Jawaban yang tepat dari pertanyaan diatas adalah E.
Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:
Irak secara sepihak telah membatalkan perjanjian dengan Iran, yaitu Perjanjian Algier yang berisi mengenai penguasaan bersama atas daerah Shat el Arab yang kaya akan minyak bumi. Ketika Irak berada di bawah pemerintahan Saddam Husein, Saddam ingin mengembalikan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Babylonia di masa lampau. Menurut sejarah masa lalu, Irak merupakan pewaris dari Kerajaan Babylonia yang pernah diperintah oleh Raja Nebukadnezar. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Irak melancarkan serangan ke Iran dan meletuslah perang Irak dengan Iran. Irak mendapat bantuan dari negara-negara Arab yang khawatir terhadap pengaruh Revolusi Iran. Antara lain : Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Emirat Arab, Oman, Mesir, Yordania, Kuwait, Yaman Utara, Maroko dan Palestina. Sedangkan Iran didukung oleh Suriah, Libya dan Yaman Selatan. Dalam Perang Irak-Iran ini negara Eropa, Amerika Serikat dan Uni Sovyet ikut menghancurkan kekuatan Iran, karena kedua negara tersebut khawatir Iran tumbuh menjadi negara yang kuat dalam bidang militer. Untuk mencapai tujuan tersebut, Amerika Serikat menempatkan kapal induknya di Teluk Persia.
Pada tahun 1981, Iran berhasil menghancurkan instalasi minyak Irak. Kemudian pada bulan Maret 1984 Saddam Husein menghancurkan Iran dengan menggunakan senjata kimia dan mengakibatkan 400 tentara Iran tewas. Pada bulan Juni 1988 Irak dan Iran menyetujui Resolusi Dewan Keamanan PBB No.598 tentang gencatan senjata dan berdamai. Pada pertengahan Agustus 1990 Saddam Husein menerima seluruh persyaratan yang diajukan oleh Iran, yaitu diberlakukannya kembali Perjanjian Algier (1975) yang telah dilanggar oleh Irak serta dengan ditaatinya Resolusi Dewan Keamanan PBB. Perang Teluk 1 pun berakhir. Berikut faktor penyebab Irak-Iran mengakhiri Perang Teluk 1 : 1. Menipisnya kemampuan ekonomi. 2. Menguatnya arus modernisasi. 3. Menurunnya semangat bertempur. 4. Ketidakseimbangan dukungan internasional.