Perhatikan variabel acak pada pilihan A, yaitu
A = banyak sapi yang menderita penyakit anthrax di sebuah peternakan
Perhatikan bahwa banyaknya sapi yang menderita penyakit tersebut dapat dihitung secara pasti, misalkan terdapat 5 ekor sapi. Tidak mungkin terdapat 5,1 ekor sapi, karena tidak mungkin ada sapi yang dihitung 0,1 ekor.
Sehingga variabel acak A merupakan variabel acak diskrit.
Selanjutnya perhatikan variabel acak pada pilihan B, yaitu
B = banyak anak dalam sebuah keluarga
Perhatikan bahwa banyaknya anak dapat dihitung secara pasti, misalkan terdapat 2 anak. Tidak mungkin terdapat 2,3 anak, karena tidak mungkin ada anak yang dihitung 0,3 anak.
Sehingga variabel acak B merupakan variabel acak diskrit.
Selanjutnya perhatikan variabel acak pada pilihan C, yaitu
C = suhu hari ini di kota Jakarta
Perhatikan bahwa secara presisi, suhu hari ini di kota Jakarta dapat diukur dalam satuan terkecil. Sehingga misalkan diukur suhunya adalah 30°C. Namun bisa saja sebenarnya 29,95°C, 29,781°C, atau 30,027°C.
Sehingga jika dihitung secara presisi, maka suhunya tidaklah tepat 30°C. Suhu 30°C ini hanyalah secara pembulatan saja.
Sehingga variabel acak C merupakan variabel acak kontinu.
Selanjutnya perhatikan variabel acak pada pilihan D, yaitu
D = banyak mesin cuci yang terjual hari ini di sebuah toko elektronik
Perhatikan bahwa banyaknya mesin cuci yang terjual dapat dihitung secara pasti, misalkan terdapat 15 buah. Tidak mungkin terdapat 15,6 buah, karena tidak mungkin ada mesin cuci yang dihitung 0,6 buah.
Sehingga variabel acak D merupakan variabel acak diskrit.
Selanjutnya perhatikan variabel acak pada pilihan E, yaitu
E = nomor punggung pemain sepak bola
Perhatikan bahwa nomor punggung tersebut umumnya menggunakan bilangan bulat, misalkan nomor punggung 4. Dalam nomor punggung secara resmi, tidaklah ditemukan nomor punggung seperti 3,7 atau 4,15.
Sehingga variabel acak E merupakan variabel acak diskrit.
Maka variabel acak yang merupakan variabel acak kontinu terdapat pada pilihan C.