Iklan

Iklan

Pertanyaan

Latar belakang dihapuskannya sistem tanam adalah karena….

Latar belakang dihapuskannya sistem tanam adalah karena….

  1. Terjadi bahaya kelaparan di beberapa daerah seperti di Cirebon tahun 1843

  2. Adanya desakan dari kaum humanis Belanda yang mengetahui ada praktik tanam paksa yang merugikan rakyat koloni

  3. Seperlima tanah garapan rakyat yang ditanami, wajib ditanami dengan jenis tanaman ekspor

  4. Para pekerja diharuskan bekerja dengan waktu lebih lama untuk mengurus tanaman ekspor daripada mengurus padi

  5. Banyak pejabat pemerintah yang korupsi

Iklan

E. Mardiana

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch (1830-1833). Kebijakan Sistem Tanam Paksa ini dicetuskan pada 1830 atau ketika van Den Bosch mulai menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ketentuannya, setiap desa wajib menyisihkan 20 persen tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor yang ditentukan pemerintah kolonial, seperti kopi teh, tebu, dan nila. Pada dasarnya, sistem ini adalah cara baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial untuk dapat mengeksploitasi sumber daya alam Hindia Belanda (Indonesia) demi kepentingan penjajah atau Kerajaan Belanda. Cultuurstelsel dikeluarkan karena kebijakan sistem sewa tanah (landrente ) yang diberlakukan pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816) gagal memenuhi kebutuhan ekspor. Secara garis besar, tujuan dari Cultuurstelsel ialah untuk mengatasi krisis keuangan Belanda. Kebijakan Cultuurstelsel ini akhirnya dihentikan setelah menuai protes keras dari berbagai kalangan yang melihat bahwa telah terjadi banyak penyelewengan dari pelaksanaan dari sistem tanam paksa. Pelaksanaan tanam paksa menimbulkan pro dan kontra di kalangan pejabat Belanda. Kritikan pun muncul dari beberapa pihak, terutama golongan humanis yang menilai bahwa tanam paksa menyebabkan penderitaan rakyat. Beberapa tokoh seperti Douwes Dekker, Baron van Hoevel, dan Fransen van der Putte mengutarakan kritik terhadap pemerintah Belanda. Douwes Dekker menyampaikan kritik melalui buku berjudul Max Havelaar , Fransen van der Putte mengkritik melalui buku Suiker Contracten , dan Baron van Hoevel menyampaikan langsung melalui pidato-pidatonya di depan parlemen Belanda. Banyaknya protes dan reaksi yang muncul membuat pemerintah Belanda mulai menghapus Sistem Tanam Paksa secara bertahap. Cultuurstelsel resmi dihapuskan sejak 1870 berdasarkan Undang-Undang Agraria atau UU Landreform. Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah B.

Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch (1830-1833). Kebijakan Sistem Tanam Paksa ini dicetuskan pada 1830 atau ketika van Den Bosch mulai menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ketentuannya, setiap desa wajib menyisihkan 20 persen tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor yang ditentukan pemerintah kolonial, seperti kopi teh, tebu, dan nila. Pada dasarnya, sistem ini adalah cara baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial untuk dapat mengeksploitasi sumber daya alam Hindia Belanda (Indonesia) demi kepentingan penjajah atau Kerajaan Belanda. Cultuurstelsel dikeluarkan karena kebijakan sistem sewa tanah (landrente) yang diberlakukan pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816) gagal memenuhi kebutuhan ekspor. Secara garis besar, tujuan dari Cultuurstelsel ialah untuk mengatasi krisis keuangan Belanda. Kebijakan Cultuurstelsel ini akhirnya dihentikan setelah menuai protes keras dari berbagai kalangan yang melihat bahwa telah terjadi banyak penyelewengan dari pelaksanaan dari sistem tanam paksa.

Pelaksanaan tanam paksa menimbulkan pro dan kontra di kalangan pejabat Belanda. Kritikan pun muncul dari beberapa pihak, terutama golongan humanis yang menilai bahwa tanam paksa menyebabkan penderitaan rakyat. Beberapa tokoh seperti Douwes Dekker, Baron van Hoevel, dan Fransen van der Putte mengutarakan kritik terhadap pemerintah Belanda. Douwes Dekker menyampaikan kritik melalui buku berjudul Max Havelaar, Fransen van der Putte mengkritik melalui buku Suiker Contracten, dan Baron van Hoevel menyampaikan langsung melalui pidato-pidatonya di depan parlemen Belanda. Banyaknya protes dan reaksi yang muncul membuat pemerintah Belanda mulai menghapus Sistem Tanam Paksa secara bertahap. Cultuurstelsel resmi dihapuskan sejak 1870 berdasarkan Undang-Undang Agraria atau UU Landreform.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah B.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

291

Allya Hanifah zahra

Makasih ❤️

Hettywahyu Porwaningsih

Bantu banget Makasih ❤️

Kissmawanti Kissmawanti

Ini yang aku cari!

Febri yanti

Ini yang aku cari!

Alisa Rhmwti

Ini yang aku cari!

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Adanya penolakan kaum liberal Belanda terhadap praktik sistem tanam paksa melahirkan produk hukum berupa ....

1

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia