Iklan
Iklan
Pertanyaan
Bacalah teks berikut.
Kardus Pendamai Hati
Pagi ini Levi pergi sekolah dengan wajah ceria dan bersemangat. Di depan gerbang sekolah, air mukanya tiba-tiba berubah menjadi sendu. Ia menatap ke arah kelasnya berada. Di sana, terlihat teman-temannya bersenda gurau sebelum bel masuk berbunyi. Seorang teman yang melihat kedatangan Levi menghampiri. Dia adalah Piere. Piere meminta buku PR Levi. Hampir setiap ada PR dan ulangan, Levi menjadi sasaran Piere untuk menyontek.
Pernah suatu ketika, Piere datang terlambat dan tidak mengerjakan PR. Saat Bu Guru meminta semua siswa mengumpulkan PR, Piere mengambil buku PR Levi dan menyembunyikannya. Levi pun disangka tidak mengerjakan PR oleh teman-temannya. Levi terpaksa mengatakan kepada Bu Guru kalau dirinya sudah mengerjakan PR, tetapi lupa membawa bukunya. Karena Bu Guru tidak menerima alasan seperti itu, Levi dan Piere diberi hukuman karena tidak mengumpulkan PR.
Sebenarnya Levi sangat kesal dengan kelakuan Piere. Ia juga kesal terhadap dirinya sendiri yang tidak berani melawan Piere. Kekesalan itu ia pendam sendiri. Untuk mengatasinya, Levi akan duduk di depan cermin dan menutup kepalanya dengan kardus panci milik ibunya. Saat kepalanya sudah ditutup, Levi mulai menggerutu dan meluapkan semua unek-uneknya sambil menunjuk-tunjuk pantulan dirinya di cermin.
Setelah beberapa saat, Levi menjentikkan jari. Dari dalam kardus itu terlihat cahaya yang berkedip-kedip. ltu adalah tanda kedatangan teman peri Levi yang bernama Nena. Nena menjadi penghibur saat sedih, teman saat suka, dan pendamai hati Levi. Nena sudah mendengar banyak cerita dari Levi, terutama tentang Piere. Sampai-sampai Nena ingin menjentik telinga anak nakal itu karena membuat Levi sedih.
"Lagi-lagi Piere. Kamu sesekali harus melawan Piere kalau dia nakal. Atau aku datangi dia untuk memberinya pelajaran?" kata Nena setelah mendengar curahan hati Levi. Belum lama berbicara, ada seseorang mengetuk pintu kamar Levi.
"Levi, ada teman kamu berkunjung. Katanya ia ingin belajar bersama,” kata lbu Levi.
Levi meminta Nena pergi dulu, kemudian menyimpan kardusnya di sudut ruangan. Levi membuka pintu dan mengikuti ibunya ke ruang tamu untuk mengetahui siapa temannya yang datang. Betapa terkejutnya Levi mengetahui Piere adalah orang yang dimaksud ibunya tadi. Sebelumnya, lbu Levi bercerita bahwa Piere tadi minta maaf telah banyak menyusahkan Levi di sekolah.
Mengetahui hal tersebut, Levi menjadi heran. Piere tidak biasanya seperti ini. Wajah nya sendu. Matanya merah dan agak basah. Piere habis menangis. Ditambah lagi, ia membawa tas ransel yang penuh, seperti orang hendak bepergian. Levi tidak tahu harus berkata apa kepada teman yang dikeluhkannya tadi kepada Nena. Levi mengajak Piere ke ruang tengah untuk belajar.
"Tunggu di sini sebentar, ya. Aku mau mengambil buku dan alat tulis,” pamit Levi kepada Piere.
Levi memang hendak mengambil buku dan alat tulis. Akan tetapi, Levi juga memiliki niat lain. Levi mencari kardusnya dan menjentikkan jari. Nena pun muncul. Levi meminta Nena menghibur Piere yang sedang bersedih. Meskipun Piere kerap menyusahkannya, Levi tidak sampai hati jika membiarkan temannya bersedih.
"Baiklah. Aku akan menghiburnya. Kalau ia berbohong tentang kesedihannya, aku tidak akan ragu untuk menjentik telinganya!" kata Nena.
Kepala Piere masih tertunduk dan matanya semakin basah. Tanpa ragu-ragu, Levi memasang kardus yang dibawanya ke kepala Piere. Muncul cahaya berkelap-kelip, Nena datang. Ia menaburkan serbuk kejujuran di atas kardus. Piere terkejut, tetapi tidak melepaskan kardus itu. Piere yang sedari tadi diam mulai berbicara. Ia mengungkapkan bahwa kakaknya telah marah besar karena menduga dirinya ikut tawuran pelajar. Padahal, Piere telah dijebak oleh temannya. Sampai akhirnya, Piere yang hanya hidup berdua dengan kakaknya pergi dari rumah.
Kini, Piere sudah berdamai dengan hatinya dan menjadi tenang. Lalu, ia meminta maaf kepada Levi. Ia ingin berteman baik dengan Levi. Jika Levi membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk meminta bantuannya. Untuk sekarang dan seterusnya, Piere akan rajin berkunjung untuk belajar bersama.
"Omong-omong, ini kardus apa, Lev? Mengapa ada di kepalaku?" tanya Piere sembari melepaskan dan mengembalikannya kepada Levi. Lalu, ia berbalik badan untuk menghapus air matanya.
"Maaf, Piere. ltu kardus panci milik ibuku. Kukira kamu akan malu jika terlihat sedang menangis. Maka dari itu, kututup saja kepalamu pakai ini,” gurau Levi sambil tersenyum dan mengerlingkan mata kepada Nena yang terbang di atas kepala Piere.
Seseorang mengetuk pintu rumah Levi. Saat dibuka, itu adalah Kak Yoza, kakak Piere, yang menjemput adiknya dan memintanya kembali ke rumah.
Tentukan struktur cerita fantasi tersebut dengan menuliskan gagasan utama pada setiap bagian di tabel yang tertera.
Iklan
E. Iga
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma
2
5.0 (1 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia