Setiap partai politik di Timor Timur memiliki cita-cita berbeda terkait masa depan rakyat Timor Timur. Bersama Apodeti, Kota dan Trabalista sepakat untuk berintegrasi dengan Republik Indonesia melalui ...

Pembahasan

Timor Timur pada awalnya merupakan wilayah koloni Portugis. Akibat terjadi krisis di Portugis, pada 1974 pemerintah Portugis memberikan kebebasan bagi rakyat Timor Timur. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh tiga partai politik besar di Timor Timur untuk menentukan masa depan Timor Timur. Ketiga partai politik tersebut, yaitu Uniao Democratica Timorense (UDT-Persatuan Demokratik Rakyat Timor Timur), Frente Revolucionaria de Timor Leste lndependente (Fretilin-Front Revolusioner Kemerdekaan Timor Timur), dan Associacao Popular Demokratica Timorense (Apodeti-Ikatan Demokratik Popular Rakyat Timor). Ketiganyamemiliki cita-cita berbeda terhadap masa depan Timor Timur. UDT menginginkan Timor Timur merdeka secara bertahap. Fretilin menginginkan kemerdekaan secepatnya. Adapun Apodeti berpandangan bahwa bergabungnya Timor Timur ke Indonesia merupakan pilihan terbaik. Menurut Apodeti, hubungan geografis dan historis dengan Indonesia akan memperkuat stabilitas politik di wilayah Timor Timur. Seiring berjalannya waktu, UDT dan dua partai kecil, yaitu Kota dan Trabalista menyatakan sepakat dengan Apodeti untuk berintegrasi dengan Indonesia melalui "Deklarasi Balibo" pada 30 November 1975. Sehingga, pada 17 Juli 1976 pemerintah Indonesia secara resmi menerima Timor Timur sebagai provinsi ke-27 Indonesia. Dengan demikian, bersama Apodeti, Kota dan Trabalista sepakat untuk berintegrasi dengan Republik Indonesia melalui Deklarasi Balibo.