Iklan
Iklan
Pertanyaan
Siang itu mendung tebal masih menggelayut di wajah Gadis Cik Inam. Matanya yang biasanya bersinar cemerlang, siang itu tampak redup oleh sisa-sisa air mata yang masih menggenang. Muda Cik Leman merasa iba melihatnya. Perempuan itu duduk bersimpuh, tertunduk lesu berseberangan tikar pacar di hadapannya.
Mereka baru saja selesai makan siang. Namun, gadis Cik Inam tidak makan sama sekali, dan Muda Cik Leman pun hanya makan sedikit. Muda Cik Leman berusaha tetap tenang, tetapi tak kuasa. Tanpa disadari ia menjadi gugup. Dadanya berdeburan, tetapi ia berusaha menyembunyikannya. Ramalan ahli nujum Kerajaan Galangan terus menghantuinya. Ia khawatir Gadis Cik Inam ingat ramalan itu.
Sesudah mencuci tangannya, Muda Cik Leman memandang istrinya yang masih menunduk. Muda Cik Leman menghempaskan napas cukup keras. Gadis Cik Inam tetap menunduk, tak kuasa mengangkat kepalanya.
"Bung Lung Cik Inam," sapa Muda Cik Leman dengan suara lirih karena tersekat di tenggorokannya. Gadis Cik Inam mengangkat wajahnya. Dengan ujung baju kurungnya, Gadis Cik Inam melap matanya yang basah oleh air mata. Dengan matanya yang sayu dan bolot, ia membalas tatapan mata suaminya. Lalu sepasang matanya itu bersiborok pandang. Gadis Cik Inam tak kuasa menahan kesedihannya. Air bening kembali melimbak memenuhi pelupuk matanya. Lalu butir-butir air itu menggelinding pelan-pelan ke pipinya. Tak sepatah kata pun keluar dari celah bibirnya yang indah.
"Mimpimu memang menyiratkan firasat buruk, Bung Lung Inam," desis Muda Cik Leman lirih. Ia memang tak kuasa melepaskan suaranya. Ia pikir lebih baik berterus terang kepada istrinya. Lebih baik kecemasan itu mereka pikul bersama.
Gadis Cik Inam tak menanggapi. Sepasang matanya sembab membalas tatapan mata suaminya. Air mata semakin deras melimbak keluar dari balik kelopak matanya, lalu berguling-guling di pipinya.
(Dikutip dari: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006)
Tentukan nilai-nilai dalam kutipan hikayat tersebut!
Iklan
N. Puspita
Master Teacher
50
4.2 (5 rating)
Faaz Ansori
Jawaban tidak sesuai
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia