Cultuurstelsel adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada 1830. Dalam kebijakan ini, setiap desa wajib menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor, sepeti kopi, tebu, dan indigo. Ketentuan sistem tanam paksa tersebut tertuang dalam lembaran negara tahun 1834 Nomor 22.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda ternyata mendapat kecaman dari berbagai pihak. Dengan kecaman tersebut, Belanda akhirnya menghapus sistem tanam paksa. Tokoh penentang tanam paksa antara lain: Eduard Douwes Dekker, Baron van Hoevell, Fransen van de Putte, dan golongan pengusaha. Langkah yang dilakukan adalah dengan menentang kebijakan tanam paksa, menerapkan politik balas budi meliputi (edukasi, irigasi, imigrasi), menulis buku yang berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda, serta menghendaki kebebasan berusaha, karena sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
Dengan demikian, tokoh penentang tanam paksa antara lain: Eduard Douwes Dekker, Baron van Hoevell, Fransen van de Putte, dan golongan pengusaha. Langkah yang dilakukan adalah dengan menentang kebijakan tanam paksa, menerapkan politik balas budi meliputi (edukasi, irigasi, imigrasi), menulis buku yang berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda, serta menghendaki kebebasan berusaha, karena sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.