Iklan

Pertanyaan

Pemerintah Belanda menghapus Sistem Tanam Paksa karena ...

Pemerintah Belanda menghapus Sistem Tanam Paksa karena ... space

  1. Harga tanaman yang dihasilkan melalui sistem tanam paksa merosot space

  2. Mendapat desakan dari golongan liberal Belanda space

  3. Mendapat desakan dari para penguasa pribumi space

  4. Keuntungan yang didapat dari sistem tersebut terus merosot space

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

10

:

40

:

23

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

berdasarkan penjelasan di atas, jawaban yang tepat adalah B.

berdasarkan penjelasan di atas, jawaban yang tepat adalah B.space 

Pembahasan

Pembahasan
lock

Pada tahun 1830, pemerintah Belanda memberlakukan sebuah kebijakan baru yang disebut sebagai sistem tanam paksa atau cultuurstelsel . Kebijakan ini dicetuskan oleh Johannes van den Bosch yang selanjutnya dijadikan sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda (1830-1834). Seperti namanya, sistem tanam paksamemaksa rakyat untuk menanam tanaman-tanaman ekspor yang menguntungkan bagi Belanda. Beberapa tanaman tersebut seperti kopi, indigo, tebu, teh, tembakau, dan lain-lain. Kebijakan ini dianggap sangat sukses bagi Belanda bahkan pada tahun 1860-an, 72% penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Hindia Belanda, terlebih dari Batavia. Walaupun mendatangkan begitu banyak keuntungan, namun kebijakan ini menimbulkan banyak kritik, terutama dari orang-orang Belanda yang berpaham liberal. Sistem tanam paksa disebut-sebut menjadi faktor bencana kelaparan hebat bahkan hingga kematian di Pulau Jawa. Banyak orang-orang berpaham liberal ini mendesak agar pemerintah Belanda untuk menghapuskan sistem tanam paksa yang sangat merugikan dan menggantinya dengansistem ekonomi liberal. Usaha tersebut berhasil dengan dihapuskannya sistem tanam paksa pada tahun 1870dan digantikan dengan sistem ekonomi liberal. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, jawaban yang tepat adalah B.

Pada tahun 1830, pemerintah Belanda memberlakukan sebuah kebijakan baru yang disebut sebagai sistem tanam paksa atau cultuurstelsel. Kebijakan ini dicetuskan oleh Johannes van den Bosch yang selanjutnya dijadikan sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda (1830-1834). Seperti namanya, sistem tanam paksa memaksa rakyat untuk menanam tanaman-tanaman ekspor yang menguntungkan bagi Belanda. Beberapa tanaman tersebut seperti kopi, indigo, tebu, teh, tembakau, dan lain-lain. Kebijakan ini dianggap sangat sukses bagi Belanda bahkan pada tahun 1860-an, 72% penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Hindia Belanda, terlebih dari Batavia.

Walaupun mendatangkan begitu banyak keuntungan, namun kebijakan ini menimbulkan banyak kritik, terutama dari orang-orang Belanda yang berpaham liberal. Sistem tanam paksa disebut-sebut menjadi faktor bencana kelaparan hebat bahkan hingga kematian di Pulau Jawa. Banyak orang-orang berpaham liberal ini mendesak agar pemerintah Belanda untuk menghapuskan sistem tanam paksa yang sangat merugikan dan menggantinya dengan sistem ekonomi liberal. Usaha tersebut berhasil dengan dihapuskannya sistem tanam paksa pada tahun 1870 dan digantikan dengan sistem ekonomi liberal.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, jawaban yang tepat adalah B.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

ELYEZER PRIYASISKI VIKARELDY OFFICIAL

Makasih ❤️ Ini yang aku cari! Bantu banget Pembahasan lengkap banget Mudah dimengerti

Mardhatillah Tila

Bantu banget Pembahasan lengkap banget

Iklan

Pertanyaan serupa

Latar belakang penghapusan sistem penanaman adalah....

2

4.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia