Iklan
Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan cerpen berikut ini !
Kinari menutup dan mengunci pintu kantornya. Sebuah ruko yang diubah menjadi lembaga pendidikan. Dia berjalan ke tempat parkir, di mana sepeda motornya menunggu. Sambil memakai helm, dibayangkannya kembali peristiwa hari ini. Beberapa siswa mendadak mengundurkan diri, walau sudah membayar uang pangkal satu semester. Mereka ingin pindah ke lembaga pendidikan lain yang menawarkan solusi cepat menjawab soal ujian masuk perguruan tinggi.
Ada saja yang melecehkan pendidikan, pikir Kinari. Bukan hal asing, begitu banyak sarjana pengangguran dibandingkan para pengusaha beromzet miliaran rupiah yang sekolah dasar pun tidak lulus. Bagi masyarakat, tolok ukur kesuksesan adalah uang, nama besar, dan aset melimpah. Kecerdasan, bila tak mampu menghasilkan ketiga hal itu, bukan kesuksesan. Buku-buku menyajikan hasil secara cepat dan mudah yang ditanamkan pada generasi muda, bahkan pada lembaga pendidikan. Bagaimana cara menjawab ujian masuk perguruan tinggi dengan utak-atik soal. Sangat tidak ilmiah, tetapi manjur mendapatkan jawaban yang benar.
Kinari mendirikan lembaga pendidikan untuk mendampingi siswa yang kesulitan memahami pelajaran sekolah. Sekaligus memberikan pelajaran tambahan untuk siswa masuk peguruan tinggi. Hanya sejak beberapa tahun yang lalu, permintaan siswa semakin aneh. Mereka minta diajari "jembatan keledai" untuk menjawab soal. Bagi Kinari, "jembatan keledai" hanya untuk menjawab pertanyaan yang perlu hafalan. Tetapi itu pun ada logika yang mendasari. Untuk hitungan ilmu alam, seperti matematika, fisika, dan kimia, seluruh pertanyaan berdasarkan logika. Atau bila logika belum mencapainya, imajinasi diperlukan, seperti halnya pada fisika teori. Tidak ada cara khusus agar bisa dipelajari sehari semalam. Semua perlu proses.
Anak-anak didik Kinari adalah siswa dari sekolah terbaik di Indonesia, dengan biaya pendidikan termahal, dan juga otak tercerdas. Hanya saja, mereka terbius keinginan lulus dengan mudah. Satu per satu anak-anak didik Kinari mulai keluar dari lembaga pendidikan. Di tengah keputusasaannya, Kinari berusaha introspeksi diri dan mempelajari sistematika yang ditawarkan pesaingnya. Mereka punya kemampuan mempelajari pola soal ditawarkan ujian setiap tahun. Setelah itu berdasarkan teori, menemukan cara termudah untuk menjawabnya. Kesalahannya adalah, teori itu tak dijelaskan kepada anak didiknya, tetapi langsung memberi tahu cara kerja "jembatan keledai" tersebut. Akibatnya, dapat dipasttikan siswa masuk ke perguruan tinggi dengan kemampuan nol besar.
Kinari tak mau menjalankannya. Dia tabu, pendidikan sekarang telah menjadi industri yang menelan biaya triliunan rupiah karena hanya yang dapat menamatkan pendidikan tinggi, yang mendapat tempat di dunia pekerjaan. Pendidikan menjamin masa depanmu, asal kamu mendapat uang darinya. Akibatnya lembaga pendidikan Kinari mulai kosong, kehilangan anak-anak didik. Hanya kelas dengan peserta siswa SMA kelas X saja yang masih ada penghuninya. Itupun hanya lima orang, dari kapasitas 15 orang per kelas. Kinari menggigit bibir. Mereka tidak memahami esensi pengetahuan. Bahwa saraf di otak, akan lebih memahami bila pengetahuan itu diulang terus-menerus dan bertambah tiap saatnya. Bukan dijejalkan semalam atau direduksi hingga tinggal ekstraknya saja.
Dikutip darl: Nini Avieni, "Genta Gel as Neira" dalam Cerita Para Perambah, Jakarta, Kompas, 2017
Jelaskan latar suasana yang digunakan dalam kutipan cerpen tersebut !
...
Iklan
S. Mardiana
Master Teacher
93
0.0 (0 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia