Dalam menentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi pada sebuah reaksi, kita harus mengetahui bilangan oksidasi (biloks) pada setiap atom dan senyawa. Kuncinya adalah zat oksidator mengalami proses reduksi, sebaliknya zat reduktor mengalami proses oksidasi. Bilangan oksidasi masing-masing atom berbeda yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.
- Unsur bebas seperti atom atau unsur berbentuk molekul seperti dan memiliki bilangan oksidasi 0
- Ion monoatom seperti atau serta ion poliatom seperti memiliki bilangan oksidasi sesuai muatan ionnya
- Unsur golongan IA, IIA, dan IIIA memiliki bilangan oksidasi sesuai golongannya. Contohnya unsur memiliki bilangan oksidasi 2 karena merupakan golongan IIA
- Unsur golongan transisi (golongan B) memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu. Contohnya unsur memiliki bilangan oksidasi +3 dan +4
- Unsur oksigen memiliki biloks -1 apabila berikatan dalam senyawa peroksida dan memiliki biloks -2 apabila berikatan dengan senyawa non peroksida
- Unsur hidrogen memiliki biloks -1 apabila berikatan dengan logam dan memiliki biloks +1 apabila berikatan dengan non logam
- Unsur yang membentuk senyawa memiliki bilangan oksidasi 0. Contohnya memiliki biloks 0
Selanjutnya kita akan menghitung bilangan oksidasi masing-masing senyawa. Perhatikan bahwa koefisien tidak digunakan dalam menentukan bilangan oksidasi.
a) Zn(s)+H2SO4(aq)→ZnSO4(aq)+H2(g)
Atom Zn: Zn merupakan unsur bebas sehingga bilangan oksidasinya = 0, sedangkan pada , buat reaksi ionisasinya:
ZnSO4→Zn2++SO42−
Bilangan oksidasi Zn pada Zn2+ = +2. Berarti atom Zn mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dari 0 menjadi +2. Dengan demikian, Zn merupakan reduktor dan merupakan hasil oksidasi.
Atom H: pada memiliki bilangan oksidasi = +1 dan pada H2 (unsur bebas) memiliki bilangan oksidasi = 0. Berarti atom H mengalami penurunan bilangan oksidasi (reduksi) dari +1 menjadi 0. Dengan demikian, merupakan oksidator dan H2 merupakan hasil reduksi.
Atom S: baik di ruas kanan dan kiri, berada pada keadaan sulfat sehingga bilangan oksidasi tidak mengalami perubahan. terdapat ion yang memiliki biloks -2 karena merupakan ion poliatom. Jadi, memiliki biloks -2. memiliki biloks 0.
Atom O: tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi karena tidak ada senyawa peroksida, superoksida dan unsur bebas.
b)
Atom Na: merupakan golongan IA sehingga bilangan oksidasi dalam senyawanya sebesar +1. Atom Na tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Atom O: tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi karena tidak ada senyawa peroksida, superoksida dan unsur bebas.
Atom H: tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi karena tidak ada senyawa hidrida dan unsur bebas.
Atom Cl: pada Cl2 merupakan unsur bebas sehingga bilangan oksidasi = 0; pada NaCl, bilangan oksidasi = -1, dan pada NaClO3 merupakan senyawa oksihalogen, maka:
(1×bo Na)+(1×bo Cl)+(3×bo O)(1×+1)+bo Cl+(3×−2)+1+bo Cl−6bo Cl−5bo Cl=====0000+5
Berarti, atom Cl mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dari 0 menjadi +5, serta mengalami penurunan bilangan oksidasi (reduksi) dari 0 menjadi -1. Dengan demikian, Cl2 merupakan reduktor dan oksidator, serta NaCl merupakan hasil reduksi dan NaClO3 merupakan hasil oksidasi.
c) 2I−(aq)+SO42−(aq)→H2S(g)+I2(g)
Atom I; pada ion I−, bilangan oksidasi I sama dengan muatannya, yaitu -1 dan pada I2 merupakan unsur bebas sehingga bilangan oksidasinya = 0. Berarti atom I mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dari -1 menjadi 0. Dengan demikian, I− merupakan reduktor dan I2 merupakan hasil oksidasi.
Atom O: tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi karena tidak ada senyawa peroksida, superoksida dan unsur bebas.
Atom H: tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi karena tidak ada senyawa hidrida dan unsur bebas.
Atom S: pada ion SO42−, jumlah bilangan oksidasi = -2. Maka:
(1×bo S)+(4×bo O)bo Sl+(4×−2)bo S−8bo Sbo S=====−2−2−2−2+8+6
Adapun pada H2S, maka:
(2×bo H)+(1×bo S)(2×+1)+bo S+2+bo Sbo S====000−2
Berarti atom S mengalami penurunan bilangan oksidasi (reduksi) dari +6 menjadi -2. Dengan demikian, SO42− merupakan oksidator dan H2S merupakan hasil reduksi.
Jadi:
a) oksidator = , reduktor = , hasil oksidasi = , dan hasil reduksi =
b) reduktor dan oksidator = Cl2, hasil oksidasi = NaClO3, dan hasil reduksi = NaCl
c) oksidator adalah SO42−, reduktor = I−, hasil oksidasi = I2, dan hasil reduksi = H2S