Ada beberapa langkah dalam menyusun naskah drama untuk membuat cuplikan drama menjadi lebih matang dan menyenangkan. Pertama, menciptakan tokoh utama yang akan menjadi pusat cerita, tentukan nama, watak, dan gaya bicaranya karena setiap drama harus memiliki "nyawa". Kedua, gerakkan tiap cerita dengan menghadirkan konflik yang menjadi inti dari cerita. Ketiga, menciptakan latar yang mendukung untuk menghidupkan cerita. Keempat, menyusun alur yang logis. Kelima, membuat kerangka adegan hingga cerita selesai. Keenam, kerangka yang telah dibuat akan siap menjadi naskah drama seutuhnya dengan menambahkan penjelasan latar, kata-kata narator, nama tokoh, dan petunjuk lakuan.
Berikut adalah contoh cuplikan drama dengan tema pendidikan.
Belajar yang Tulus
Prolog
Narator: Pagi yang cerah dengan angin yang sejuk terembus menyentuh kulit. Kecemasan yang sedang dirasakan Amanda tampaknya tidak membuat ia merasakan betapa sejuknya udara pagi ini. Ia sangat gugup menghadapi ujian akhir semester dan ia sangat kelelahan karena belajar sampai tengah malam. Ia sangat khawatir jika ia tidak dapat menyelesaikan soal ujian dengan baik.
Amanda: (menundukkan wajah di atas buku yang sedang terbuka) Huaa, saya sangat takut kalau soal ujian ini tidak bisa saya jawab.
Lila: (menoleh ke Amanda) Kamu kan sudah belajar dengan giat, selama ini kamu selalu mendapat hasil ujian dengan nilai hampir sempurna. Kamu pasti bisa.
Amanda: (menunjukkan wajah tampak sedih) Saya ingin nilai yang sempurna. Saya mau hasil ujian kali ini, saya bisa berada di peringkat pertama. Saya harus dapat nilai 100 di semua mata pelajaran.
Lila: (beranjak ke samping Amanda dan menggengam tangannya) Amanda, tugas kita itu belajar yang tulus, menyiapkan ujian, melaksanakan ujian, menunggu hasil ujian, dan selebihnya mengharapkan hasil yang baik. Tetapi, kita tidak perlu mencemaskannya. Semua hasil yang akan kita peroleh akan sesuai dengan usaha yang telah kita lalui. Jika pun tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita tidak perlu sedih, kita hanya perlu belajar lebih giat lagi. Sekarang, waktunya untuk percaya diri bahwa kamu akan memberikan usaha terbaikmu untuk menyelesaikan semua ujian, dan tidak perlu terlalu mendambakan peringkat. Kamu sudah menjadi yang terbaik di mata kita semua. Semua orang di sekolah ini tahu bahwa Amanda adalah siswa berprestasi dan cerdas. Ayo, bukunya ditutup saja.
Amanda: (menunduk dan merenung setelah mendengarkan nasihat Lila)
Lila: (menutup buku di hadapan Amanda) Sudah, sudah. Bukunya ditutup saja. Tenangkan hati agar bisa fokus. Semangat! (sambil mengepalkan tangan dan meninggikannya)
Amanda: (tersenyum menatap Lila) Baiklah, saya tidak perlu memaksakan diri. Terima kasih, Lila. Semangat! (mengikuti gerakan tangan Lila)