Rangkaian sel volta terdiri dari dua bejana yang berisi larutan elektrolit dan kemudian dicelupkan elektroda, masing-masing bermuatan positif dan negatif. Keduanya dihubungkan dengan kawat dilengkapi dengan voltmeter. Agar menetralkan kelebihan ion positif ataupun negatif pada saat reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berlangsung, rangkaian sel volta dilengkapi dengan jembatan garam.
Berdasarkan situasi pada soal, maka dapat digambarkan diagram sel volta sebagai berikut.
Pada sel volta, elektrode bermuatan negatif disebut sebagai anode, sedangkan elektrode bermuatan positif disebut katode. Pada anode selalu terjadi reaksi oksidasi, sebaliknya di katode terjadi reaksi reduksi. Oleh sebab itu, reaksi setengah sel yang terjadi pada anode dan katode adalah sebagai berikut:
Anode (−): Sn(s)→Sn2+(aq)+2e−Katode(+): Cr3+(aq)+3e−→Cr(s)
Namun, jika dicermati lagi dari deret volta dan tabel nilai potensial reduksi standar, Sn memiliki nilai E∘ lebih besar daripada Cr3+ sehingga Sn akan lebih cenderung mengalami reaksi reduksi.
Sn(s)→Sn2+(aq)+2e− E∘=−0,14 VCr3+(aq)+3e−→Cr(s) E∘=−0,74 VCr2O72−+14H++6e−→2Cr3++7H2O E∘=+1,23 V
Dengan demikian, reaksi tersebut menghasilkan reaksi yang tidak spontan, yang artinya tidak sesuai dengan prinsip sel volta.
Oleh sebab itu, karena pada kompartemen sel volta pertama terdapat K2Cr2O7 yang merupakan oksidator kuat, maka reaksi reduksi pada katoda akan dialami oleh K2Cr2O7.
Anode (−): Sn(s)→Sn2+(aq)+2e−Katode(+): Cr2O72−(aq)+14H+(aq)+6e−→Cr3+(aq)+7H2O(l)
Persamaan reaksi redoksnya menjadi:
3Sn(s)+Cr2O72−(aq)+14H+(aq)→3Sn2+(aq)+Cr3+(aq)+7H2O(l)
Sedangkan notasi sel volta dapat mengikuti format berikut.
Anode ∥ Katode
Sehingga, notasi sel volta reaksi tersebut adalah:
Sn(s)∣Sn2+(aq)∥Cr2O72−(aq)∣Cr3+(aq)
Jadi, persamaan redoksnya dan notasi sel voltanya Sn(s)∣Sn2+(aq)∥Cr2O72−(aq)∣Cr3+(aq).