Revolusi People Power yang terjadi di Filipina tahun1986 terjadi pada masa pemerintahan....

Pembahasan

Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah E. Untuk lebih detailnya, yuk pahami penjelasan berikut: Presiden FilipinaFerdinan Edralin Marcos atau dikenal dengan nama Ferdinan Marcos menjabat sebagai presiden Filipina selama lebih dari dua puluh tahun (empat periode kepemimpinan), 1965-1986. Kekuasaannya yang otoriter membuatnya memiliki kuasa untuk menjabat selama itu. Selain pemerintahan yang otoriter, juga terjadi kesenjangan ekonomi antara kalangan kaya dan miskin, ditambah isu korupsi ditubuh pemerintahan Marcos. Pada 1986 Filipina menyelenggarakan pemilu Presiden. Persaingan terjadi antara Presiden Marcos dengan Corazon Aquino.Presiden Marcos melalui jabatannya telah menghilangkan sebagiansuara masyarakat Filipina yang pro terhadap Corazon Aquino. Selain itu, Presiden Marcos berupaya mengganti anggota Comelec (Commission of Elections Republic of Philippines Lembaga Penyelenggara Pemilu di Filipina). Hal itu bertujuanuntuk berbuat curang dan memenang Marcossebagai presiden. Kondisi di atas memunculkanrevolusi EDSA ( Epifanio de los Santos Avenue , sebuah jalan di Metro Manila yang merupakan tempat aksi demonstrasi berlangsung) . Kecurangan yang dilakukan Presiden Marcos membuat Corazon Aquino, menentang hasil pemilu tersebut serta mendorong terjadinya People Power.People Power merupakan demonstrasi besar-besaransecara damai yang dilakukan selama empat hari berturut-turut pada 22-25 Februari 1986. Gerakan People Power disebut sebagai revolusi terbesar di Filipina yang membuat Marcos pada akhirnya diturunkan dari jabatannya sebagai presiden dalam revolusi EDSA tahun 1986.