Wilayah Aceh dalam sejarahnya, merupakan lokasi kerajaan awal Islam di Nusantara. Di wilayah ini pernah hadir beberapa Kesultanan Islam yang mewarnai periode sejarah kerajaan Islam, seperti Samudera Pasai (1272-1450) dan Aceh Darussalam (1516-1700). Hal tersebut dapat dipahami mengingat di sekitaran lokasi Aceh, pada masanya dulu merupakan titik-titik penting dalam lalu lintas perdagangan maritim, misalnya pelabuhan Selat Malaka.
Pada tahun 1521 di bawah pimpinan Sultan Zain Al-Abidin, Portugis sempat menyerang kerajaan yang ada di aceh ini karena iri dengan kemajuan dagang mereka yang begitu pesat. Angkatan perang Portugis yang lebih kuat, akhirnya mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Samudera Pasai. Keadaan Samudera Pasai yang melemah ini, kemudian dimanfaatkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, raja Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai. Pada tahun 1524, akhirnya Kerajaan Samudra Pasai dimasukkan ke dalam wilayah Kerajaan Aceh Darussalam. Hal tersebut dibuktikan dengan dipindahkan Lonceng Cakra Donya milik Kerajaan Samudera Pasai ke Kerajaan Aceh Darussalam.
Kesultanan Aceh Darussalam sendiri, merupakan gabungan dari dua kerajaan. Berdasarkan catatan yang ditulis oleh Nuruddin Ar-raniri pada tahun 1636 berjudul Bustanussalatin, disebutkan bahwa kerajaan yang dimaksud adalah Lamuri dan Kerajaan Aceh. Gabungan dua kerajaan tersebut melalui pernikahan antara Mughayat Syah dan putri Raja Aceh, melahirkan Kesultanan Aceh Darussalam, sebagai pemimpinnya diangkat lah Ali Mughayat Syah sebagai sultan pertama (1514-1528), yang dianggap selain sebagai sultan pertama, juga merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam.
Dengan demikian, jawaban benar adalah A.