Soal a:
Senyawa NaCl terbentuk dari unsur natrium (logam) dan klorin (nonlogam). Oleh karena itu, ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion.
Soal b:
Senyawa H2O terbentuk dari unsur hidrogen (nonlogam) dan oksigen (nonlogam). Oleh karena itu, ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen.
Soal c:
Senyawa ion memiliki titik leleh lebih besar dari senyawa kovalen karena ikatan antar ion lebih kuat dibandingkan ikatan dari pasangan elektron bersama. Oleh karena itu, titik leleh NaCl lebih tinggi dibandingkan H2O karena ikatan ion lebih kuat dibandingkan ikatan kovalen.
Soal d:
Sama halnya dengan titik leleh, titik didih NaCl lebih tinggi dibandingkan H2O karena ikatan ion lebih kuat dibandingkan ikatan kovalen.
Soal e:
Titik leleh dipengaruhi oleh gaya antarmolekul pada senyawa tersebut. Pada H2O terdapat ikatan hidrogen yang lebih kuat dibandingkan gaya antarmolekul lainnya, misalnya gaya London dan gaya dipol-dipol. Contoh senyawa yang titik lelehnya lebih rendah dari H2O adalah H2S karena H2S tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi gaya dipol-dipol.
Soal f:
Sama halnya dengan titik leleh, titik didih juga dipengaruhi oleh gaya antarmolekul pada senyawa tersebut. Contoh senyawa yang titik didihnya lebih rendah dari H2O adalah CCl4 karena CCl4 tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi gaya London.
Jadi:
- Senyawa NaCl memiliki ikatan ion.
- Senyawa H2O memiliki ikatan kovalen.
- Titik leleh NaCl lebih tinggi dibandingkan H2O karena ikatan ion lebih kuat dibandingkan ikatan kovalen.
- Titik didih NaCl lebih tinggi dibandingkan H2O karena ikatan ion lebih kuat dibandingkan ikatan kovalen.
- Contoh senyawa yang titik lelehnya lebih rendah dari H2O adalah H2S karena H2S tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi gaya dipol-dipol.
- Contoh senyawa yang titik didihnya lebih rendah dari H2O adalah CCl4 karena CCl4 tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi gaya London.