengan tanah kelahirannya dengan berbagai problematikanya. Pada bait keenam dan ketujuh penulis mengungkapkan rasanprihatin dan kesedihannya melihat kondisi tanah kelahirannya saat ini yang berbeda jauh dengan keadaan dulunya.
  3. Nada
    Puisi di atas menggunakan nada kesedihan dan keprihatinan. Seperti pada bait keempat dan kelima yang menggambarkan kondisi tanah kelahirannya dengan berbagai permasalahannya namun masih menyimpan rasa bangga.
  4. Amanat
    Pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh penulis lewat puisi "Akulah Medan" yaitu harus memiliki kebanggaan dengan tanah kelahiran sendiri dengan berbagai perubahan baik atau pun tidak. Penulis juga ingin para pembaca bisa membuat perubahan yang baik pada tanah kelahirannya.
  5. Rima
    Pada bait pertama menggunakan rimah patah yaitu a-b-b-b. Pada bait kedua juga menggunakan rima patah yaitu a-b-c-a. Pada bait ketiga menggunakan rima merdeka yaitu a-b. Pada bait keempat menggunakan rima patah yaitu a-b-b-a-c. Pada bait kelima menggunakan rima rangkai yaitu a-a-a-a. Pada bait keenam menggunakan rima patah yaitu a-a-b. Pada bait ketujuh menggunakan rima merdeka.
  6. Tipografi
    Tipografi pada puisi "Akulah Medan" ini terlihat jelas sekali. Penggunaan huruf kecil, tepi kanan-kiri, pengaturan baris dan bait. Hal itu bertujuan untuk membentuk bangun ruang pada fisik puisi, menentukan pemaknaan, serta memberikan nilai estetik tersendiri bagi visual puisi. Penulisan bait pertama, ketiga, kelima, ketujuh rata kiri dan bait kedua, keempat, dan keenam menjorok ke dalam seperti memberikan makna dan kesan tersendiri.
  7. Imaji
    Pada bait pertama, kedua, dan ketiga menggunakan imaji rasa yang memberi efek pada perasasaan. Bait keempat, kelima, dan keenam menggunakan imaji visual yang membuat pembaca seakan melihat jelas. Pada bait ketujuh menggunakan imaji visual dan imaji rasa.
  8. Kata Konkret
    Kata konkret pada puisi "Akulah Medan" yaitu Guru, Putri, tanah, sayap, kupu-kupu, senja, siang, malam, parang, uang, kelamin, darah, zebra cross, traffic light, papan tulis sekolah, kampus, gedung dewan, kantor polisi, plaza, koran, sungai, kota, kotak, memanggul, mendaki, gunung, sampah, lembah, batang.

Dengan demikian, puisi "Akulah Medan" memuat unsur intrinsik berupa tema, rasa, nada, amanat, rima, tipografi, imaji, kata konkret.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

2

Iklan

Pertanyaan serupa

Tuliskan amanat yang kamu dapatkan setelah membaca puisi di atas!

2

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia