Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan novel berikut!
Dulbur merupakan akronim kidul kuburan. Sebab, kebanyakan rumah mereka ada di selatan (kidul) kuburan. Bagi orang-orang Dulbur, kuburan bukan hal yang menakutkan. Kuburan menjadi bagian dari kegiatan mereka sehari-hari. Sembari duduk di atas kijing, mereka menonton sepak bola. Mereka menjemur baju di atas kijing dan menanam singkong di sela-selanya. Mereka meyakini, mayat manusia adalah pupuk terbaik.
Mungkin yang disebut orang-orang Dulbur ini hanya terdiri atas sepuluh keluarga. Mereka hidup liar di tengah kampung kami. Mengembara dari satu ladang ke ladang yang lain. Mencuri apa saja yang bisa mereka curi. Mereka tidak takut teguran. Jika dipukul mereka akan balas memukul. Mereka tidak mengenal trauma atau dosa. Mereka hanya harus makan ketika perut mereka lapar. Mereka miskin dan tak bernama, setidaknya bagiku. Sebab, sampai aku pergi, yang aku tahu mereka biasa dipanggil Pantek, Mijong, Ateng, Krempeng, Guteng, Jamprong, Wes, Roto, dan banyak lagi yang tidak aku ingat. Aku tidak percaya itu nama yang diberikan orang tua mereka. Separuh dari mereka mati muda karena hepatitis.
Disadur dari: Ramayda Akmal, Jatisaba, Yogyakarta, lntitute for Civil Empowerment, 2011
Konflik dalam kutipan novel tersebut mengakibatkan ....
fasilitas kesehatan warga Dulbur tidak terjamin
banyak masyarakat mati karena penyakit hepatitis
lingkungan sosial warga Kampung Dulbur tidak beradab
anak-anak Kampung Dulbur tidak mendapat pendidikan
warga Kampung Dulbur tidak takut terhadap sanksi sosial
Iklan
N. Hayati
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta
16
0.0 (0 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia