Iklan

Pertanyaan

Ceritakan kembali pergolakan DI/TII Jawa Barat dan DI/TII Aceh dengan lengkap!

Ceritakan kembali pergolakan DI/TII Jawa Barat dan DI/TII Aceh dengan lengkap!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

13

:

02

:

44

Klaim

Iklan

F. Rihatusholihah

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

pergolakan DI/TII di Jawa Barat terjadi karena kekecewaan Kartosuwiryo terhadap hasil perjanjian Renville dan cita-citanya untuk mendirikan negara Islam. Sementara itu, pergolakan DI/TII di Aceh terjadi karena kekecewaan Daud Beureueh terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang menurunkan status wilayah Aceh menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara.

pergolakan DI/TII di Jawa Barat terjadi karena kekecewaan Kartosuwiryo terhadap hasil perjanjian Renville dan cita-citanya untuk mendirikan negara Islam. Sementara itu, pergolakan DI/TII di Aceh terjadi karena kekecewaan Daud Beureueh terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang menurunkan status wilayah Aceh menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara.

Pembahasan

Pembahasan
lock

Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo. Ia dulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salah satu keputusan Renville adalah pasukan RI dari daerah-daerah yang berada di dalam garis van Mook harus pindah ke daerah yang dikuasai RI. Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat. Kartosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI tersebut kecuali mereka mau bergabung dengan DI/TII. Ini sama saja Kartosuwiryo dengan DI/TII nya tidak mau mengakui pemerintah RI di Jawa Barat. Daerah pemberontakan DI/TII berikutnya adalah Aceh. Ada sebab dan akhir yang berbeda antara pemberontakan di daerah ini dengan daerah-daerah DI/TII lainnya. Di Aceh, pemicu langsung pecahnya pemberontakan adalah ketika pada tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai bagian dari provinsi Sumatera Utara. Para ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) menolak hal ini. Bagi mereka, pemerintah terlihat tidak menghargai masyarakat Aceh yang telah berjuang membela republik. Mereka menuntut agar Aceh memiliki otonomi sendiri dan mengancam akan bertindak bila tuntutan mereka tak dipenuhi. Tokoh terdepan PUSA dalam hal ini adalah Daud Beureuh. Pemerintah pusat kemudian berupaya menempuh jalan pertemuan. Wakil Presiden M. Hatta (1950), Perdana Menteri M. Natsir (1951), bahkan Soekarno (1953) menyempatkan diri ke Aceh untuk menyelesaikan persoalan ini, namun mengalami kegagalan. Akhirnya pada tahun 1953, setelah Daud Beureuh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo, ia menyatakan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang dipimpin Kartosuwiryo. Konflik antara pengikut Daud Beureuh dengan tentara RI pun berkecamuk dan tak menentu selama beberapa tahun, sebelum akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah istimewa pada tahun 1959. Tiga tahun setelah itu Daud Beureueh kembali dari pertempuran yang telah selesai. Ia mendapat pengampunan. Dengan demikian pergolakan DI/TII di Jawa Barat terjadi karena kekecewaan Kartosuwiryo terhadap hasil perjanjian Renville dan cita-citanya untuk mendirikan negara Islam. Sementara itu, pergolakan DI/TII di Aceh terjadi karena kekecewaan Daud Beureueh terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang menurunkan status wilayah Aceh menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara.

Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo. Ia dulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salah satu keputusan Renville adalah pasukan RI dari daerah-daerah yang berada di dalam garis van Mook harus pindah ke daerah yang dikuasai RI. Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat. Kartosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI tersebut kecuali mereka mau bergabung dengan DI/TII. Ini sama saja Kartosuwiryo dengan DI/TII nya tidak mau mengakui pemerintah RI di Jawa Barat.


Daerah pemberontakan DI/TII berikutnya adalah Aceh. Ada sebab dan akhir yang berbeda antara pemberontakan di daerah ini dengan daerah-daerah DI/TII lainnya. Di Aceh, pemicu langsung pecahnya pemberontakan adalah ketika pada tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai bagian dari provinsi Sumatera Utara. Para ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) menolak hal ini. Bagi mereka, pemerintah terlihat tidak menghargai masyarakat Aceh yang telah berjuang membela republik. Mereka menuntut agar Aceh memiliki otonomi sendiri dan mengancam akan bertindak bila tuntutan mereka tak dipenuhi. Tokoh terdepan PUSA dalam hal ini adalah Daud Beureuh. Pemerintah pusat kemudian berupaya menempuh jalan pertemuan. Wakil Presiden M. Hatta (1950), Perdana Menteri M. Natsir (1951), bahkan Soekarno (1953) menyempatkan diri ke Aceh untuk menyelesaikan persoalan ini, namun mengalami kegagalan. Akhirnya pada tahun 1953, setelah Daud Beureuh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo, ia menyatakan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang dipimpin Kartosuwiryo. Konflik antara pengikut Daud Beureuh dengan tentara RI pun berkecamuk dan tak menentu selama beberapa tahun, sebelum akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah istimewa pada tahun 1959. Tiga tahun setelah itu Daud Beureueh kembali dari pertempuran yang telah selesai. Ia mendapat pengampunan.


Dengan demikian pergolakan DI/TII di Jawa Barat terjadi karena kekecewaan Kartosuwiryo terhadap hasil perjanjian Renville dan cita-citanya untuk mendirikan negara Islam. Sementara itu, pergolakan DI/TII di Aceh terjadi karena kekecewaan Daud Beureueh terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang menurunkan status wilayah Aceh menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

259

Nayla Iskarina

ga sesuai

Zakiya Tri Hapsari

Pembahasan tidak menjawab soal

Iklan

Pertanyaan serupa

Dari pergolakan DI/TII Jawa Barat dan DI/TII Aceh tersebut apa persamaan dan perbedaannya?

1

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia