Diketahui bahwa Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri India yang menjabat dari tahun 1947-1964. Setelah Perang Dunia-II, terjadi perebutan pengaruh antara dua negara besar atau biasa disebut dengan Perang Dingin (Cold War). Akibatnya, negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 blok, yakni blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dan blok Timur dibawah pimpinan Uni Soviet. Dari perebutan pengaruh ini, terjadi berbagai konflik di dunia negara ketiga (Asia, Afrika dan Amerika Latin) khususnya di Asia terjadi perang Korea dan perang Vietnam. Dalam kondisi seperti ini, muncul kesadaran yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga saat itu untuk tidak terseret dalam persaingan antara kedua blok tersebut.
Dengan dipelopori oleh lima pemimpin negara Indonesia, India, Pakistan, Burma dan Sri Lanka. Terselenggara sebuah pertemuan pertama di Kolombo (Sri Lanka) pada 28 April-2 Mei 1952, dilanjutkan dengan pertemuan di Istana Bogor pada 29 Desember 1954. Dua konferensi diatas merupakan cikal bakal dari terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika /KAA di Bandung pada 18 April-25 April 1955 yang dihadiri oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika. KAA di Bandung merupakan proses awal lahirnya GNB. Tujuan KAA adalah mengidentifikasi dan mendalami masalah-masalah dunia waktu itu dan berusaha memformulasikan kebijakan bersama negara-negara yang baru merdeka tersebut pada tataran hubungan internasional. Sejak saat itu proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan proses ini tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah Presiden Mesir Ghamal Abdul Naser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito. Kelima tokoh ini kemudian dikenal sebagai para pendiri GNB. Dengan demikian, Jawaharal Nehru merupakan salah satu tokoh pemrakarsa terbentuknya Gerakan Non-Blok (GNB).
Jadi, jawaban yang tepat adalah C.