Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam larutan lain.
Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen, yaitu
Mol Asam = Mol Basa
Bila dilakukan pada larutan asam kuat berbasa satu dengan basa kuat berasam satu, atau asam kuat berbasa dua dengan basa kuat berasam dua diterapkan rumus sebagai berikut.
Masam×Vasam=Mbasa×Vbasa
a. Molaritas asam pereaksi
Volume asam yang bereaksi adalah 10 ml.
Volume rata-rata basa yang bereaksi adalah
V basa=35,0+4,9+5,1=5,0 ml
Asam H2SO4 merupakan asam yang bervalensi 2 (menghasilkan 2 H+) dan basa NaOH adalah basa bervalensi 1 (menghasilkan 1 OH−). Maka molaritas asam dapat dicari dengan persamaan berikut :
a×Masam×Vasam2×Masam×10 mlMasam====b×Mbasa×Vbasa1×0,1 M×50 ml205 M0,25 M
b. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi titrasi tersebut adalah
H2SO4(aq)+2NaOH(aq)→Na2SO4(aq)+2H2O(l)
c. Indikator
Saat titrasi, digunakan indikator untuk mengetahui kapan asam dan basa akan bercampur dengan komposisi yang tepat seimbang untuk saling menetralkan.
Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi ini adalah fenoftalein. Indikator ini akan memberikan perubahan warna merah muda saat mencapai titik akhir titrasi.
Jadi, titrasi antara H2SO4 dan NaOH menggunakan larutan asam yang mempunyai molaritas 0,25 M dan indikator yang digunakan adalah Fenolftalein. Reaksi yang terjadi adalah
H2SO4(aq)+2NaOH(aq)→Na2SO4(aq)+2H2O(l)