Roeslan Abdul Gani menyatakan bahwa ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Kehidupan manusia sekarang merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang. Oleh karena itu, setiap peristiwa yang terjadi tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan keterkaitan antara peristiwa satu dan lainnya. Sebaliknya, setiap peristiwa yang terjadi karena ada peristiwa yang mendahuluinya. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
Konsep pengulangan dalam sejarah adalah ketika peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya. Pengulangan adalah fenomena yang pernah terjadi sebelumnya terulang kembali pada masa sesudahnya atau masa sekarang. Jadi, pengulangan bukan berarti peristiwanya berulang, melainkan fenomenanya. Sebuah peristiwa sejarah itu unik, tidak dapat diulang atau hanya terjadi sekali dan tidak ada lagi peristiwa lain yang persis sama dengan peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Contohnya, pergantian rezim Demokrasi Terpimpin ke Orde Baru, dan Orde Baru ke Reformasi. Menjelang presiden Sukarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden Suharto jatuh pada 1998 juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi. Pergantian rezim tersebut dapat berganti karena salah satu faktornya adalah gerakan mahasiswa. Pada 1966 mahasiswa menuntut Tritura, sedangkan pada 1998 mahasiswa menuntut dilakukannya reformasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah C.