Iklan

Iklan

Pertanyaan

Lahirnya Orde Baru tidak lepas dari situasipolitik pada periode 1960-an. Jelaskan tonggak sejarah yang menandailahirnya Orde Baru!

Lahirnya Orde Baru tidak lepas dari situasi politik pada periode 1960-an. Jelaskan tonggak sejarah yang menandai lahirnya Orde Baru!space space 

Iklan

A. Jasmine

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

tonggak sejarah yang menandai lahirnya Orde Baru adalah diangkatnya Letjen Suharto secara resmi menjadi Presiden Republik Indonesia.

tonggak sejarah yang menandai lahirnya Orde Baru adalah diangkatnya Letjen Suharto secara resmi menjadi Presiden Republik Indonesia.undefined

Iklan

Pembahasan

Pemerintahan Orde Baru dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa yaitu pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI menyebabkan situasi negara menjadi tidak kondusif. Situasi ini terlihat dengan terbentuknya kesatuan aksi yang melebur menjadi Front Pancasila dan tuntutan dari para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menyerukanTiga Tuntutan Rakyat atau Tritura. Isi dari Tritura adalah sebagai berikut. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya. Perombakan kabinet Dwikora. Turunkan harga pangan. Kondisi semakin diperparah dengan Tritura tersebut tidak dipenuhi atau di respons oleh pemerintah sehingga mengakibatkan bentrokan dari sejumlah massa. Hal ini pun mendorongterjadinya pertemuan antara Presiden Sukarno dan tiga Perwira Tinggi Angkatan Darat pada tanggal 11 Maret 1965 yang menghasilkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Supersemar tersebut ditujukan untuk Letjen Suharto yang berisi bahwa Presiden Sukarno memberikan instruksi kepadanya untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengembalikan stabilitas bangsa. Berbekal Supersemar, Letjen Suharto segera bertindak cepat dengan melakukanpembubaran PKI dan organisasi massa lainnya yang berkaitan dengan PKI. Setelah itu, Letjen Suharto ditugaskan sebagai pelaksana pemerintahan dalam kabinet Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) setelah melakukan perombakan kabinet dengan memberhentikan sejumlah menteri yang dianggap terlibat dalam G30S/PKI.Keleluasaan Supersemar membuat wewenang Letjen Suharto bertambah luas. Sejak saat itulah dalam pemerintahan Indonesia terjadi dualisme kekuasaan, yaitu Sukarno sebagai Presiden Indonesia dan Letjen Suharto sebagai pejabat presiden. Dualisme kekuasaan berakhir setelah berakhirnya masa pemerintahan Presiden Sukarno pada tanggal 20 Februari 1967 dan diangkatnya Letjen Suharto sebagai Presiden kedua Indonesia pada tanggal 12 Maret 1967 sekaligus memulai sebuah pemerintahan baru yang bernama Orde Baru. Dengan demikian tonggak sejarah yang menandai lahirnya Orde Baru adalah diangkatnya Letjen Suharto secara resmi menjadi Presiden Republik Indonesia.

Pemerintahan Orde Baru dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa yaitu pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI menyebabkan situasi negara menjadi tidak kondusif. Situasi ini terlihat dengan terbentuknya kesatuan aksi yang melebur menjadi Front Pancasila dan tuntutan dari para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menyerukan Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura. Isi dari Tritura adalah sebagai berikut.

  1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya.
  2. Perombakan kabinet Dwikora.
  3. Turunkan harga pangan.

Kondisi semakin diperparah dengan Tritura tersebut tidak dipenuhi atau di respons oleh pemerintah sehingga mengakibatkan bentrokan dari sejumlah massa. Hal ini pun mendorong terjadinya pertemuan antara Presiden Sukarno dan tiga Perwira Tinggi Angkatan Darat pada tanggal 11 Maret 1965 yang menghasilkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Supersemar tersebut ditujukan untuk Letjen Suharto yang berisi bahwa Presiden Sukarno memberikan instruksi kepadanya untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengembalikan stabilitas bangsa.

Berbekal Supersemar, Letjen Suharto segera bertindak cepat dengan melakukan pembubaran PKI dan organisasi massa lainnya yang berkaitan dengan PKI. Setelah itu, Letjen Suharto ditugaskan sebagai pelaksana pemerintahan dalam kabinet Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) setelah melakukan perombakan kabinet dengan memberhentikan sejumlah menteri yang dianggap terlibat dalam G30S/PKI. Keleluasaan Supersemar membuat wewenang Letjen Suharto bertambah luas. Sejak saat itulah dalam pemerintahan Indonesia terjadi dualisme kekuasaan, yaitu Sukarno sebagai Presiden Indonesia dan Letjen Suharto sebagai pejabat presiden.

Dualisme kekuasaan berakhir setelah berakhirnya masa pemerintahan Presiden Sukarno pada tanggal 20 Februari 1967 dan diangkatnya Letjen Suharto sebagai Presiden kedua Indonesia pada tanggal 12 Maret 1967 sekaligus memulai sebuah pemerintahan baru yang bernama Orde Baru.

Dengan demikian tonggak sejarah yang menandai lahirnya Orde Baru adalah diangkatnya Letjen Suharto secara resmi menjadi Presiden Republik Indonesia.undefined

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

177

Muhammad Zaini

Harus bayar dan selalu di kunci untuk melihat jawaban

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Urutan secara kronologis yang tepat adalah ...

18

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia