Meletusnya Revolusi Cina dipengaruhi beberapa faktor ekstern dari luar seperti masuknya dominasi asing mengakibatkan meningkatnya paham nasionalisme dan liberalisme. Kedatangan bangsa-bangsa Barat mulanya diawali dengan perdagangan. Namun, barang yg diperjualbelikan di Tiongkok berbeda dengan Indonesia, karena yang menjadi komoditi adalah opium. Komoditas ini dipilih karena mendatangkan keuntungan yang besar bagi Inggris. Sebetulnya, mengonsumsi bahan ini telah dilarang oleh Kaisar karena menimbulkan dampak yang buruk. Meski begitu, pihak Inggris tetap memaksa untuk memperjualbelikan komoditas ini. Akhirnya, Kaisar memutuskan untuk menghentikan perdagangan tidak sehat itu. Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada angkatan laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan Shanghai. Tiongkok-pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan menandatangani Perjanjian Nanking pada 1842 (Perang Candu I).
Pada 1856-1860, terjadi Perang Candu II antara Dinasti Qing dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis. Penyebabnya karena bangsa barat berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaan ke Tiongkok. Penyebab lainnya adalah karena Tiongkok menghentikan kapal The Arrow milik Inggris. Untuk mengakhiri perang, muncullah perjanjian Treaty of Nanjing pada Juni 1858.
Selain menghadapi perlawanan atas dominasi asing, Tiongkok harus menghadapi perlawanan dari dalam, yaitu rakyatnya sendiri. Di antaranya adalah:
- Pemberotakan T'ai Ping
Pemberontakan Taiping merupakan perang saudara di Tiongkok yang berlangsung dari tahun 1850 hingga 1864. Pemberontakan ini terjadi antara Dinasti Qing yang dipimpin oleh suku Manchu dan gerakan milenarianisme Kristen dari Kerajaan Surgawi Perdamaian.
- Pemberontakan Boxer
Gerakan Boxer (1900-1901), merupakan pemberontakan terhadap kekuasaan asing di sektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi. Boxer memulai aksinya sebagai gerakan anti-asing, anti-imperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Tiongkok utara. Mereka menyerang orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui, dan juga orang Kristen yang dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Tiongkok.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah E.