Iklan
Pertanyaan
Perhatikan tajuk rencana berikut!
Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, menutup Taman Nasional Komodo (TNK) selama satu tahun, terus memicu pro dan kontra. Meskipun maksud atau tujuan dari penutupan TNK untuk menyelamatkan populasi komodo, perlu kajian cermat dan mendalam sebelum kebijakan itu diberlakukan. Salah satu yang penting menjadi pertimbangan menutup TKN adalah ancaman terganggunya sektor pariwisata. Jika pariwisata terganggu, berdampak langsung pada perekonomian masyarakat setempat.
Wacana penutupan TNK ini didasari pertimbangan kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat yang terdapat di ujung barat Pulau Flores yang makin memburuk. Kehidupan hewan karnivora ini semakin terancam akibat berkurangnya populasi rusa dan kambing yang menjadi makanan utama komodo. Kekhawatiran terbesar ketika komodo kekurangan makanan adalah mereka akan kanibal atau saling memakan. Komodo yang besar akan memakan komodo yang kecil. Oleh sebab itu, Pemprov NTT berencana melakukan penataan dengan cara menutup sementara TKN. Tindakan tersebut dinilai solusi terbaik agar para pemburu bisa menghentikan aksinya dan populasi rusa bisa kembali membaik.
Saat ini sekitar 4.000—5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar di wilayah Pulau Komodo dan sekitamya. Populasi hewan yang sering disebut biawak raksasa ini menyebar di Pulau Rinca, Gili Motang, Gili Dasami, Komodo, dan Flores.
Sejatinya, rencana penutupan TNK Oleh Pemprov NTT sangat baik untuk pelestarian komodo. Namun, rencana tersebut masih dikaji dengan melibatkan multisektoral, antara Iain TNK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), dan Kementerian Pariwisata. Menteri LHK, Siti Nurbaya, menilai otoritas mengenai kawasan konservasi sepenuhnya berada di pusat sehingga harus ada diskusi antara KLHK dan Kementerian Pariwisata sebelum TNK ditutup sementara.
Sektor pariwisata menjadi alasan utama wacana penutupan TNK menjadi polemik, apalagi warga sekitar TNK menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata. Balai Taman Nasional Komodo mencatat pendapatan TNK dari kunjungan wisatawan sepanjang 2018 mencapai Rp32 miliar. Jumlah ini naik dari 2017 sebesar Rp29 miliar. Mayoritas pengunjung adalah wisatawan asing. Oleh karena itu, besarnya sumbangan di sektor pariwisata ini menjadi salah satu alasan rencana penutupan TKN selama setahun perlu kajian cermat dan mendalam.
Jika problem utama komodo terancam adalah berkurangnya populasi rusa, yang perlu dilakukan adalah memerangi perburuan liar di Pulau Komodo dan sekitamya. Itu bisa dilakukan dengan memperketat pengamanan di titik-titik tempat masuknya para pemburu. Selain itu, siapa pun yang terlibat perburuan harus diberi sanksi yang tegas sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku. Di saat yang sama perlu memikirkan untuk meningkatkan populasi rusa dengan melakukan pengembangbiakan di daerah Iain di luar TKN.
Disadur dari: https://nasional.sindonews.com/readU3 73079/16/ perlukah-menutup-taman-nasional-komodo1548282350, diunduh 10 Februari 2019
Tentukan struktur tajuk rencana tersebut!
8 dari 10 siswa nilainya naik
dengan paket belajar pilihan
Habis dalam
00
:
14
:
55
:
37
Iklan
N. Puspita
Master Teacher
3
3.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia