Iklan

Pertanyaan

Perhatikan kutipan teks berikut! Engtay: (Mengacungkan tangan) Guru: Kenapa Engtay? Mau omong apa? Guru: Kamu satu-satunya yang tadi tidak tergolong kepada para buang air kecil berdiriwan ini. Apa kamu buang air kecil sambil jongkok? Atas sambil tiduran? Engtay: (Menahan senyum) Maaf, Guru. Saya buang air kecil sambil jongkok sejak kecil. Sudah kebiasaan. Buang air kecil sambil berdiri, bukan saja menyalahi peraturan sekolah kita, tetapi juga melanggar ujar-ujar kitab yang bunyinya, ”Jongkoklah waktu buang air kecil dan besarsupaya kotoran tidak akan berceceran.” Guru: Itulah yang kuutarakan pagi ini. Otakmu encer sekali, Engtay, dan sungguh tahu aturan. Kamu betul-betul kutu buku. Apa lagi kalimat-kalimat dalam kitab yang kamu baca perihal buang air kecil? Katakan, biar kawan-kawanmu yang bebal ini mendengar. Engtay: (Berlagak menghafal) Yang keluar saat buang air kecil harus air. Kalau darah, itu pertanda kita sakit. Segeralah ke dokter. Guru: Bagus. Apa lagi? Apa lagi? Engtay: Terlalu sering buang air kecil, beser namanya. Susah buang air kecil, mungkin kena sakit kencing batu. Segeralah berobat. Jangan punya hobi menahan buang air kecil sebab buang air kecil alamiah sifatnya dan harus dikeluarkan. Dengan kata lain, semua kotoran harus segera dibuang. Guru: Bagus, bagus. Sejak saat ini, dengan bunyi peraturan dari kitab-kitab itu. Dan patuhi! Kalian yang melanggar akan aku suruh hukum pukul tongkat tujuh kali. Hafalkan peraturannya, terutama mengenai buang air kecil sambil jongkok itu tadi. Sekarang, kalian aku hukum membersihkan WC dan kamar mandi. Semuanya kecuali Engtay. Murid-murid: Kami patuh, Guru. Riantiarno, N.1999. Sampek Engtay , Jakarta: Pustaka Jaya. Kutipan buku drama di atas memiliki nilai ....

Perhatikan kutipan teks berikut!
 

Engtay: (Mengacungkan tangan)

Guru: Kenapa Engtay? Mau omong apa?

Guru: Kamu satu-satunya yang tadi tidak tergolong kepada para buang air kecil berdiriwan ini. Apa kamu buang air kecil sambil jongkok? Atas sambil tiduran?

Engtay: (Menahan senyum) Maaf, Guru. Saya buang air kecil sambil jongkok sejak kecil. Sudah kebiasaan. Buang air kecil sambil berdiri, bukan saja menyalahi peraturan sekolah kita, tetapi juga melanggar ujar-ujar kitab yang bunyinya, ”Jongkoklah waktu buang air kecil dan besar supaya kotoran tidak akan berceceran.”

Guru: Itulah yang kuutarakan pagi ini. Otakmu encer sekali, Engtay, dan sungguh tahu aturan. Kamu betul-betul kutu buku. Apa lagi kalimat-kalimat dalam kitab yang kamu baca perihal buang air kecil? Katakan, biar kawan-kawanmu yang bebal ini mendengar.

Engtay: (Berlagak menghafal) Yang keluar saat buang air kecil harus air. Kalau darah, itu pertanda kita sakit. Segeralah ke dokter.

Guru: Bagus. Apa lagi? Apa lagi?

Engtay: Terlalu sering buang air kecil, beser namanya. Susah buang air kecil, mungkin kena sakit kencing batu. Segeralah berobat. Jangan punya hobi menahan buang air kecil sebab buang air kecil alamiah sifatnya dan harus dikeluarkan. Dengan kata lain, semua kotoran harus segera dibuang.

Guru: Bagus, bagus. Sejak saat ini, dengan bunyi peraturan dari kitab-kitab itu. Dan patuhi! Kalian yang melanggar akan aku suruh hukum pukul tongkat tujuh kali. Hafalkan peraturannya, terutama mengenai buang air kecil sambil jongkok itu tadi. Sekarang, kalian aku hukum membersihkan WC dan kamar mandi. Semuanya kecuali Engtay.

Murid-murid: Kami patuh, Guru.

Riantiarno, N. 1999. Sampek Engtay, Jakarta: Pustaka Jaya.


Kutipan buku drama di atas memiliki nilai ....

  1. pengetahuan

  2. mencintai lingkungan hidup

  3. etika dan estetika

  4. pengetahuan kesehatan

  5. agama dan moral

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

16

:

56

:

58

Iklan

A. Rizkyamsi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah D.

jawaban yang tepat adalah D.

Pembahasan

Kutipan buku drama yang tadi di atas menceritakan situasi di dalam sebuah kelas. Di dalam kelas tersebut terdapat murid-murid dan guru. Tokoh Guru memarahi murid-muridnya karena tidak mengerti etiket saat buang air di WC sekolah. Murid-murid, kecuali tokoh Engtay, buang air kecil dengan berdiri sehingga mengotori dinding WC sekolah. Karena hanya tokoh Engtay yang mengerti etiket buang air, tokoh Engtay diminta membacakan isi kitab tentang etiket buang air supaya murid-murid lain mengerti etiket tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kutipan naskah drama ini memiliki nilai pendidikan kesehatan. Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Kutipan buku drama yang tadi di atas menceritakan situasi di dalam sebuah kelas. Di dalam kelas tersebut terdapat murid-murid dan guru. Tokoh Guru memarahi murid-muridnya karena tidak mengerti etiket saat buang air di WC sekolah. Murid-murid, kecuali tokoh Engtay, buang air kecil dengan berdiri sehingga mengotori dinding WC sekolah. Karena hanya tokoh Engtay yang mengerti etiket buang air, tokoh Engtay diminta membacakan isi kitab tentang etiket buang air supaya murid-murid lain mengerti etiket tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kutipan naskah drama ini memiliki nilai pendidikan kesehatan.

Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

23

Iklan

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!