Iklan

Iklan

Pertanyaan

Kutipan novel berikut untuk soal nomor 1-3. Sementara di rumah neneknya, Srintil tidur dalam kamar seperti kebanyakan orang Dukuh Paruk. Tempat tidurnya terbuat dari bambu seluruhnya kecuali empat tiang penyangganya. Alasnya adalah tikar pandan dengan dua bantal yang sudah lusuh. Masuk ke dalam bilik seperti itu tak ada keraguan sedikit pun di hati Tampi. "Bagaimana, Srin?" tanya Tampi setelah memangkahi pintu bilik. Tubuh yang tergolek itu hampir tak, memberi tanggapan apa pun. Matanya kosong dan cekung. "Ini kubawakan untukmu pisang raja yang matang di pohon. Wangi sekali," sambung Tampi. Bawahannya diletakkan di samping tubuh Srintil. "Ah, Yu. Aku tak ingin makan apa pun. Yang kuharapkan dari sampean bukan makanan, melainkan anakmu. Nah, turunkan Goder, biar bermain bersamaku. Tanganku sudah gatal ingin menimangnya. Mari." Tapi tidak bisa menolak permintaan itu meski dia merasa kasihan ketika melihat Srintil dengan tenaga yang sudah lemah berusaha bangun. Sebelum berpindah tangan Goder menatap emaknya, kemudian berganti menatap Srintil. Yang sedang dicari oleh sepasang mata bening itu adalah ketulusan hati. Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan segera tahu sikap palsu di balik keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat. Dia pasti akan menangis di tangan seorang yang tidak bersikap tulus. Di pangkuan Srintil, Goder tidak menangis, bahkan melonjak-lonjak gembira. Dikutip dari: Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, Jakarta, GramediaPustaka Utama, 2011 Watak tokoh Srintil dalam kutipan novel tersebut adalah....

Kutipan novel berikut untuk soal nomor 1-3.

Sementara di rumah neneknya, Srintil tidur dalam kamar seperti kebanyakan orang Dukuh Paruk. Tempat tidurnya terbuat dari bambu seluruhnya kecuali empat tiang penyangganya. Alasnya adalah tikar pandan dengan dua bantal yang sudah lusuh. Masuk ke dalam bilik seperti itu tak ada keraguan sedikit pun di hati Tampi.

"Bagaimana, Srin?" tanya Tampi setelah memangkahi pintu bilik.

Tubuh yang tergolek itu hampir tak, memberi tanggapan apa pun. Matanya kosong dan cekung.

"Ini kubawakan untukmu pisang raja yang matang di pohon. Wangi sekali," sambung Tampi. Bawahannya diletakkan di samping tubuh Srintil.

"Ah, Yu. Aku tak ingin makan apa pun. Yang kuharapkan dari sampean bukan makanan, melainkan anakmu. Nah, turunkan Goder, biar bermain bersamaku. Tanganku sudah gatal ingin menimangnya. Mari."

Tapi tidak bisa menolak permintaan itu meski dia merasa kasihan ketika melihat Srintil dengan tenaga yang sudah lemah berusaha bangun. Sebelum berpindah tangan Goder menatap emaknya, kemudian berganti menatap Srintil. Yang sedang dicari oleh sepasang mata bening itu adalah ketulusan hati. Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan segera tahu sikap palsu di balik keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat. Dia pasti akan menangis di tangan seorang yang tidak bersikap tulus.

Di pangkuan Srintil, Goder tidak menangis, bahkan melonjak-lonjak gembira.

Dikutip dari: Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2011

Watak tokoh Srintil dalam kutipan novel tersebut adalah....

  1. peduli

  2. penyayang

  3. rendah hati

  4. pendiam

  5. ramah

Iklan

I. Amalia

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Watak tokoh Srintil tersebut digambarkan secara tersirat oleh penulis melalui kalimat Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan segera tahu sikap palsu di balik keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat. Dia pasti akan menangis di tangan seorang yang tidak bersikap tulus. Hal tersebut dituliskan oleh penulis karena Srintil ingin mneggendong bayi tersebut kemudian watak tokoh tersebut terlihat pada kalimat Di pangkuan Srintil, Goder tidak menangis, bahkan melorijak-lonjak gembira. Berdasarkan hal tersebut maka diketahui bahwa Srintil tulus dan menyayangi bayo tersebut.

Watak tokoh Srintil tersebut digambarkan secara tersirat oleh penulis melalui kalimat Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan segera tahu sikap palsu di balik keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat. Dia pasti akan menangis di tangan seorang yang tidak bersikap tulus. Hal tersebut dituliskan oleh penulis karena Srintil ingin mneggendong bayi tersebut kemudian watak tokoh tersebut terlihat pada kalimat Di pangkuan Srintil, Goder tidak menangis, bahkan melorijak-lonjak gembira. Berdasarkan hal tersebut maka diketahui bahwa Srintil tulus dan menyayangi bayo tersebut.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

121

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan Ngali mengakhiri, ”Tutup mulut kalian. Tutup!” “Kami tak tahu apa-apa, Pak.” “Kami datang sudah begini...

34

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia