Melalui Menlu Alwi Shihab, Gus Dur setidaknya mengintrodusir tiga elemen politik luar negeri. Pertama, menjaga jarak sama dengan semua negara, kedua hidup bertetangga baik, dan ketiga ”kebajikan universal”. Seperti Bung Karno, Gus Dur berambisi mewujudkan ”poros kekuatan” di Asia. Gus Dur sempat memulai prakarsa tersebut dengan menggagas Forum Pasifik Barat yang terdiri dari Indonesia, Timor Timur, Papua Nugini, Australia, dan Selandia Baru yang sempat disuarakan ke sembilan negara ASEAN. Gus Dur juga membujuk Singapura menyetujui pembentukan Forum Pasifik Barat dalam KTT ASEAN di Singapura, November 2000, namun Menteri Senior Lee Kuan Yew menolak permintaan itu. Sebelum itu, Gus Dur mengemukakan pembentukan poros (axis) Indonesia-China-India. Tak lama kemudian, ia memprakarsai pula poros ekonomi Indonesia, Singapura, China, Jepang, dan India. Akibatnya, sejumlah negara Barat dan beberapa sekutu mereka di kawasan ini merasa khawatir dengan fenomena ”Kebangkitan Asia” ala Doktrin Wahid ini.
Gus Dur juga meminta Menteri Luar Negeri dan sejumlah teman untuk merumuskan pembentukan organisasi Dewan Keamanan Nasional. Sebagai presiden, Gus Dur berkeinginan setiap pagi sudah dipaparkan tentang perkembangan politik dan keamanan regional/internasional yang mutakhir dan apa yang harus dilakukan pemerintah. Dalam waktu singkat pemerintahannya, Gus Dur bertekad mengembalikan pamor Indonesia sebagai kekuatan menengah yang saat itu sedang dilanda oleh krisis moneter, konflik sosial, dan ancaman disintegrasi.
Jadi, jawaban yang tepat adalah D.